31 Penelitian kemampuan bayar pelanggan pada PT PLN Persero oleh
Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, IPB 2009disimpulkan bahwa meskipun secara umum pelanggan rumah tangga menyatakan tarif yang
diberlakukan PLN sudah sesuai, tetapi ketidakmampuan membayar pelanggan rumah tangga 450VA dan 900VA masih cukup tinggi masing- masing mencapai
15,33 persen dan 12,20 persen. Penelitian itu juga menemuka n ketidakmampuan membayar tiap daerah tidak sama. Berdasar data yang diperoleh, penelitian
tersebut menyarankan untuk rumah tangga selain 450VA dan 900VA dapat dilakukan penyesuaian tarif yang berkeadilan.Untuk pelanggan sosial, bisnis dan
industri juga dapat dikenakan tarif yang sesuai, kecuali untuk lembaga sosial yang terpasang daya 450VA yang harus tetap disubsidi.
2.8.2. Subsidi Listrik
Berbagai pendapat disampaikan tentang masih perlu atau tidaknya subsidi listrik. Handoko dan Patriadi 2005 menyatakan bahwa subsidi listrik masih
dapat dipe rtahankan de ngan arah yang jelas, serperti subsidi dikhususka n untuk pelanggan sosial, rumah tangga miskin, da n usaha kecilmenengah.Di samping
itu, PT PLN juga harus memiliki mekanisme yang dapat mencegah pencurian listrik atau inefisiensi dalam konsumsi listrik.
Selanjutnya, Purwoko 2003 menganalisis tentang peran subsidi bagi industri da n rumah tangga pengguna listrik. Dia mempe lajari dan menganalisis
trend kebutuhan energi listrik di masa yang akan datang dan membandingkan praktek-praktek subsidi listrik di beberapa negara ASEAN yaitu Malaysia,
Filipina, Thailand dan Vietnam. Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut antara lain bahwa:subsidi listrik di Indonesia masih diperlukan
32
dalam rangka membantu masyarakat yang kurang mampu agar dapat menikmati fasilitas listrik serta memperluas jaringa n listrik agar dapat menjangkau daerah-
daerah terpencil; untuk membantu masyarakat yang kurang mampu diperlukan subsidi silang antar kelompok pelanggan; pemerintah perlu memberi subsidi
kepada PT. PLN Persero untuk memperluas jaringan listrik; agar subsidi silang antar pelanggan dapat terjadi, maka tarif listrik yang ada saat ini perlu dinaikkan
secara bertahap, hingga menjadi sama dengan biaya produksi listrik. Nguyen 2008 dalam penelitiannya tentang dampak kenaikan tarif listrik
terhadap harga-harga di Vietnam menemukan bahwa kenaikan tarif listrik akan memicu kenaikan harga di seluruh sektor yang lain, ini berarti akan terjadi inflasi.
Berdasar pe nelitian yang dilakuka n World Bank 2002 tentang subsidi listrik untuk irigasi di India menemukan bahwa paket reformasi percepatan sektor
kelistrikan, termasuk penyesuaian tarif dan investasi untuk meningkatkan mutu pelayanan, meningkatkan pendapatan petani 40 – 100 persen. Untuk memastikan
kelangsungan dan peningkatan dukungan reformasi sektor kelistrikan, para pembuat kebijakan harus mendefinisikan, mengkomunikasikan, dan membuat
konsensus secaraterang dan jelas bahwa dengan biaya yang lebih tinggi maka mutu pelayanan juga akan terus meningkat.
United Nations Environment Programme 2008 dalam laporannya tentang
reformasi subsidi energi menyatakan bahwa salah satu dampak negatif adanya subs idi pada suatu barang atau jasa de ngan pe mbe rian harga di ba wah harga yang
seharusnya adalah memicu penggunaan produk tersebut lebih tinggi dan mengurangi keinginan menggunakannya secara efisien. UNEP juga menemukan
meskipun rumah tangga miskin dapat manfaat dari subsidi tersebut, tapi nilainya
33 sangat kecil karena konsumsinya yang juga cenderung kecil. Rumah tangga
kayalah yang lebih banyak mendapatkan keuntungan dengan subsidi tersebut. Koplow 2004 dalam penelitiannya mengenai subsidi terhadap industri
energi menyimpulkan bahwa berbagai subsidi yang nilainya ratusan milyar dollar per tahun di berbagai negara telah menghalangi pasar untuk lebih jernih dan
efisien dalam menyediakan berbagai jasa di bidang energi.Di samping itu juga meningkatkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.Untuk
mengatasinya diperlukan ke maua n po litik yang kuat dari semua pihak yang terlibat.
Pada penelitian lain, Ritschel dan Smestad 2003 menganalisis tentang subsidi sektor energi dalam deregulasi pasar sektor kelistrikan di negara bagian
California. Mereka menyimpulkan bahwa intervensi pemerintah untuk mengurangi dampak krisis energi telah mengisolasi pengguna listrik dari keadaan
pasar yang sebe narnya, mencegah keingi na n meningkatkan konservasi energi, dan pindah ke energi alternatif ya ng terbaruka n.
Komives, et al. 2009 meneliti tentang dampak subsidi listrik untuk rumah tangga di Meksiko terhadap kemiskinan.Mereka menemukan beberapa hal
mulai evaluasi berbagai alternatif sampai skema hargasubsidi untuk listrik rumah tangga. Beberapa temuan tersebut diantaranya: i peruba han harga tanpa
dibarengi penghapusan subsidi untuk sebagian besar pelanggan tidak akan menghilangan kesenjangan di masyarakat, ii pengurangan subsidi akan
menyebabkan kenaikan tagihan listrik yang berarti akan mengurangi disposable income
rumah tangga, dan iii pengurangan biaya dapat mengimbangi kebutuhan menaika n harga, dan pengurangan biaya dengan sendirinya akan menghasilkan
34
porsi yang lebih besar untuk tambahan subsidi bagi rumah tangga golongan rendah.
2.8.3. Keterkaitan Subsidi dengan Kemiskinan