76
Dist 16.25
57.53 6.89
19.34 100.00
Sumber: PT PLN Persero, beberapa tahun diolah
4.3. Konsums i Tenaga Listrik
Jumlah permintaan tenaga listrik terus mengalami kenaikan setiap tahun, bahkan pada waktu terjadi krisis ekonomi tahun 1998 tetap tumbuh meskipun
kecil yaitu hanya sebesar 1.48 persen. Tenaga listrik terbesar dikonsumsi oleh pelanggan rumah tangga, diikuti pelanggan industri dan bisnis, sedangkan
pelanggan lainnya relatif kecil. Hal ini dikarenakan jumlah pelanggan rumah tangga merupakan pelanggan terbanyak yang mencapai 39.3 juta rumah tangga,
sedangkan pelanggan industri meskipun tidak sebanyak pelanggan rumah tangga, tetapi mempunyai rata-rata konsumsi per pelanggan lebih besar daripada
pelanggan yang lain.
Tabel 12. Konsums i Tenaga Listrik Menurut Golongan Pelanggan, Tahun 1990–2010
GWh
Tahun Rumah
Tangga Industri
Bisnis Sos ial
Lainnya Jumlah
∆ Tahun
1990
9 003.6 14 165.7 2 327.6
603.8 1 640.3 27 741.0
18.39 1995
17 056.9 24 722.6 5 090.6
1 063.0 1 815.5 49 748.8
15.87 1997
22 698.3 30 768.8 7 249.6
1 403.4 2 191.4 64 311.5
14.64 1998
24 865.5 27 995.5 8 656.0
1 417.4 2 327.1 65 261.4
1.48 1999
26 874.8 31 337.6 9 330.3
1 468.8 2 320.6 71 332.1
9.30 2000
30 563.4 34 013.2 10 576.0 1 643.5 2 368.7
79 164.8
10.98 2005
41 184.3 42 448.4 17 022.8 2 428.8 3 947.1 107 031.4
7.04 2006
43 753.2 43 615.5 18 415.5 2 603.6 4 222.1 112 609.8
5.21 2007
47 324.9 45 802.5 20 608.5 2 908.7 4 602.2 121 246.8
7.67 2008
50 184.2 47 968.9 22 926.3 3 082.4 4 857.1 129 018.8
6.41 2009
54 945.4 46 204.2 24 825.2 3 384.4 5 223.0 134 582.2
4.31 2010
59 824.9 50 985.2 27 157.2 3 700.1 5 630.0 147 297.5
9.45
Sumber: PT PLN Persero, beberapa tahun diolah
Krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis keuangan global tahun 2008 mempengaruhi konsumsi tenaga listrik oleh pelanggan industri. Ini ditunjukkan
77 dengan menurunnya konsumsi tenaga listrik pada tahun-tahun tersebut, tetapi
tidak terlalu berpengaruh terhadap pelanggan lainnya. Hal ini dapat dipahami karena krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1998 dan 2008 melanda beberapa
negara yang mempunyai hubungan perdagangan strategis dengan Indonesia seperti Jepang dan Korea Selatan. Sehingga kalangan industri terutama yang
berorientasi ekspor mengalami kelesuan akibat penurunan permintaan barang yang mereka hasilkan. Akibatnya jumlah konsumsi tenaga listrik juga mengalami
penurunan. Selain dijual kepada konsumen, sebagian tenaga listrik juga digunakan
perusahaan penyedia tenaga listrik sendiri, tetapi jumlahnya relatif kecil dibandingkan total produksi. Yang masih jadi masalah adalah besarnya tenaga
listrik yang hilang atau susut, baik susut transmisi maupun susut distribusi. Pada Tabe l 13 terlihat bahwa meskipun cenderung mengalami penurunan tetapi
jumlahnya masih sangat besar yaitu rata-rata diatas 10 persen kecuali pada tahun 2010 yang sebesar 9.89 persen. Ini berarti secara rata-rata lebih dari sepersepuluh
tenaga listrik yang diprod uks i terbuang sia-sia.
Tabel 13. Tenaga Listrik yang Dikonsumsi Sendiri dan Hilang, Tahun 1990–2010
GWh
Tahun Diko nsumsi
Sendiri Hilang atau Susut
Transmisi Distribus i
Jumlah 1990
1 672.5 884.1
4 569.0 5 453.1
15.63 1995
2 260.9 1 698.6
5 626.1 7 324.7
12.33 1997
3 230.3 1 818.7
7 069.9 8 888.6
12.09 1998
3 218.7 1 755.2
7 462.5 9 217.8
12.34 1999
3 224.4 2 116.6
7 862.4 9 979.0
12.22 2000
3 416.1 2 307.8
8 175.1 10 482.9
11.64 2005
5 302.4 2 794.4
11 442.8 14 237.2
11.55 2006
4 273.7 2 905.2
11 830.7 14 735.9
11.44 2007
5 229.7 3 080.9
12 158.3 15 239.2
11.08
78
2008 5 380.4
3 128.8 11 966.7
15 095.5 10.46
2009 5 536.0
3 303.3 11 744.3
15 047.6 10.11
2010 5 641.1
3 700.1 12 253.7
15 953.8 9.89
Sumber: PT PLN Persero, beberapa tahun diolah
Berba gai upa ya telah dilakuka n untuk mengurangi jumlah tenaga listrik yang hilang, seperti peningkatan kualitas pembacaan pemakaian tenaga listrik
melalui Automatic Meter Reading yang dipasang pada pelanggan pot ensial dan menertibkan pemakaian tenaga listrik kepada pelanggan yang melakukan
pencurian tenaga listrik. Namun masih tingginya angka susut tenaga listrik tersebut menuntut perusahaan penyedia tenaga listrik untuk terus meminimalkan
jumlah tenaga listrik yang hilang mengingat masih banyak masyarakat yang belum dapat menikmati tenaga listrik.
4.4. Subsidi Listrik