Produk Domestik Bruto Dampak kebijakan subsidi listrik terhadap perekonomian dan kemiskinan di Indonesia

117 variabel- variabel penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogennya secara nyata.

1. Produk Domestik Bruto

Dalam menghitung nilai PDB ada lima komponen yang harus dihitung, yaitu total pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Hasil pendugaan parameter pengeluaran rumah tangga di luar untuk konsumsi listrik disajika n pada Tabe l 34. Tabel 34 memperlihatkan bahwa hanya variabel PDB per kapita dan dummy lonjakan harga minyak dunia tahun 2008 yang berpengaruh secara nyata berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga di luar konsumsi listrik. Tabel 34. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Penge luaran di Luar Konsums i Listrik, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep -13586.9 0.7505 PDBKPT PDB per Kapita 110.0489 0.0747 0.8397 1.0370 A INFLASI Tingkat Inflasi -26.5894 0.9951 -0.0003 -0.0003 D98 54503.53 0.8489 D08 133465.5 0.0605 A LCONLAIN Lag Konsumsi Lainnya 0.190218 0.6989 Adj-R 2 = 0.99722; F-hitung = 1365.05; Pr F = 0.0001; D-h = 0.8045 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai dugaan parameter PDB per kapita sebesar 110.0489 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan pendapatan masyarakat akan memicu kenaika n belanja di luar konsumsi listrik. Respon ko nsumsi di luar listrik terhadap perubahan PDB per kapita bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. 118 Lonjakan harga minyak mentah dunia berdampak pada peningkatan pengeluaran di luar konsumsi listrik. Hal ini terjadi karena kenaikan harga minyak menyebabkan kenaikan barang-barang yang dipicu kenaika n biaya ope rasional dan barang-barang input. Sedangkan pengeluaran untuk konsumsi listrik CONLIS merupakan perka lian antara harga jual tenaga listrik dengan jumlah konsumsinya untuk setiap golongan pelanggan yang dirumuskan sebagai berikut: CONLIS t = HJTLRT t KONSRT t + HJTLIND t KONSIND t HJTLOTH + t KONSOTH Sementara total pengeluran rumah tangga CONRT merupakan penjumlahan total pengeluaran untuk konsumsi listrik dan konsumsi lainnya yang dirumuskan dengan: t CONRT t = CONLIS t + CONLAIN Komponen berikutnya dari PDB adalah investasi. Hasil pendugaan parameter persamaan investasi disajikan pada Tabel 35. Dari tabel 35 tersebut dapat dilihat bahwa semua variabel penjelas yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap nilai investasi. t Nilai dugaan parameter PDB sebesar 0.072185 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan PDB akan memicu kenaikan investasi. Respon investasi terhadap perubahan PDB bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Di samping itu, investasi juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Nilai dugaan parameter tingka t suku bunga sebesar 3763.54 dan mempunyai hubungan yang negatif, yang berarti kenaikan tingkat suku bunga dapat menurunkan minat 119 orang untuk berinvestasi karena orang akan lebih tertarik umtuk menabung. Respo n investasi terhadap perubahan tingkat suku bunga bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Tabel 35. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Investasi, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep 49424.32 0.3385 D PDB Produk Domestic Bruto 0.072185 0.0599 0.2716 3.3036 A SKBG Tingkat Suku Bunga -3763.54 0.1019 -0.1013 -1.2320 B D04 -1180440 0.0672 B LINV Lag Investasi 0.917795 0.0001 A Adj-R 2 = 0.99082; F-hitung = 513.83; Pr F = 0.0001; D-h = -0.5466 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Komponen selanjutnya dari PDB adalah ekspor dan impor. Hasil pendugaan parameter persamaan ekspor dapat dilihat pada Tabel 36. Dari Tabel 36 tersebut dapat diketahui bahwa nilai ekspor sangat dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap do lar Amerika Serikat. Tabel 36. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Ekspor, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep -26942 0.6491 KURS Nilai Tukar RpUS 13.10376 0.3164 0.1473 119.823 D D98 253373.3 0.0547 A LEKSPOR Lag Ekspor 0.998771 0.0001 A Adj-R 2 = 0.95208; F-hitung = 126.82; Pr F = 0.0003; D-h = -1.8515 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai dugaan parameter nilai tukar rupiah sebesar 13.10376 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti melemahnya nilai tukar rupiah teradap dolar Amerika Serikat dapat meningkatka n pendapatan nasional dari 120 ekspor. Ini terjadi karena melemahnya nilai tukar akan meningkatkan daya saing barang Indo nesia di luar ne geri disebabk an harga ba rang Indo nesia aka n lebih murah daripada barng dari negara lain. Respo n ekspor terhadap pe ruba han nilai tukar bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1998 dari sisi ekpor ternyata menguntungkan. Hal ini terjadi karena nilai tukar rupiah melemah drastis sehingga barang-barang dari Indonesia menjadi sangat murah, ditambah merosotnya pendapatan masyarakat Indonesia sehingga banyak perusahaan lebih banyak memproduksi barang-barang untuk diekspor karena permintaan dalam negeri menurun drastis. Ekspor juga dipengaruhi oleh nilai ekspor tahun sebelumnya. Hasil ini mengindikasikan Indonesia telah mempunyai hubungan dagang yang baik dengan negara lain. Namun untuk lebih meningkatkan ekspor diperlukan pembukaan hubungan da gang de ngan negara- negara lain selain de ngan negara-negara yang secara tradisional memang telah terjalin de ngan baik sejak lama. Sementara nilai dugaan parameter persamaan impor disajikan pada Tabel 37. Pada Tabel 37 tersebut dapat dilihat bahwa semua variabel penjelas yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap nilai impor Indonesia. Nilai dugaan parameter inflasi sebesar 19088.89 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti jika terjadi inflasi impor nasional dapat meningkat. Ini terjadi karena jika terjadi inflasi akan menyebabkan harga barang dalam negeri lebih mahal daripada barng impor, sehingga orang cenderung 121 mengimpor barang. Respon impor terhadap perubahan tingkat inflasi bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Nilai dugaan parameter nilai tukar rupiah sebesar 21.61700 dan mempunyai hubungan yang negatif, yang berarti melemahnya nilai tukar rupiah teradap dolar Amerika Serikat dapat menurunkan impor nasional. Ini terjadi karena melemahnya nilai tukar akan menyebabkan harga barang dalam negeri lebih murah daripada barng impor. Respon impor terhadap perubahan nilai tukar bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Tabel 37. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Impor, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep -2641834 0.0606 A INFLASI Tk Inflasi 19088.89 0.0367 0.4151 1.5817 A KURS Nilai Tukar RpUS -21.61700 0.2660 -0.2794 -1.0646 C POP Jumlah Penduduk 13.55890 0.0779 5.2328 19.9408 A D98 -1107300 0.0733 A LIMPOR Lag Impor 0.737583 0.0037 A Adj-R 2 = 0.93649; F-hitung = 57.03; Pr F = 0.0001; D-h = -3.4610 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai dugaan parameter jumlsh pe nduduk sebesar 13.55890 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti bertambahnya jumlah penduduk berpotensi menaikka n impo r nasional. Ini terjadi karena bertambahnya penduduk akan menyebabkan peningkatan barang dan jasa, sehingga untuk memenuhinya adalah mengimpor dari negara lain apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi. Respon impor terhadap perubahan jumlah pe nduduk be rsifat elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 122 Sebagaimana ekspor, impor juga dipengaruhi oleh nilai impor tahun sebelumnya. Makin banyak perusahaan multinasional mengakibatkan konsistennya nilai impor antar waktu. Nilai PDB adalah persamaan identitas dari lima komponen yang telah disebutkan sebelumnya yang dirumuskan sebagai berikut: PDB t = CONRT t + INV t + GOVEXP t + EKS t - IMP Sedangkan nilai riil PDB dihitung dengan rumus: t RPDB t = PDB t 100IHK Laju pertumbuhan ekonomi GROWTH dihitung berdasarkan perubahan PDB riil tahun sekarang terhadap tahun sebelumnya yang dirumuskan sebagai berikut: t GROWTH t = RPDB t – RPDB t-1 RPDB t-1 Sementara PDB per kapita dihitung berdasarkan nilai PDB dibagi dengan jumlah penduduk, a tau: 100 PDBKPT t = PDB t POP t

2. Nilai Tukar Rupiah