Konsums i Energi Nasional

IV. GAMBARAN UMUM KELISTRIKAN DAN KEMISKINAN

DI INDONESIA TAHUN 1990-2010 Pada bagian ini akan diuraikan mengenai gambaran umum kelistrikan di Indonesia pada periode tahun 1990-2010 seperti produksi dan konsumsi tenaga listrik, biaya operasional penyediaan tenaga listrik, serta harga jual tenaga listrik. Selain itu juga aka n diuraika n mengenai kebijakan pemberian subsidi listrik dan ke miskina n di Indo nesia.

4.1. Konsums i Energi Nasional

Berdasarkan data Kementerian ESDM, konsumsi energi akhir terbesar secara nasional adalah jenis BBM, diikuti gas bumi, batu bara, tenaga listrik, dan tekecil adalah elpiji. Namun dilihat kecenderungan antar waktu selama periode 1990–2009, kontribusi BBM semakin menurun, yaitu dari 69.8 persen pada tahun 1990 menjadi 51.9 persen pada tahun 2009. Sementara gas alam dan elpiji relatif stabil. Yang menarik adalah ko ntribusi batu ba ra da n tenaga listrik yang cenderung naik setiap tahun. Pada tahun 1990 kontribusi batu bara hanya 3.9 persen, ke mudian naik menjadi 12.9 persen di tahun 2009. Kontribusi tenaga listrik juga mengalami kenaikan dari 7.6 persen pada tahun 1990 menjadi 12.8 persen pada tahun 2009. Kontribusi batu bara terbesar terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 20.3 persen dan listrik pada tahun 2008 sebesar 13.9 persen. Ada fakta yang menarik da ri ko ntribusi tenaga listrik dalam komposisi pemakaian energi akhir pada periode tersebut yaitu pada saat terjadi krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis finansial global tahun 2008 kontribusinya mengalami kenaikan yang cukup s ignifikan. 72 Krisis ekonomi yang melanda bukan saja Indonesia tapi juga beberapa negara Asia lainnya menyebabkan pendapatan riil masyarakat turun, banyak perusahaan kesulitan keuangan, dan bisnis lesu. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka dilakukan langkah- langka h penghematan. Salah satu penghematan yang dilakukan dalam bidang energi adalah mencari energi yang paling murah. Meskipun tidak sefleksibel BBM maupun gas, dan tidak semurah batubara, tenaga listrik mempunyai harga yang relatif murah, mudah instalasi dan penggunaannya, serta ramah lingkungan. Hal ini mendorong meningkatnya konsumsi tenaga listrik pada saat krisis. Sementara pada saat krisis finansial global yang dimulai pada pertengahan tahun 2008 yang dibarengi melonjaknya harga minyak mentah dunia, mendorong dunia usaha mencari alternatif energi untuk mengurangi konsumsi BBM. Tenaga listrik adalah salah satu energi alternatif yang paling memungkinkan untuk mengatasinya karena prosesnya yang relatif cepat serta mudah dibandingkan dengan energi lainnya. Tabel 8. Distribusi Konsumsi Energi Akhir Menurut Je nis, Tahun 1990 – 2009 Tahun Batu Bara Gas Alam BBM Elpiji Listrik 1990 3.8 17.7 69.8 1.1 7.6 1995 4.8 15.0 69.9 1.7 8.7 1997 4.1 15.3 69.1 1.8 9.8 1998 4.6 14.1 69.2 1.8 10.3 1999 6.2 17.0 65.3 1.7 9.8 2000 7.3 17.6 63.6 1.7 9.8 2005 11.7 15.3 59.9 1.5 11.6 2006 15.8 14.8 55.4 1.7 12.3 2007 20.3 13.3 52.2 1.8 12.4 2008 13.2 15.0 55.0 2.8 13.9 73 2009 12.9 18.4 51.9 3.9 12.8 Sumber: Kementerian ESDM, 2010

4.2. Produksi Tenaga Listrik