17 menarik pajak yang sama besarnya dengan subsidi, iii konsumsi dapat menjadi
terlalu tinggi overconsumption, jika jumlah yang disediakan oleh pemerintah lebih besar daripada jumlah sesungguhnya yang tersedia untuk dibeli konsumen,
atau iv sebaliknya konsumsi menjadi terlalu rendah underconsumption, apabila jumlah subsidi yang disediakan oleh pemerintah lebih kecil daripada jumlah yang
diharapkan oleh konsumen.
2.2. Efek Pemberian Subsidi
Menurut Reiche dan Teplitz 2009, secara garis besar alasan pemberian subsidi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Pasar gagal untuk mendapatkan titik temu antara permintaan dan penawaran dengan cara yang paling menguntungkan. Subsidi berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan, hal ini dapat terjadi sepanjang biaya sosialnya tidak melebihi nilai keuntungan. Ada berbagai alasan yang mendukung alasan
ini, seperti kegagalan pasar market failures, pasar tidak sempurna market imperfections
, da n eksternaliti externality. 2. Pemberian subsidi berkaitan aspek distribusi distribustional considerations.
Subsidi diberikan kepada kelompok masyarakat tersebut untuk dapat hidup layak pada tingkat tertentu. Dalam masalah ini subsidi biasanya dikaitkan
dengan aspek kemiskinan poverty, keterjangkauan affordability dan keadilan fairness.
Meskipun kedua alasan tersebut berbeda, tetapi dalam pelaksanaannya sangat sulit memisahkan satu dengan yang lain. Sebagai contoh, pemulihan
kegagalan pasar market failures untuk meningkatkankan efisiensi eko nomi
18
sering dijadikan dalih kebijakan pemberian subsidi yang dikaitkan dengan masalah pemerataan.
Kebijakan pemberian subsidi mempunyai efek pos itif maupun negatif. Efek pos itif kebijakan pemberian subsidi terjadi apabila kebijakan ini dikaitkan
kepada barang dan jasa yang memiliki pos itif eksternalitas. Subsidi dapat meningkatkan output da n akan lebih banyak sumber daya yang dialokasikan ke
barang dan jasa tersebut, misalnya subsidi untuk pendidikan dan teknologi tinggi. Namun demikian, peningkatan jumlah subsidi akan mengakibatkan pajak
yang lebih tinggi atau peningkatan harga untuk barang-barang konsumen. Hal initerjadi karena pajak merupakan sumber dana untuk subsidi. Menurut Basri
dalam
Agar subsidi dapat berjalan secara efektif, maka berdasar studi dan pengalaman di berbagai negara, United Nations Environment Programme UNEP
merekomendasikan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan subsidi tersebut, yaitu:
Handoko dan Pariadi 2005, subsidi yang tidak transparan dan tidak tepat sasaranakan mengakibatkan: i distorsi baru dalam perekonomian, ii inefisiensi,
dan iii subsidi dinikmati oleh mereka yang tidak berhak.
1. Well-targeted: subsidi diberikan hanya kepada mereka yang menjadi tujuan subs idi da n pantas menerimanya.
2. Efisien: subsidi tidak boleh mendorong produsen maupun ko nsumen untuk menyediaka n atau menggun aka n barang atau jasa yang disubs idi tersebut
secara berlebihan. 3. Ada justifikasi yang jelas melalui analisis yang tepat dengan
mempertimbangkan untung ruginya.
19 4. Prakt is: jumlah subsidi harus terjangkau dan biaya administrasinya serendah
mungkin. 5. Transparan: publik bisa mengetahui berapa nilai subsidi dan siapa saja yang
menerima. 6. Waktunya terbatas: waktu pemberian subsidi harus jelas, sehingga produsen
maupun konsumen tidak kaget ketika subsidi tersebut dicabut.
2.3. Kemiskinan