Dampak Pengurangan Susut Tenaga Listrik Sebesar 10 Persen Dampak Pengurangan Margi n Usaha Sebesar 1 Persen

152

6.5. Simulasi Kebijakan Berkaitan denga n Efisiensi Pe rusahaa n Penye dia

Tenaga Listrik Simulasi berkaitan dengan efisiensi perusahaan penyedia tenaga listrik dilakukan dengan tiga skenario kebijakan, yaitu: 1 Susut tenaga listrik diturunkan sebesar 10 persen, 2 Margin usaha PLN dikurangi 1 persen, dan 3 Kombinasi pengurangan susut tenaga listrik sebesar 10 persen dan pengurangan margin usaha PLN sebesar 1 persen.

6.5.1. Dampak Pengurangan Susut Tenaga Listrik Sebesar 10 Persen

Besarnya tenaga listrik yang hilang atau susut merupakan salah satu masalah yang dihadapi PLN. Untuk mengatasi masalah ini berbagai langkah telah ditempuh, seperti memasang alat pencatat otomatis untuk penggan potensial, dan memantau pencurian tenaga listrik melalui kerja sama dengan pihak kepolisian. Sehingga perlu disimulasikan untuk mengetahui seberapa besar dampak pengurangan susut jaringan terhadap besarnya subsidi listrik yang harus dikeluarkan pemerintah. Dari hasil Simulasi 3a dapat dilihat ba hwa pengurangan susut tenaga listrik sebesar 10 persen dapat menghemat tenaga listrik yang dibeli dari perusahaan lain sebesar 2.01 persen. Penghematan ini dapat menekan biaya operasional PLN sebesar 0.32 persen, dan BPP turun sebesar 0.35 persen. Penurunan ini akan dapat menurunkan harga jual tenaga listrik yang harus dibayar pelanggan sebesar 0.65 persen. Lebih lanjut kejadian tersebut akan menurunkan tingkat inflasi sebesar 0.02 persen, tetapi laju pertumbuan ekonomi tumbuh sebesar 0.02 persen, meskipun secara harga berlaku justru mengalami pe nurunan. Ini terjadi karena penurunan inflasi lebih tinggi daripada penurunan ekonomi. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja maupun kemiskinan tidak terlalu terpegaruh. 153

6.5.2. Dampak Pengurangan Margi n Usaha Sebesar 1 Persen

Masalah pemberian margin keuntungan kepada PT PLN Persero menjadi perhatian anggota DPR-RI belakangan ini. Bagi PLN itu adalah konsekuensi pemerintah yang telah menetapkan harga jual tenaga listrik yang berada di bawah harga keekonomian. Hasil Simulasi 3b menunjukka n bahwa pengurangan margin usaha sebesar 1 persen dapat menur unkan tarif listrik rata-rata sebesar 2.16 persen, dengan penuruna n terbesar pada tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga sebesar 2.59 persen. Penur unan harga jual tenag listrik ini memicu peningkatan konsumsi listrik yang mencapai 0.11 persen. Dampak lebih lanjut penurunan tingkat inflasi sebesar 0.07 persen dan perekonomian tumbuh sebesar 0.05 persen. Dari sisi penyerapan tenaga kerja da n ke miskinan tidak terlalu berpengaruh. 6.5.3. Dampak Penurunan Sus ut Tenaga Listrik Sebesar 10 Persen dan Pengurangan Margin Usaha Sebesar 1 Persen Hasil Simulasi 3c menunjukkan bahwa pe nurunan tenaga listrik yang hilang atau susut sebesar 10 persen dan pengurangan margin usaha sebesar 1 persen dapat menurunkan tarif listrik rata-rata sebesar 2.60 persen, dengan penurunan terbesar pada tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga sebesar 3.12 persen. Penurunan harga jual tenaga listrik ini memicu peningkatan konsumsi listrik yang mencapai 0.14 persen. Dampak lebih lanjut penurunan tingkat inflasi sebesar 0.08 persen dan laju pertumbuan ekonomi tumbuh sebesar 0.06 persen. Namun dari sisi penyerapan tenaga kerja justru terjadi peningkatan pengangguran sebesar 0.31 persen. Begitu juga dengan jumlah penduduk miskin yang mengalami peningkatan sebesar 0.04 persen. 154 Tabel 47. Dampak Kebijakan Subsidi Harga Listrik terhadap Perekonomian dan Ke miskinan di Indonesia Periode Peramalan, Tahun 201 1-2015 E NDO GE N Nilai Das ar Si m 1 a Si m 1b Si m 1 c Si m 1d Si m 2 a Si m 2b Si m 2 c Si m 2d Si m 3 a Si m 3b Si m 3 c P R ODS DR 153 633.0 0.01 -0.01 -0.01 0.66 0.66 0.67 0.66 -0.10 0.00 0.00 0.00 QB B M 10 612 419.0 0.01 -0.01 -0.01 -0.73 -0.72 -0.71 -0.72 -0.08 0.00 0.00 0.00 QB T B 28 940 589.0 0.02 -0.02 -0.02 1.06 1.06 1.08 1.06 -0.14 0.00 0.00 0.00 QG AS 357 367.0 0.07 -0.07 -0.07 2.38 2.39 2.46 2.38 -0.46 0.00 0.01 0.02 P B B M 7 521.0 -0.07 0.07 0.07 10.98 10.99 10.92 10.99 0.31 0.00 -0.01 -0.02 P BT B 781.3 -0.40 0.40 0.38 4.48 4.48 4.08 4.49 2.09 -0.03 -0.08 -0.10 P GAS 45 014.2 -0.08 0.08 0.08 0.38 0.38 0.29 0.38 0.48 0.00 -0.02 -0.02 C B B M 80 225.6 -0.06 0.06 0.06 10.20 10.20 10.15 10.21 0.23 0.00 -0.01 -0.01 C B T B 22 746.0 -0.40 0.40 0.39 5.76 5.77 5.36 5.78 1.97 -0.02 -0.08 -0.09 C GAS 16 156.6 -0.01 0.01 0.01 2.84 2.85 2.83 2.85 0.02 0.00 0.00 0.00 TL BE LI 43 589.0 -3.98 3.98 3.17 7.70 6.98 2.89 7.10 -3.12 -2.01 -0.63 -1.97 P R ODT L 197 222.0 -0.87 0.87 0.69 2.22 2.06 1.16 2.08 -0.77 -0.44 -0.14 -0.43 B OP 203 865.0 -0.70 0.70 0.57 6.23 6.12 5.40 6.14 -0.13 -0.32 -0.11 -0.33 B P P 1 129.4 -1.41 1.43 1.15 6.94 6.80 5.26 6.84 -0.73 -0.35 -0.22 -0.46 CL IS RT 71 656.7 0.47 -0.47 -0.32 -0.48 -0.44 0.05 -0.45 0.63 0.02 0.05 0.06 CL ISIN D 62 088.6 1.45 -1.45 -1.40 -1.27 -1.46 0.00 -1.49 0.19 0.08 0.27 0.32 CL IS OT H 46 096.2 0.28 -0.28 -0.01 -0.59 -0.29 0.15 -0.30 1.26 0.00 0.01 0.01 TLJ UAL 179 841.0 0.76 -0.76 -0.61 -0.78 -0.75 0.06 -0.77 0.64 0.03 0.11 0.14 S US UT 10 558.8 -29.16 29.18 23.37 54.66 51.25 20.77 52.05 -25.26 -10.00 -4.51 -10.00 S UB P R T 694.1 10.00 -10.00 -10.00 -7.57 0.19 11.96 0.00 0.94 -0.01 -0.04 -0.06 S UB P IND 611.9 10.00 -10.00 -10.00 -9.93 0.20 13.56 0.00 0.98 -0.02 -0.05 -0.05 S UB P OT H 380.0 10.00 -10.00 -10.00 -22.10 0.24 21.84 0.00 1.21 0.00 -0.05 -0.05 S UB R T 50 230.0 10.53 -10.44 -10.30 -8.02 -0.27 12.03 -0.46 1.67 0.00 0.01 0.01 S UB IND 38 435.5 11.69 -11.39 -11.34 -11.13 -1.37 13.56 -1.59 1.24 0.07 0.24 0.29 S UB OT H 17 784.5 10.30 -10.24 -10.00 -22.53 -0.04 22.06 -0.27 2.66 -0.01 -0.05 -0.06 S UB L ST R 106 450.0 10.91 -10.75 -10.62 -11.56 -0.63 14.26 -0.84 1.68 0.02 0.08 0.10 HJT L RT 525.6 -16.46 16.53 15.91 10.00 15.54 0.00 15.89 -2.91 -0.78 -2.59 -3.12 HJT LIND 607.8 -12.88 12.95 12.39 10.00 13.46 0.00 13.74 -2.44 -0.67 -2.25 -2.71 HJT L OT H 839.7 -6.56 6.60 6.20 10.00 9.78 0.00 9.93 -1.60 -0.50 -1.64 -1.98 AV HJT L 634.5 -11.95 12.01 11.49 10.01 12.92 0.02 13.18 -2.25 -0.65 -2.16 -2.60 PE NP J K 1 118 607.0 0.00 0.00 0.27 -0.13 0.22 0.31 0.22 1.18 -0.01 -0.05 -0.06 PE NP E M 1 372 000.0 0.00 0.00 0.22 -0.11 0.18 0.25 0.18 0.96 -0.01 -0.04 -0.05 BL JL AIN 666 654.0 -0.21 0.21 1.72 0.49 0.53 0.33 0.54 0.34 -0.01 -0.05 -0.06 GO VE XP 773 104.0 1.32 -1.30 0.02 -1.17 0.37 2.25 0.35 0.53 -0.01 -0.03 -0.03 C ONL IS 113 724.0 -11.57 11.42 11.05 9.15 12.43 0.06 12.67 -1.83 -0.64 -2.09 -2.51 C ONL AIN 4 775 053.0 0.22 -0.21 0.14 -0.57 -0.18 0.17 -0.18 1.63 -0.01 -0.03 -0.04 C ONR T 4 888 777.0 -0.06 0.06 0.40 -0.34 0.12 0.17 0.12 1.55 -0.02 -0.08 -0.09 INV 3 304 827.0 0.18 -0.18 -0.01 -0.46 -0.28 -0.04 -0.29 0.62 0.00 0.00 0.00 155 Tabel 47. Lanjutan E NDO GE N Nilai Das ar Si m 1 a Si m 1b Si m 1 c Si m 1d Si m 2 a Si m 2b Si m 2 c Si m 2d Si m 3 a Si m 3b Si m 3 c E KS P OR 1 807 713.0 -0.28 0.28 0.27 0.68 0.67 0.39 0.67 1.73 -0.01 -0.05 -0.07 IM P OR 1 916 121.0 -0.54 0.53 0.51 1.08 1.25 0.68 1.26 -1.26 -0.03 -0.09 -0.11 P DB 8 858 300.0 0.21 -0.21 0.16 -0.56 -0.14 0.21 -0.15 1.76 -0.01 -0.04 -0.04 R P DB 3 413 771.0 1.48 -1.44 -1.03 -3.29 -3.04 -1.45 -3.07 0.66 0.06 0.20 0.24 GR O WT H 5.39 0.41 -0.40 -0.30 -0.81 -0.83 -0.36 -0.83 0.38 0.02 0.05 0.06 P DB KP T 35 861.5 0.22 -0.21 0.16 -0.56 -0.15 0.20 -0.15 1.74 -0.01 -0.03 -0.04 KUR S 7 881.5 -2.28 2.28 2.20 5.35 5.47 3.13 5.54 10.00 -0.12 -0.44 -0.53 IHK 258.5 -1.24 1.24 1.20 2.82 2.98 1.66 2.98 1.04 -0.08 -0.23 -0.27 INFL AS I 4.55 -0.40 0.40 0.38 0.79 0.93 0.50 0.94 0.21 -0.02 -0.07 -0.08 S KB G 8.35 -0.20 0.20 0.19 0.42 0.47 0.26 0.47 0.13 -0.01 -0.04 -0.04 ST K 125 556.0 -0.01 0.01 0.01 0.02 0.02 0.01 0.02 0.02 0.00 0.00 0.00 DT K 121 168.0 0.07 -0.07 0.05 -0.18 -0.05 0.07 -0.05 0.58 0.00 -0.01 -0.01 UNE M P L 4 387.9 -2.14 2.10 -1.06 5.52 1.90 -1.47 1.93 -15.18 0.07 0.26 0.31 R UP H 640.0 0.03 -0.03 0.03 -0.09 -0.02 0.05 -0.02 0.31 0.00 0.00 0.00 M IS KOT A 9 749.3 -0.56 0.55 -0.08 1.37 0.69 -0.12 0.70 -2.95 0.01 0.03 0.03 M IS DE S A 13 971.7 -1.36 1.34 -0.08 2.25 0.70 -1.22 0.73 -3.15 0.01 0.03 0.04 P M IS KIN 23 721.0 -1.03 1.02 -0.08 1.89 0.70 -0.77 0.72 -3.07 0.01 0.03 0.04 T MIS KIN 9.66 -0.10 0.10 -0.01 0.18 0.07 -0.07 0.07 -0.29 0.00 0.00 0.00 Keterangan: Sim 1a: Subsidi Harga Listrik naik 10 persen Sim 1b: Subsidi Harga Listrik dikurangi 10 persen Sim 1c: Subsidi Harga Listrik dikurangi 10 persen dan dialihkan ke Belanj a Lain Sim 1d: Harga Jual Tenaga Listrik dinaikkan 10 persen Sim 2a: Harga Minyak Ment ah Indonesia naik 10 persen Sim 2b: Harga Minyak Mentah Indonesia naik 10 persen dan Harga Jual Tenaga Listrik per kWh t etap Sim 2c: Harga Minyak Ment ah Indonesia naik 10 persen dan Subsidi per kWh tetap Sim 2d: Rupiah t erdepresi asi 10 persen terhadap US Sim 3a: Susut Tenaga Listrik berkurang 10 persen Sim 3b: Margin Usaha PLN dikurangi 1 persen Sim 3c: Kombinasi Si m. 3a dan Si m. 3b Hartono dan Resosudarmo 2008 dalam penelitiannya menyimpulkan kebijakan peningkatan efisiensi lebih baik daripada pembatasan konsumsi energi, termasuk listrik. Peningkatan efisiensi perusahaan penyedia tenaga listrik pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan kelompok rumah tangga. Hasil yang lebih bagus dapat tercapai apabila peningkatan efisiensi dibarengi dengan kebijakan pengurangan subsidi listrik. Namun sebagaimana telah dijelaskan, dalam mengambil kebijakan, seperti kebijakan menaikkan TDL hendaknya pemerintah mempertimbangkan dampaknya yang paling 156 kecil sekalipun baik terhadap kegiatan ekonomi maupun lapisan masyarakat konsumen PLN, terutama masyarakat berpenghasilan rendah Handoko dan Patriadi, 2005.

6.6. Ringkas an Dampak Kebijakan Subsidi Harga Listrik terhadap