Konsums i Bahan Bakar

88 sendiri terhadap perubahan jumlah konsumsi gas alam bersifat tidak elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti perubahan jumlah konsumsi gas alam yang sifatnya sementara maupun jangka panjang tidak memberikan respon pada jumlah tenaga listrik yang diproduksi sendiri. Tabel 17. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Produksi Tenaga Listrik yang Diproduksi Sendiri, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 9012.079 0.0341 A QBBM Jumlah Konsumsi BBM 0.000248 0.6814 0.0202 0.0537 QBTB Jumlah Konsumsi batubara 0.001461 0.0378 0.2296 0.6123 A QGAS Jumlah Konsumsi Gas Alam 0.023578 0.0317 0.0537 0.1433 A LPRODSDR Lag Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi Sendiri 0.625091 0.0003 A Adj-R 2 = 0.99314; F-hitung = 688.31; Pr F = 0.0001; D-h = -3.1475 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen

2. Konsums i Bahan Bakar

Sebagian besar pembangkit yang dimiliki PLN menggunakan bahan bakar BBM, batubara, dan gas alam yang mencapai 68.16 persen dari total produksi atau 88.60 persen dari total tenaga listrik yang diproduksi sendiri. Hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi BBM dapat dilihat pada Tabel 18. Dari Tabel 18 tersebut dapat dilihat bahwa konsumsi BBM dipengaruhi secara nyata oleh tenaga listrik yang diproduksi dan konsumsi BBM tahun sebelumnya. Nilai parameter dugaan variabel tenaga listrik yang diprod uks i sendiri sebesar 18.00578 dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil ini menunjukkan kenaika n tenaga listrik yang diprod uksi aka n memicu ke naikan permintaan BBM. 89 Ini terjadi karena penggunaan BBM untuk memproduksi tenaga listrik masih cukup tinggi. Pada tahun 2009 total produksi listrik yang menggunakan BBM mencapai 22.06 persen. Respon konsumsi BBM terhadap perubahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Ini berarti perubahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri yang sifatnya sementara tidak memberikan respon pada konsumsi BBM, tetapi memberikan respon pada jangka panjang. Tabel 18. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Konsumsi BBM, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 35351.62 0.9838 PBBM Harga BBM Dalam Negeri -59.6042 0.8854 -0.0180 -0.0962 PRODSDR Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi Sendiri 18.00578 0.3249 0.2216 1.1841 D D08 942261.9 0.5821 LQBBM Lag Jumlah Konsumsi BBM 0.812856 0.0056 A Adj-R 2 = 0.84031; F-hitung = 25.99; Pr F = 0.0001; D-h = -1.8593 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Jumlah konsumsi BBM juga dipengaruhi oleh konsumsi BBM tahun sebelumnya. Ini artinya jika tahun lalu konsumsi BBM naik sebesar 1 000 kilo liter, maka konsumsi BBM tahun sekarang naik sebesar 813 kilo liter. Sementara hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi batubara dapat dilihat pada Tabel 19. Dari Tabe l 19 tersebut dapat dilihat bahwa tidak semua variabel yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi batubara. Hanya besarnya produksi listrik dan konsumsi batubara tahun sebelumnya yang berpengaruh terhadap konsumsi batubara. 90 Nilai parameter dugaan variabel tenaga listrik yang diprod uks i sendiri sebesar 105.1371 dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil ini menunjukkan kenaika n tenaga listrik yang diproduksi akan memicu kenaikan permintaan batubara. Ini terjadi karena bahan bakar utama dalam memproduksi tenaga listrik. Pada tahun 2009 total produksi listrik yang dibangkitkan dengan bahan bakar batubara mencapai 27.51 persen. Respon konsumsi batu bara terhadap perubahan tenaga listrik yang diprod uksi sendiri bersifat tidak elastis untuk jangka pendek, tetapi elastis untuk jangka panjang. Ini berarti perubahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri yang sifatnya sementara tidak memberikan respon pada konsumsi batubara, tetapi memberikan respon pada jangka panjang. Tabel 19. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Konsumsi Batubara, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -2301871 0.0295 A PBTB Harga Batubara Dalam Negeri -891.932 0.6964 -0.0154 -0.0334 PRODSDR Jumlah Tenaga Listrik Yang Diproduksi Sendiri 105.1371 0.0040 0.6691 1.4508 A PBBM Harga BBM 148.7185 0.4318 0.0232 0.0504 LQBTB Lag Konsumsi Batubara 0.538798 0.0074 A Adj-R 2 = 0.98469; F-hitung = 306.41; Pr F = 0.0001; D-h = -1.0041 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Jumlah konsumsi batubara juga dipengaruhi oleh konsumsi batubara tahun sebelumnya. Ini artinya jika tahun lalu konsumsi batubara naik sebesar 1 000 ton, maka konsumsi batubara tahun sekarang naik sebesar 539 ton. Hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi gas alam dapat dilihat pada Tabel 20. Dari Tabe l 20 tersebut dapat dilihat bahwa variabel harga gas, 91 tenaga listrik yang dibangkitkan sendiri, dan konsumsi BBM berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi batubara. Nilai parameter dugaan variabel harga gas alam sebesar 4.75730 dan mempunyai hubungan yang negatif, yang berarti kenaikan harga gas alam akan memicu penurunan permintaan gas alam. Respon konsumsi gas alam terhadap perubahan harganya bersifat tidak elastis, yang berarti perubahan harga gas alam tidak memberikan respon pada konsumsinya. Tabel 20. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Konsumsi Gas Alam, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept 7043.293 0.9389 PGAS Harga Gas Alam Dalam Negeri -4.75730 0.0681 -0.4862 - A PRODSDR Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi Sendiri 8.081043 0.0126 3.5476 - A QBBM Jumlah Konsumsi BBM -0.04389 0.0006 -1.5656 - A QBTB Jumlah Konsumsi Batubara -0.00730 0.6436 -0.5036 - D9799 -37568.6 0.2660 C Adj-R 2 = 0.764; F-hitung = 13.3; Pr F = 0.0003; DW = 2.72214 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai parameter dugaan variabel tenaga listrik yang diproduksi sendiri sebesar 8.081043 dan mempunyai hubungan yang positif. Hasil ini menunjukkan kenaika n tenaga listrik yang dipr od uks i aka n memicu ke naika n permintaan gas alam. Respon konsumsi gas alam terhadap perubahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri bersifat elastis, yang menujukkan bahwa perubahan tenaga listrik yang diproduksi sendiri memberikan respon pada konsumsi gas alam. 92 Nilai parameter dugaan variabel konsumsi BBM sebesar 0.04389 dan mempunyai hubungan yang negatif, yang berarti kenaikan konsumsi BBM akan memicu penurunan permintaan gas alam. Respon konsumsi gas alam terhadap perubahan konsumsi BBM bersifat elastis, ini berarti perubahan konsumsi BBM akan memberikan respon pada konsumsi gas alam. Ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1999 konsumsi gas alam mengalami penurunan sebesar 37568.6 MMSCF. Ini dapat terjadi karena ketika terjadi krisis ekonomi keuangan PLN menjadi tidak sehat, sehingga dilakukan berbagai penghematan untuk mengurangi kerugian perusahaan yang lebih parah. Besarnya konsumsi bahan bakar sangat tergantung harganya. Hasil pendugaan parameter persamaan harga BBM dapat dilihat pada Tabel 21. Dari Tabe l 21 tersebut dapat dilihat bahwa harga BBM dipengaruhi secara nyata oleh harga minyak mentah Indonesia ICP, harga BBM tahun sebelumnya, dan variabel dummy yang merepresentasikan lonjakan harga minyak dunia tahun 2008. Nilai parameter dugaan variabel harga minya k mentah Indo nesia ICP sebesar 66.37429 da n mempunyai hubungan yang positif, yang berarti kenaikan ICP akan memicu kenaika n harga BBM da lam negeri. Respo n harga BBM terhadap perubahan ICP bersifat elastis baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Ini berarti perubahan ICP yang sifatnya sementara maupun jangka panjang akan memberikan respon pada harga BBM dalam negeri. Melonjaknya harga minyak mentah dunia pada tahun 2008 berpengaruh nyata terhadap kenaikan harga BBM dalam negeri sebesar Rp. 1089.3. Meskipun pe merintah sering meneka n gejolak harga BBM da lam negeri de ngan 93 meningkatkan subsidi BBM, namun sejak tahun 2005 PLN membeli BBM tanpa subs idi. Tabel 21. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Harga BBM, Tahun 1990- 2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep -988.933 0.0011 A ICP Harga Minyak Mentah Indonesia 66.37429 0.0001 1.1482 1.5063 A KURS Nilai Tukar Rupiah thd Dolar AS 0.024172 0.4909 0.0823 0.1079 D08 1089.309 0.0619 A LPBBM Lag Harga BBM 0.237759 0.0173 A Adj-R 2 = 0.97072; F-hitung = 158.47; Pr F = 0.0001; D-h = -1.3913 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Harga BBM dalam negeri juga dipengaruhi oleh harga BBM pada tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa harga BBM tahun sebelumnya menjadi salah satu acuan dalam menentukan harga BBM sekarang. Sementara hasil pendugaan parameter persamaan harga batubara dapat dilihat pada Tabel 22. Dari Tabe l 22 tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua variabel yang digunakan berpengaruh secara nyata terhadap harga batubara dalam negeri, kecuali harga dunia batubara. Nilai parameter dugaan variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 0.010802 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan memicu kenaikan harga batubara dalam negeri. Respon harga batubara terhadap perubahan nilai tukar bersifat tidak elastis, yang berarti perubahan nilai tukar rupiah tidak memberikan respon pada harga batubara dalam negeri. 94 Tabel 22. Hasil Estimasi Parameter Persamaa n Harga Batubara, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept Intersep -113.302 0.4097 PDBTB Harga Batubara Dunia 2.588217 0.4262 0.4713 1.1839 KURS Nilai Tukar Rupiah 0.010802 0.2139 0.3320 0.8340 C PBBM Harga BBM Dalam Negeri 0.019297 0.1150 0.1743 0.4378 B LBTB Lag Harga Batubara 0.601905 0.0192 A Adj-R 2 = 0.91376; F-hitung = 51.33; Pr F = 0.0001; D-h = -3.1931 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Nilai parameter dugaan variabel harga BBM sebesar 0.019297 dan mempunyai hubungan yang positif, yang berarti ke naikan harga BBM akan memicu kenaikan harga batubara dalam negeri. Respon harga batubara terhadap perubahan nilai tukar bersifat tidak elastis, yang berarti perubahan harga BBM tidak memberikan respon pada harga batubara dalam negeri. Hasil pendugaan parameter persamaan harga gas alam dapat dilihat pada Tabe l 23. Dari Tabel 23 tersebut dapat dilihat bahwa ha nya variabe l harga gas periode sebelumnya dan variabel dummy yang berpengaruh secara nyata terhadap harga gas alam dalam negeri. Ini menunjukkan bahwa harga gas alam tahun sebelumnya menjadi acuan utama dalam menentukan harga gas alam sekarang. Krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis finansial global tahun 2009 menyebabkan kenaikan harga gas alam. Hal ini terjadi karena krisis telah menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, sehingga banyak yang beralih ke bahan bakar yang relatif lebih murah sebagai sumber energi, dan gas alam adalah 95 salah satunya. Namun kenaikan permintaan tersebut berakibat pada naiknya harga gas alam. Tabel 23. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Harga Gas Alam, Tahun 1990-2010 Variabel Estimasi Parameter Pr |t| Elastisitas Signifi- kansi Jangka Pendek Jangka Panjang Intercept -957.021 0.6388 PDGAS Harga Dunia Gas Alam 763.6172 0.5437 0.1544 1.0817 KURS Nilai Tukar Rupiah thd Dolar AS 0.107165 0.8659 0.0384 0.2693 PBBM Harga BBM Dalam Negeri 0.042218 0.9712 0.0045 0.0312 D98 19135.55 0.0006 A D09 8717.081 0.0410 A LPGAS Lag Harga Gas Alam Dalam Negeri 0.857225 0.0003 A Adj-R 2 = 0.9493; F-hitung = 60.29; Pr F = 0.0001; D-h = 0.2429 Keterangan: A = Signifikan pada level 10 persen B = Signifikan pada level 20 persen C = Signifikan pada level 30 persen D = Signifikan pada level 40 persen Sementara persamaan biaya konsumsi BBM, batu bara, dan gas alam adalah persamaan identitas yang merupakan perkalian jumlah bahan bakar dengan harganya. Persamaan nilai konsumsi BBM CBBM, batu bara CBTB, dan gas alam CGAS dapat dirumuskan sebagai berikut: CBBM t = QBBM t PBBM CBTB t t = QBTB t PBTB CGAS t t = QGAS t PGAS

3. Tenaga Listrik yang Dibeli