Tenaga Listrik yang Dibeli

95 salah satunya. Namun kenaikan permintaan tersebut berakibat pada naiknya harga gas alam. Tabel 23. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Gas Alam, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -957.021 0.6388 PDGAS Harga Dunia Gas Alam 763.6172 0.5437 0.1544 1.0817 KURS Nilai Tukar Rupiah thd Dolar AS 0.107165 0.8659 0.0384 0.2693 PBBM Harga BBM Dalam Negeri 0.042218 0.9712 0.0045 0.0312 D98 19135.55 0.0006 A D09 8717.081 0.0410 A LPGAS Lag Harga Gas Alam Dalam Negeri 0.857225 0.0003 A Adj-R 2 = 0.9493; F-hitung = 60.29; Pr F = 0.0001; D-h = 0.2429 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Sementara persamaan biaya konsumsi BBM, batu bara, dan gas alam adalah persamaan identitas yang merupakan perkalian jumlah bahan bakar dengan harganya. Persamaan nilai konsumsi BBM CBBM, batu bara CBTB, dan gas alam CGAS dapat dirumuskan sebagai berikut: CBBM t = QBBM t PBBM CBTB t t = QBTB t PBTB CGAS t t = QGAS t PGAS

3. Tenaga Listrik yang Dibeli

t Tenaga listrik yang dibeli terus meningkat setiap tahun. Kenaikan tenaga listrik yang dibeli menunjukkan bahwa tenaga listrik yang diproduksi sendiri tidak dapat mencukupi permintaan tenaga listrik. Hal ini disebabka n laju tenaga listrik 96 yang diproduksi sendiri lebih lambat dari laju permintaan tenaga listrik, sehingga PLN harus beli dari perusahaan lain untuk memenuhi kenaikan permintaan tenaga listrik. Hasil pendugaan parameter persamaan tenaga listrik yang dibeli dari perusahaan lain IPP dapat dilihat pada Tabel 24. Dari Tabel 24 tersebut dapat dilihat bahwa tenaga listrik yang dibeli dari perusahaan lain dipengaruhi oleh tenaga listrik yang diproduksi sendiri, permintaan tenaga listrik yang diproks i dengan tenaga listrik yang terjual, dan besarnya susut tenaga listrik. Selain itu ketika harga minyak mentah dunia melonjak tajam pada tahun 2008 terjadi penuruna n tenaga listrik yang dibeli. Tabel 24. Hasil Estimas i Parameter Persamaan Tenaga Listrik yang Dibeli, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -3780.01 0.0278 A TLJUAL Jumlah Tenaga Listrik yang Terjual 0.046545 0.1843 0.2610 1.7517 B SUSUT Jumlah Tenaga Listrik yang Hilang 0.322728 0.0530 0.2603 1.7473 A D08 -2239.34 0.1577 B LTLBELI Lag Tenaga Listrik yang Dibeli 0.851006 0.0001 A Adj-R 2 = 0.99057; F-hitung = 500.23; Pr F = 0.0001; D-h = -0.1870 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai parameter dugaan variabel jumlah tenaga listrik yang terjual sebesar 0.046545 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan jumlah permintaan tenaga listrik akan memicu kenaikan jumlah tenaga listrik yang dibeli dari luar swasta. Respon jumlah tenaga listrik yang dibeli terhadap perubahan jumlah tenaga listrik yang terjual bersifat tidak elastis dalam jangka pendek, tetapi 97 elastis dalam jangka panjang. Ini berarti perubahan jumlah tenaga listrik yang terjual yang bersifat sementara tidak memberikan respon pada jumlah tenaga listrik yang dibeli, tetapi memberikan respon dalam jangka panjang. Nilai parameter dugaan variabel jumlah tenaga listrik yang hilang atau susut sebesar 0.322728 da n mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaika n jumlah tenaga listrik yang hilang akan memicu kenaikan jumlah tenaga listrik yang dibeli dari perusahaan lain. Respon jumlah tenaga listrik yang dibeli terhadap perubahan jumlah tenaga listrik yang terjual bersifat tidak elastis dalam jangka pendek, tetapi elastis dalam jangka panjang. Ini berarti perubahan jumlah tenaga listrik yang terjua l yang bersifat sementara tidak memberikan respon pada jumlah tenaga listrik yang dibeli, tetapi memberikan respon dalam jangka panjang. Ketika terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia tahun 2008 jumlah tenaga listrik yang dibeli berkurang sebesar 2 239.34 GWh. Hal ini terjadi karena kenaikan harga minyak mentah dunia menyebabkan kenaikan harga jual dari produsen tenaga listrik kepada PLN, sehingga PLN memaksimalkan produksi sendiri daripada beli dari perusahaan lain.

4. Total Produksi Listrik