Gambar 11 APT kombinasi magnitude dan kecepatan transmisi
Sumber : Meyer Taubadel, 2002
2. Asimetri Positif dan Negatif
Gambar 12 APT tipe positif dan negatif
Sumber : MeyerCramon-Taubadel, 2002 Klasifikasi transmisi harga ini adalah dengan melihat perbedaan kecepatan
respon terhadap kenaikan dan penurunan harga input. APT positif terjadi jika P
out
lebih merespon kenaikan P
in
daripada penurunan P
in
. Sebaliknya APT negatif terjadi jika P
out
lebih merespon penurunan P
in
daripada kenaikan P
in
Menurut MeyerTaubadel 2002, transmisi harga asimetris dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
.
1. Keberadaan market power Dalam sektor pertanian, produsen dan konsumen dihubungkan oleh rantai
pemasaran yang melibatkan banyak pihak dimana setiap tingkatan dalam rantai pemasaran mempunyai konsentrasi yang berbeda. Keberadaan market power
dapat menyebabkan APT positif maupun negatif. Dalam banyak kasus, petani produsen dihadapkan pada pasar yang lebih terkonsentrasi pada level
pengolahan dan pemasaran sehingga memungkinkan pedagang perantara untuk mempergunakan market power. Hal ini akan menyebabkan APT positif, dimana
kenaikan harga input yang menyebabkan penurunan marjin pemasaran akan ditransmisikan lebih cepat dan lebih lengkap daripada penurunan harga input.
Sebaliknya market power juga dapat menyebabkan APT negatif jika perusahaan yang berada pada pasar oligopoli lebih mengkhawatirkan kehilangan market share
jika menaikkan harga. 2.
Biaya PenyesuaianAdjustment Cost
Biaya penyesuaian adalah biaya yang muncul ketika suatu perusahaan menaikkan atau menurunkan output produksi atau harga produknya. Jika biaya
yang muncul tersebut asimetris terhadap terjadinya kenaikan atau penurunan kuantitas produk atau harga produk, maka penyesuaian akan berlangsung
asimetris. 3. Intervensi Pemerintah
Intervensi pemerintah dapat mengakibatkan APT jika pelaku pasar mempunyai keyakinan jika perubahan harga yang terjadi hanya bersifat sementara
karena adanya intervensi. Misalnya kebijakan penetapan harga dasar oleh pemerintah menyebabkan pedagang dan pengecer mempunyai keyakinan bahwa
jika terjadi penurunan harga akan mengundang intervensi pemerintah sehingga kenaikan harga akan lebih bersifat permanen.
3.3.2 Metode Pengujian Transmisi Harga Asimetris
Pengujian terhadap asimetri pada transmisi harga telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Pengujian secara empiris pada awalnya
dilakukan melalui pendekatan dengan model ‘irreversible demand function’ yang pertama kali diperkenalkan oleh Farrell pada tahun 1952 MeyerTaubadel,
2002. Metode ini bertujuan untuk melihat respon perubahan harga yang ditimbulkan ketika harga input atau harga yang mempengaruhi mengalami
kenaikan dan penurunan. Tweeten et al 1969 di dalam MeyerCramon- Taubadel 2002 mengembangkan metode ini dengan menggunakan variabel
dummy untuk membedakan variabel harga input menjadi dua yaitu variabel harga
naik dan variabel harga turun. Metode ini selanjutnya dikembangkan oleh Houck 1977 dan Ward 1982 dengan memasukkan lag dari variabel eksogennya
sehingga diperoleh persamaan : ∆P
t out
= α + ∑
j +
D
+
∆P
in t-j+1
+ ∑
j -
D
-
∆P
in t-j+1
+
t
Dimana P ..................... 3.4
in
: harga input; P
t out
: harga output; ∆P
t out
= P
t out
- P
t-1
D
out +
adalah dummy kenaikan harga input; D
-
Dalam perkembangan selanjutnya, pengujian transmisi harga asimetris di lakukan dengan pendekatan kointegrasi yang pertama kali diperkenalkan oleh
adalah dummy penurunan harga input
TaubadelFahlbusch 1996. Model yang digunakan dalam metode ini adalah error correction model
ECM yang diperluas dengan memasukkan asymmetric adjustment terms
. Langkah pengujian dengan metode ini diawali dengan mengestimasi persamaan kointegrasi antara kedua series harga. Jika terbukti
adanya kointegrasi, lag residual dari persamaan kointegrasi
t-1
∆P dipisahkan ke
dalam fase positif dan negatifnya sehingga diperoleh persamaan :
t out
=α+ ∑
j +
D
+
∆P
in t-j+1
+ ∑
j -
D
-
∆P
in t-j+1
+
+
ECT
t-1 +
+
-
ECT
t-1 -
Dimana P
+ εt 3.5
i,t
dan P
j,i
ECT = error correctiom term, yaitu lag error yang ada pada setiap persamaan jangka panjang masing-masing pasangan harga
adalah pasangan harga yang terkointegrasi
ECT
+ t-1
= ECT
t-1
0; dan ECT
- t-1
= ECT
t-1
Beberapa penelitian menggunakan metode ECM untuk menganalisis terjadinya Asymmetric Price Transmission APT, seperti yang VavraGoodwin
2005 yang menganalisis terjadinya transmisi harga asimetris pada industri peternakan sapi dan ayam di Amerika Serikat . Metode ECM juga digunakan oleh
KPPU 2010 dalam menilai terjadinya APT pada industri minyak goreng untuk melihat struktur pasarnya dan mendeteksi adanya praktek monopoli. Sementara
itu Commision of The European CommunitiesCEC 2009 menggunakan metode ini untuk menilai transmisi harga sepanjang rantai pasok susu dan ham di
sejumlah negara anggota EU.
=0
3.4 Struktur Pasar
Struktur sebuah pasar ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jumlah perusahaan atau penjual yang beroperasi dalam pasar tersebut, ukuran relatif
setiap perusahaan dalam pasar yang akan menentukan konsentrasi pasar, penguasaan teknologi, serta kemudahan sebuah perusahaan untuk dapat masuk
atau keluar dari pasar Baye, 2010. Menurut Nicholson 2004, struktur pasar suatu komoditas dapat berbentuk monopoli, duopoli, oligopoli, persaingan
monopolistik dan persaingan sempurna. Struktur pasar suatu komoditas akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam menetapkan harga jual dan margin
keuntungan.