Total Konsumsi Listrik Dampak kebijakan subsidi listrik terhadap perekonomian dan kemiskinan di Indonesia

107 Nilai parameter dugaan PDB sektor industri sebesar 0.003622 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti bahwa peningkatan PDB akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Respon konsumsi listrik oleh pelanggan lainnya terhadap PDB bersifat tidak elastis. Hasil pendugaan parameter jumlah pelanggan industri sebesar 6.654027 dan mempunyai hubungan yang positif, ini berarti kenaikan jumlah pelanggan akan menyebabkan peningkatan konsumsi listrik. Respon konsumsi listrik oleh pelanggan lainnya terhadap jumlah pelanggan lainnya bersifat tidak elastis. Kebijakan pemerintah melakukan perluasan pelanggan yang memperoleh subsidi pada tahun 2005 da n kenaika n tajam harga minyak dunia tahun 2008 secara nyata juga berpengaruh positif terhadap peningkatan konsumsi listrik. Kebijakan pemberian subsidi mendorong peningkatan pemakaian energi listrik karena harga yang harus dibayar lebih murah daripada harga sesungguhnya.

4. Total Konsumsi Listrik

Total konsumsi listrik terdiri dari tenaga listrik yang terjual kepada pelanggan, konsumsi listrik yang dikonsumsi sendiri, dan tegaga listrik yang hilang atau susut losses. Total konsumsi tenaga listrik yang terjual adalah persamaan ide ntitas yang merupaka n pe njumlahan tenaga listrik yang dikonsumsi rumah tangga, industri, dalan pelanggan lainnya. Persamaan total tenaga listrik yang terjua l TLJUAL t TLJUAL dapat dirumuskan sebagai berikut: t = KONSRT t + KONSIND t + KONSOTH t Sementara tenaga listrik yang dikonsumsi sendiri dan susut KONSUS t adalah persamaan identitas yang merupakan selisih total tenaga listrik yang 108 diproduksi dengan tenaga listrik yang terjual. Persamaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: KONSUS t = PRODTL t – TLJUAL

5.2.3. Blok Subsidi Harga Listrik

t Koplow 2004 menemukan bahwa subsidi energi, termasuk listrik, ada di sebagian besar pasar energi di seluruh dunia. Di Indonesia, subs idi listrik merupakan hal krusial dalam pembangunan sektor kelistrikan di Indo nesia karena akan berkaitan dengan harga yang akan dikenakan kepada pelanggan. Karena listrik telah menjadi barang yang menguasai hajat hidup orang banyak, sehingga dalam menentukan besaran subsidi listrik dibutuhkan pertemua n yang intens if antara pemerintah dan DPR. Menurut Handoko dan Patriadi 2005 peningkatan atau penurunan beban subsidi listrik dipengaruhi oleh: 1 perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, 2 kebijakan tarif dasar listrik TDL, da n 3 mekanisme perhitungan subsidi listrik. Hasil estimasi persamaan subsidi harga listrik per kWh untuk pelanggan rumah tangga, kalangan industri dan pelanggan lainnya, menunjukan bahwa semua persamaan mempunyai tingkat penjelas yang tinggi. Hal ini terlihat dari nilai koe fisien determinasi R 2 yang bernilai antara 0.92 sampa i 0.99, yang berarti bahwa variabel- variabel penjelas yang digunakan dalam persamaan- persamaan tersebut dapat menjelaskan 92 persen sampai de ngan 99 persen keragaman variabel- variabel endogennya. Dilihat dari nilai statistik uji-F, semua persamaan mempunyai Pr F bernilai 0.0001, yang berarti bahwa pada setiap persamaan variabel-variabel penjelas secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman variabel endogennya secara nyata. 109

1. Subsidi Harga Listrik untuk Pelangga n Rumah Tangga