12
maupun luar negeri. Oleh karena itu salah satu rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya
subsidi listrik di Indonesia? 2. Seberapa besar dampak kebijakan pemberian subsidi tersebut terhadap jumlah
penduduk miskin?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya produksi,
konsumsi, subsidi, dan harga jual tenaga listrik, serta pe nerimaan dan pengeluaran pemerintah,kondisi perekonomian, kesempatan kerja, dan tingkat
kemiskinan di Indo nesia. 2. Melakukan simulasi dampak peruba han kebijakan subsidi harga listrik,
efisiensi perusahaan terhadap kondisi perekonomian dan kemiskinan di Indo nesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapka n dapat memberi manfaat: 1. Bagi Pemerintah dan PLN, sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan
pemberian subsidi yang dilakukan selama ini serta mendapa t masuka n dalam membuat kebijakan subsidi listrik ke depan yang lebih terarah dan memenuhi
azas berkeadilan. 2. Bagi anggota Legilatif dan Partai Politik, sebagai masukan dalam
memperjuangka n kepentinga n rakyat, terutama masyarakat miskin, tanpa mengabaikan nasib perusahaan penyedia energi listrik, sehingga subsidi benar-
benar dapat dirasakan oleh mereka yang membutuhkan, roda perekonomian
13 dapat berputar, dan perusahaan penyedia energi listrik dapat beroperasi
sebagaimana mestinya. 3. Bagi masyarakat, sebagai media pembelajaran dan pendewasaan masyarakat
akan hakikat subsidi listrik, sehingga masyarakat bisa mengoptimalkan konsumsi listrik sesuai dengan tingkat kemampuannya.
1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya biaya pokok penyediaan tenaga listrik, subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah, da n harga jual tenaga
listrik yang harus diba yar pelanggan, baik faktor sosial, politik, maupun ekonomi. Penelitian ini lebih difokuskan pada faktor- faktor ekonomi yang dominan
mempengaruhi besarnya biaya pokok penyediaan, subsidi, da n harga jua l tenaga listrik serta dampaknya terhadap perekonomian dan kemiskinan baik di daerah
pedesaan maupun perkotaan. Penelitian ini menggunakan data pada periode tahun 1990 sampai dengan
2010. Sebagaimana diketahui, pada tahun 1997 terjadi krisis ekonomi di Indonesia yang berdampak kepada kinerja perekonomian nasional baik secara makro
maupun mikro. Banyak perusahaan mengalami kesulitan keuangan tak terkecuali perusahaan penyedia tenaga listrik PLN. Namun penelitian ini tidak
membedakan masa sebelum dan sesudah krisis, meskipun kebijakan pemerintah setelah krisis sangat berbeda dibandingkan sebelum krisis, terutama yang
berkaitan dengan subsidi, termasuk subsidi listrik. Periode penelitian yang lebih banyak pada periode setelah krisis menyebabkan model yang dibangun lebih
menggambarkan kondisi perekonomian setelah krisis daripada sebelum krisis.
14
Selain itu, luasnya permasalahan berkaitan dengan biaya penyediaan, subs idi, da n pe nent uan harga jual tenaga listrik di Indonesia serta keterbatasan
data yang tersedia, ada beberapa keterbatasan penelitian ini, yaitu: 1. PLN membagi pelanggan menjadi 37 golongan tarif. Namun dalam penelitian
ini hanya membagi pelanggan menjadi tiga kelompok, yaitu pelanggan rumah tangga, pelanggan industri dan pelanggan lainnya.
2. Belanja pemerintah dalam penelitian ini hanya dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu belanja untuk subsidi listrik dan belanja lainnya. Belanja
untuk subsidi dibedakan menjadi subsidi untuk pelanggan rumah tangga, pelanggan industri, dan pelanggan lainnya. Sementara untuk belanja lainnya
tidak dipisahkan secara terperinci. 3. Lingkup pembahasan penelitian ini dilakukan pada level nasional, maka hasil
analisisnya juga bersifat umum secara nasional. Jadi ada kemungkinan hasilnya kurang sesuai jika diterapkan pada level regional karena setiap daerah
tentunya mempunyai kekhususan tersendiri, baik secara karakteristik wilayah, jumlah pelanggan, maupun jumlah konsumsi listriknya.
4. Penelitian ini juga hanya memfokuskan pada kebijakan pemberian subsidi listrik kepada pelanggan PLN, sehingga mengabaikan kebijakan perusahaan-
perusahaan penyedia listrik selain PLN. Selain itu, pe nelitian ini juga hanya menganalisis subs idi listrik yang dilakukan pe merintah yaitu subs idi harga,
sehingga tidak meneliti alternatif lain dari kebijakan subsidi seperti kebijakan pengalihan subsidi langsung tunai kepada pelanggan, subsidi barang input,
dan lain- lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA