Keterkaitan Subsidi dengan Kemiskinan

34 porsi yang lebih besar untuk tambahan subsidi bagi rumah tangga golongan rendah.

2.8.3. Keterkaitan Subsidi dengan Kemiskinan

Dalam penelitiannya tentang ketimpangan distribusi pendapatan, krisis ekonomi dan kemiskinan, Setianegara 2008 menekankan pentingnya masalah pemerataan distribusi pendapatan. Dia menyimpulkan bahwa ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia terjadi antar daerah, antar propinsi, dan dalam propinsi. Setianegara juga menambahkan bahwa para pengambil kebijakan ekonomi harus mempe rhatika n masalah kesenjangan ini karena beberapa alasan, yitu: i sebagian masyarakat memandang pemerataan pendapatan sebagai tujuan yang layak dicapai karena menyangkut masalah keadilan sosial, ii kebijakan pemerataan pendapatan, baik langsung maupun tidak langsung dijalankan untuk menurunkan kemiskinan, dan iii kebijakan pemerataan dalam semua bidang dapat meningkatkan kohesi sosial dan mengurangi konflik politik. Ritonga 2005 meneliti tentang hubungan pertumbuhan ekonomi dengan distribusi pendapatan di Indonesia. Dia menyimpulkan bahwa pendapatan nasional yang diterima penduduk berpenghasilan tinggi cenderung membesar, sedangkan untuk golongan berpenghasilan rendah tidak ada peningkatan berarti. Peningkatan pendapatan 20 persen penduduk berpenghasilan tinggi lebih cepat dari pada 80 persen penduduk yang lain. Akibatnya kesenjangan menjadi lebih lebar. Dia menambahkan berbagai indikator harus menjadi perhatian dalam memahami distribusi pendapatan di negara berkembang seperti Indonesia, seperti jumlah orang miskin, kesenjangan absolut, kesenjangan konsumsi, kesenjangan etnik, dan lain- lain. 35 Maipita, Jantan, dan Razak 2010 dalam penelitiannya tentang dampak kebijakan fiskal terhadap kinerja ekonomi dan angka kemiskinan di Indo nesia menggunakan model Computable General Equilibrium CGE salah satu kesimpulannya menyebutkan bahwa peningkatan subsidi menghasilkan penurunan harga pada sektor pertambangan dan pengalian, manufaktur, serta listrik, gas, dan air. Sementara dampak peningkatan subsidi terhadap kemiskinan menunjukkan penurunan yang signi fika n, khususnya area pedesaan. Dari penelitian-penelitian di atas dapat dilihat bahwa penelitian yang telah dilakukan, terutama di Indo nesia, lebih banyak terfokus pada analisis kebijakan baik keuntungan maupun kerugiannya dan analisis akibat pengurangan subsidi listrik seperti analisis kenaikan TDL, tetapi belum ada yang menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya subsidi listrik menggunakan analisis kuantitatif. Sehingga masih ada celah untuk melengkapi penelitian-penelitian tersebut yaitu untuk mengidentifikasi faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya subsidi listrik dan seberapa besar dampak kebijakan pe mberian subsidi listrik terhadap tingkat kemiskinan. Untuk itu, penelitian ini akan mengidentifikasi variabel- variabel ekonomi yang mempengaruhi besarnya subsidi listrik serta menganalisis dampaknya terhadap tingkat kemiskinan di Indo nesia menggunakan model ekonometrika. Penelitian untuk mengidentifikasi variabel- variabel ekonomi yang mempengaruhi besarnya subsidi listrik serta dampaknya terhadap tingkat kemiskinan sangat penting terutama bagi para pembuat kebijakan pada sektor kelistrikan. Di samping sebagai evaluasi kebijakan subsidi yang dilakukan selama ini, juga mencari solusi yang tepat untuk merumuskan kebijakan 36 subsidi yang lebih terarah dan berkeadilan tanpa mengabaikan kelangsungan perusahaan penyedia tenaga listrik di masa mendatang.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pikir

Proses penetapan besaran subsidi harga listrik melalui proses yang panjang antara pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR-RI. Berbagai pertimbangan telah diperhitungkan pemerintah dalam menetapka n nilai subsidi listrik baik secara politik maupun dampak kebijakan subsidi listrik tersebut, dampak positif maupun negatif. Kebijakan penetapan besaran subsidi akan berimplikasi pada besarnya harga jual tenaga listrik. Penetapan harga jual ini selanjutnya akan berpengaruh pada produksi dan konsumsi tenaga listrik. Ini dikarenaka n subsidi yang dikeluarkan pemerintah, selain untuk konsumen tenaga listrik juga disertai margin keuntungan yang diberikan kepada perusahaan penyedia tenaga listrik. Secara lebih luas, penetapan harga jual tenaga listrik juga akan berdampak pada harga-harga barang di masyarakat karena listrik telah menjadi salah satu sumber energi utama dalam menggerakan roda perekonomian. Sehingga penetapa n harga jual tenaga listrik ini akan berdampak luas pada berbagai aspek perekonomian seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, pengangguran, bahkan perdagangan antar negara. Berputarnya roda perekonomian, selanjutnya akan meningkatkan kesempatan kerja yang disertai peningkatan pendapatan. Perubahan pendapatan ini, peruba han harga- harga, serta campur tangan pemerintah secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri aka n mempengaruhi tingkat kemiskinan.