Dampak Kebijakan Penurunan Subsidi Harga Listrik Sebesar 10 Persen

142 pelanggan rumah tangga yang mencapai 16.46 persen. Penurunan tarif listrik ini memicu meningkatnya konsumsi listrik semua golongan pelanggan sebesar 0.76 persen, dengan peningkatan konsumsi tertinggi terjadi pada pelanggan industri yang mencapai 1.45 persen, pelanggan rumah tangga dan pelanggan lainnya masing- masing meningkat 0.47 persen dan 0.28 persen. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakuka n Ritschel dan Smestad 2003 yang menyimpulkan bahwa pemberian subsidi kepada konsumen listrik menyebabkan konsumen tidak hemat dalam konsumsi energi listrik. Di sisi lain, penurunan tarif listrik tersebut akan menekan tingkat inflasi 0.40 persen dan meningkatkan pertumbuan ekonomi sebesar 0.41 persen. Pertumbuhan ekonomi ini akan meningkatkan kesempatan kerja 0.07 persen, sehingga pengangguran berkurang 2.14 persen dan upah mengalami kenaikkan sebesar 0.03 persen. Menurunnya tingkat inflasi dan tingkat pengangguran serta naiknya upah tenaga kerja berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan masing- masing sebesar 0.56 persen dan 1.36 persen. Tingkat kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.10 persen. Ini sejalan de ngan pe nelitian yang dilakuka n Maipita, et al. 2010 yang menyatakan bahwa kebijakan pemberian subsidi memiliki dampak yang signifikan terhadap pengurangan tingkat kemiskinan di Indonesia.

6.3.2. Dampak Kebijakan Penurunan Subsidi Harga Listrik Sebesar 10 Persen

Skenario kebijakan ini hanya merupakan kebalikan dari Simulasi 1a. Meskipun masih berupa wacana, beberapa ahli menyarankan penurunan subsidi listrik secara gradual agar keuangan negara lebih sehat dan dapat melakukan berbagai kebijakan lain yang selama ini belum tersentuh atau hanya mendapat 143 porsi kecil, padahal menjadi kebutuhan mendasar sebagian besar masyarakat dan sifatnya berkesinambungan, seperti untuk meningkatkan sarana pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Hasil Simulasi 1b memperlihatkan bahwa kebijakan menurunka n subsidi listrik rata-rata sebesar 10 persen menyebabkan kenaikan harga jual tenaga listrik rata-rata sebesar 12.01 persen, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada pelanggan rumah tangga yang mencapa i 16.53 persen. Kena ikan tarif listrik ini berdampak pada menurunnya konsumsi listrik pada semua golongan pelanggan sebesar 0.76 persen, dengan penurunan konsumsi tertinggi terjadi pada pelanggan industri yang mencapai 1.45 persen, sementara pe langgan rumah tangga dan pelanggan lainnya masing- masing mengalami pe nurunan sebesar 0.47 persen dan 0.28 persen. Sebagaimana penemuan Komives, et al. 2009 bahwa pengurangan subsidi akan menyebabkan kenaikan tagihan listrik yang berarti akan mengurangi disposable income rumah tangga. Sehingga akan menekan konsumsi listriknya agar pengeluaran untuk kebutuhan lain tidak terganggu. Kenaika n tarif listrik tersebut juga aka n memicu kenaikan tingkat inflasi sebesar 0.40 persen dan menekan laju pe rtumbuan eko nomi sebesar 0.40 persen. Ebohon 1996 menyatakan bahwa hubungan antara kebutuhan energi dan pertumbuhan ekonomi bersifat komplemen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, kebijakan ini dapat menurunkan kesempatan kerja sebesar 0.07 persen, sehingga pengangguran bertambah 2.10 persen dan upah mengalami penurunan sebesar 0.03 persen. Naiknya tingkat inflasi dan tingkat pengangguran serta turunnya upah tenaga kerja berdampak pada peningkatan jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan masing- masing sebesar 0.55 persen dan 1.34 persen. 144 Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0.10 persen. Hasil ini sejalan dengan pe nemua n Adi dkk 2008 yang menyatakan bahwa kenaikan inflasi akan mendorong kenaikan jumlah penduduk miskin. Lebih jauh Hartono 2004 menemukan bahwa kelompok rumah tangga sangat miskin dan rumah tangga miskin menerima dampak negatif relatif besar dibandingkan dengan kelompok lainnya akibat kebijakan pengurangan subsidi yang berakibat pada kenaikan tarif listrik. 6.3.3. Dampak Kebijakan Penurunan Subsidi Harga Listrik Sebesar 10 Persen dan Dial ihkan ke Belanja Lai n Skenario kebijakan ini merupakan kelanjutan dari Simulasi 1b, yaitu bagaimana dampaknya jika hasil pengurangan anggaran subsidi listrik dialihkan ke belanja lain. Hasil Simulasi 1c memperlihatkan bahwa kebijakan menurunkan subsidi listrik rata-rata sebesar 10 persen dan dialihkan ke belanja lain menyebabkan kenaikan harga jual tenaga listrik rata-rata sebesar 11.49 persen, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada pelanggan rumah tangga yang mencapa i 15.91 persen. Kenaikan tarif listrik ini berdampak pada menurunnya konsumsi listrik pada semua golongan pe langgan sebesar 0.61 persen, dengan penurunan konsumsi tertinggi terjadi pada pelanggan industri yang mencapai 1.40 persen, sementara pelanggan rumah tangga dan pelanggan lainnya masing- masing mengalami penurunan sebesar 0.32 persen dan 0.01 persen. Dari sisi kinerja perekonomian, kenaikan tarif listrik tersebut akan memicu kenaikan tingkat inflasi sebesar 0.38 persen da n meneka n laju pertumbuan ekonomi sebesar 0.30 persen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, kebijakan ini dapat meningkatkan kesempatan kerja sebesar 0.05 persen, sehingga jumlah 145 pengangguran berkurang sebesar 1.06 persen dan tingkat upah naik 0.03 persen. Menurunnya jumlah pengangguran dan meningkatnya tingkat upah berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin baik di daerah perkotaan maupun pedesaan masing- masing sebesar 0.08 persen dan 0.08 persen. Tingkat kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0.01 persen. Hasil Simulasi 1c ini menunjukkan pengalihan subsidi ke belanja lain berdampak positif pada pengurangan pengangguran dan jumlah penduduk miskin, meskipun dapat memicu kenaikan harga dan menekan laju pertumbuhan ekonomi. Hasil ini mengimplikasikan bahwa pemerintah suda h seharusnya mulai mengurangi subsidi listrik yang terus membebani keuangan negara dan mengalihka n ke program lain yang lebih penting dan menyentuh lapisan masyarakat berpenghasilan rendah atau miskin. Makmun dan Abdurahman 2003 menyatakan bahwa dalam setiap mengambil kebijakan menaikka n TDL akibat pengurangan jumlah subsidi hendaknya dibarengi pula dengan usaha untuk peningkatan lapangan kerja, sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat.

6.3.4. Dampak Kebijakan Menaikkan Harga Jual Tenaga Listrik Sebesar 10 Persen