Total Produksi Listrik Biaya Ope rasi Produksi Tenaga Listrik

97 elastis dalam jangka panjang. Ini berarti perubahan jumlah tenaga listrik yang terjual yang bersifat sementara tidak memberikan respon pada jumlah tenaga listrik yang dibeli, tetapi memberikan respon dalam jangka panjang. Nilai parameter dugaan variabel jumlah tenaga listrik yang hilang atau susut sebesar 0.322728 da n mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaika n jumlah tenaga listrik yang hilang akan memicu kenaikan jumlah tenaga listrik yang dibeli dari perusahaan lain. Respon jumlah tenaga listrik yang dibeli terhadap perubahan jumlah tenaga listrik yang terjual bersifat tidak elastis dalam jangka pendek, tetapi elastis dalam jangka panjang. Ini berarti perubahan jumlah tenaga listrik yang terjua l yang bersifat sementara tidak memberikan respon pada jumlah tenaga listrik yang dibeli, tetapi memberikan respon dalam jangka panjang. Ketika terjadi lonjakan harga minyak mentah dunia tahun 2008 jumlah tenaga listrik yang dibeli berkurang sebesar 2 239.34 GWh. Hal ini terjadi karena kenaikan harga minyak mentah dunia menyebabkan kenaikan harga jual dari produsen tenaga listrik kepada PLN, sehingga PLN memaksimalkan produksi sendiri daripada beli dari perusahaan lain.

4. Total Produksi Listrik

Sementara persamaan total produksi tenaga listrik adalah persamaan identitas yang merupakan penjumlahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri dan yang dibeli dari perusahaan lain. Persamaan total produksi tenaga listrik PRODTL t PRODTL dapat dirumuskan sebagai berikut: t = PRODSDR t + TLBELI t 98

5. Biaya Ope rasi Produksi Tenaga Listrik

Hasil pendugaan parameter persamaan biaya operasi prod uksi tenaga listrik dapat dilihat pada Tabel 25. Dari Tabel 25 tersebut memperlihatkan bahwa hampir semua variabel yang digunakan sebagai penjelas berpengaruh secara nyata terhadap biaya operasi prod uks i tenaga listrik, kecuali variabel bedakala total biaya operasional. Tabel 25. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Total Biaya Operasi Produksi Tenaga Listrik, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -937.226 0.2040 C TLBELI Jumlah Tenaga Lisrik yang Dibeli 0.731174 0.0032 0.2065 0.2067 A CBBM Konsumsi BBM 0.969435 0.0001 0.3555 0.3559 A CBTB Konsumsi Batubara 1.197797 0.0202 0.0921 0.0922 A CGAS Konsumsi Gas Alam 1.583887 0.0001 0.1217 0.1219 A CLAIN Besarnya Pengeluaran Lainnya 0.808336 0.0005 0.2364 0.2366 A D08 5086.999 0.1034 B LBOP Lag Total Biaya Operasional 0.001061 0.9846 Adj-R 2 = 0.99926; F-hitung = 3645.08; Pr F = 0.0001; D-h = -0.5352 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai dugaan parameter listrik yang dibeli dari perusahaan lain sebesar 0.731174 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan 1 GWh pembelian listrik akan meningkatkan biaya operasi sebesar Rp. 731.17 juta. Respon biaya operasi produksi tenaga listrik terhadap tenaga listrik yang dibeli bersifat tidak elastis. Salah satu penyebabnya adalah mungkin karena porsi tenaga listrik yang dibeli yang relatif kecil dibandingkan yang diproduksi sendiri. 99 Estimasi parameter konsumsi BBM sebesar 0.969435 dan mempunyai hubungan yang positif. Respon biaya operasi produksi tenaga listrik terhadap pengeluaran untuk konsumsi BBM bersifat tidak elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan estimasi parameter konsumsi gas sebesar 1.583887 dan mempunyai hubungan yang positif. Respon biaya operasi produksi tenaga listrik terhadap pengeluaran untuk konsumsi gas bersifat tidak elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Hasil pendugaan parameter konsumsi batubara sebesar 1.197797 dan mempunyai hubungan yang positif. Respon biaya operasi produksi tenaga listrik terhadap pengeluaran untuk konsumsi batubara bersifat tidak elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dibandingkan dengan pengeluaran untuk BBM dan gas, pengeluaran untuk konsumsi batubara adalah paling tidak elastis. Hasil ini menunjukkan bahwa pengeluaran untuk konsumsi batubara memiliki nilai sensitivitas paling rendah terhadap biaya operasi prod uks i tenaga listrik. Dengan kata lain, batubara mempunyai nilai efisiensi paling tinggi untuk menekan biaya operasional perusahaan penyedia energi listrik, sedangkan konsumsi untuk BBM paling tidak efisien. Estimasi parameter penge luaran lainnya sebesar 0.808336 dan mempunyai hubungan yang positif. Respon biaya operasi produksi tenaga listrik terhadap pengeluaran untuk konsumsi gas bersifat tidak elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Ini dapat dipahami karena biaya rutin, seperti biaya untuk gaji karyawan, biaya pemeliharaan, biaya penyusutan, dan lain- lain, merupaka n biaya yang harus dike luarka n pe rusahaan setiap tahun. 100 Lonjakan harga minyak mentah dunia tahun 2008 menyebabka n total biaya operasi produksi tenaga listrik mengalami kenaikan sebesar Rp 5 087.0 miliar . Hal ini terjadi karena kenaikan harga minyak mentah dunia menyebabkan kenaika n harga jual BBM kepada PLN, sedangkan biaya pokok penyediaan energi per kWh dihitung berdasar nilai total biaya operasi produksi tenaga listrik dibagi tenaga listrik yang terjual. Persamaan biaya pokok penyediaan energi listrik per kWh ada lah : BPP t = BOP t TLJUAL t

5.2.2. Blok Kons umsi Tenaga Listrik

Hasil estimasi persamaan konsumsi energi listrik untuk rumah tangga, ka langan industri da n pelanggan lainnya, menunjukan bahwa semua persamaan mempuny ai tingkat penjelas yang tinggi. Hal ini terlihat dari nilai koe fisien determinasi R 2

1. Konsumsi Listrik Rumah Tangga