110
Variabel Estimasi
Parameter Pr |t|
Elastisitas Signifi-
kansi Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep
-335.456 0.6786
HJTLOTH Harga Jual Tenaga Listrik untuk Pelanggan
Lainnya
-1.08605 0.7233 -0.0303
-
PDBL PDB Selain Industri
0.003622 0.0001 0.3170
- A
PELOTH Jumlah Pelanggan Lainnya
6.654027 0.0001 0.7180
- A
D05
1514.473 0.0778
A D08
1082.157 0.1957
B Adj-R
2
= 0.9944; F-hitung = 678.23; Pr F = 0.0001; DW = 1.534954
Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen
B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen
D = Signifikan pada level 40 persen
Nilai parameter dugaan PDB sektor industri sebesar 0.003622 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti bahwa peningkatan PDB akan
menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Respon konsumsi listrik oleh pelanggan lainnya terhadap PDB bersifat tidak elastis.
Hasil pendugaan parameter jumlah pelanggan industri sebesar 6.654027 dan mempunyai hubungan yang positif, ini berarti kenaikan jumlah pelanggan
akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Respon konsumsi listrik oleh pelanggan lainnya terhadap jumlah pelanggan lainnya bersifat tidak elastis.
Kebijakan pemerintah melakukan perluasan pelanggan yang memperoleh subsidi pada tahun 2005 da n kenaika n tajam harga minyak dunia tahun 2008
secara nyata juga berpengaruh positif terhadap peningkatan konsumsi listrik. Kebijakan pemberian subsidi mendorong peningkatan pemakaian energi listrik
karena harga yang harus dibayar lebih murah daripada harga sesungguhnya.
4. Total Konsumsi Listrik
Total konsumsi listrik terdiri dari tenaga listrik yang terjual kepada pelanggan, konsumsi listrik yang dikonsumsi sendiri, dan tegaga listrik yang
111
hilang atau susut losses. Total konsumsi tenaga listrik yang terjual adalah persamaan ide ntitas yang merupaka n pe njumlahan tenaga listrik yang diko nsumsi
rumah tangga, industri, dalan pelanggan lainnya. Persamaan total tenaga listrik yang terjua l TLJUAL
t
TLJUAL dapat dirumuskan sebagai berikut:
t
= KONSRT
t
+ KONSIND
t
+ KONSOTH
t
Sementara tenaga listrik yang dikonsumsi sendiri dan susut KONSUS
t
KONSUS adalah persamaan identitas yang merupakan selisih total tenaga listrik yang
diproduksi dengan tenaga listrik yang terjual. Persamaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
t
= PRODTL
t
– TLJUAL
5.2.3. Blok Subsidi Harga Listrik
t
Koplow 2004 menemukan bahwa subsidi energi, termasuk listrik, ada di sebagian besar pasar energi di seluruh dunia. Di Indo nesia, subs idi listrik
merupakan hal krusial dalam pembangunan sektor kelistrikan di Indo nesia karena akan berkaitan dengan harga yang akan dikenakan kepada pelanggan. Karena
listrik telah menjadi barang yang menguasai hajat hidup orang banyak, sehingga da lam mene ntuka n besaran subs idi listrik dibutuhkan pertemua n yang intens if
antara pemerintah dan DPR. Menurut Handoko dan Patriadi 2005 peningkatan atau penurunan beban subsidi listrik dipengaruhi oleh: 1 perkembangan nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, 2 kebijakan tarif dasar listrik TDL, da n 3 mekanisme perhitungan subsidi listrik.
Hasil estimasi persamaan subsidi harga listrik per kWh untuk pelanggan rumah tangga, kalangan industri dan pelanggan lainnya, menunjukan bahwa
semua persamaan mempunyai tingkat penjelas yang tinggi. Hal ini terlihat dari
112
nilai koe fisien determinasi R
2
1. Subsidi Harga Listrik untuk Pelangga n Rumah Tangga
yang bernilai antara 0.92 sampa i 0.99, yang berarti bahwa variabel- variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan-
persamaan tersebut dapat menjelaskan 92 persen sampai dengan 99 persen keragaman variabel- variabel endogennya. Dilihat dari nilai statistik uji-F, semua
persamaan mempunyai Pr F bernilai 0.0001, yang berarti bahwa pada setiap persamaan variabel-variabel penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan
keragaman variabel endogennya secara nyata.
Pelanggan rumah tangga adalah yang terbesar dilihat dari segi jumlah pelanggan maupun jumlah konsumsi tenaga listriknya. Hasil pendugaan parameter
persamaan subsidi harga listrik untuk pelanggan rumah tangga dapat dilihat pada Tabe l 29. Dari Tabe l 29 tersebut dapat dilihat ba hwa subsidi harga listrik untuk
pelanggan rumah tangga dipengaruhi oleh kemampuan anggaran pemerintah.
Tabel 29. Hasil Estimasi Parameter Pe rsamaa n Subsidi Harga Listrik untuk Rumah Tangga , Tahun 1990-2010
Variabel Estimasi
Parameter Pr |t|
Elastisitas Signifi-
kansi Jangka
Pendek Jangka
Panjang
Intercept Intersep
-30.6897 0.1722
B PENPEM Penerimaan
Pemerintah
0.000438 0.0005
0.9730 1.2140
A
D08
189.6783 0.0163
A LSUBPRT Lag Subsidi per
kWh Pelanggan Ruta
0.198539 0.2198
C Adj-R
2
= 0.98066; F-hitung = 77.05; Pr F = 0.0001; D-h =
-0.6210
Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen
B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen
D = Signifikan pada level 40 persen
Nilai dugaan parameter total penerimaan pemerintah sebesar 0.000438 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan penerimaan pemerintah
berpotensi kenaikan subsidi harga listrik untuk pelanggan rumah tangga. Respon
113
subsidi harga listrik listrik untuk rumah tangga terhadap perubahan penerimaan pemerintah bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis dalam jangka
panjang. Ini berarti perubahan pemerintah yang sifatnya sementara tidak memberi respon pada subsidi harga listrik untuk rumah tangga, tetapi dalam jangka panja
memberi respon. Lonjakan harga minyak mentah dunia tahun 2008 juga memicu kenaikan
subsidi. Hal ini terjadi karena pada saat terjadi kenaikan harga minyak mentah dunia pemerintah tetap mempertahankan harga jual tenaga listrik pe langgan.
Subs idi harga listrik untuk rumah tangga juga dipengaruhi oleh subsidi listrik pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena dalam menaikan harga listrik
pemerintah selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, sehingga subsidi yang berimplikasi pada penetapan tarif listrik selalu dilakukan secara hati- hati.
2. Subsidi Harga Listrik untuk Pelangga n Industri