Integrasi Jangka Pendek antara Pasar CPO Dunia dan Domestik

persamaan asimetris. Variabel koreksi ECT pada kedua persamaan menunjukkan signifikansi dan bertanda negatif sehingga model yang dihasilkan valid. Pada persamaan asimetris terlihat jika variabel ECT - berpengaruh lebih besar dari ECT + . Hal ini menunjukkan jika penyimpangan yang menyebabkan margin antara harga minyak goreng dengan CPO internasional lebih rendah dari keseimbangan jangka panjangnya akan dikoreksi lebih cepat daripada penyimpangan yang menyebabkan margin kedua harga berada di atas keseimbangan jangka panjang. Dalam hal ini kenaikan harga CPO internasional akan direspon lebih cepat, yaitu dengan koreksi sebesar 0.20 setiap bulannya, sementara penurunan harga CPO internasional direspon lebih lambat yaitu dengan koreksi sebesar 0.14 setiap bulannya. Akibatnya, harga minyak goreng akan lebih cepat mengalami kenaikan ketika terjadi kenaikan harga CPO internasional, namun cenderung lebih lambat untuk turun ketika harga CPO internasional turun. Meskipun demikian, perbedaan ini harus diuji secara statistik untuk membuktikan apakah perbedaan respon yang terjadi signifikan atau tidak melalui uji Wald. Tabel 23 Hasil uji Wald terhadap koefisien koreksi Uji Statistik Nilai df Probabilitas F-statistic 0.677579 1,138 0.3752 Chi-square 0.677579 1 0.3736 Keterangan:H : Koefisien ECT + = Koefisien ECT - Nilai p-value yang ditampilkan dalam Tabel 23 di atas berarti jika hipotesis nol dimana koefisien ECT + adalah sama dengan koefisien ECT - Tidak terbuktinya transmisi yang asimetris berarti pembentukan harga pada pasar minyak goreng merupakan hasil dari mekanisme pasar, dan belum dapat dibuktikan adanya pihak pada pasar minyak goreng domestik yang memanfaatkan kekuatan untuk mempengaruhi harga. tidak dapat ditolak. Dengan demikian, perbedaan respon yang terjadi pada harga minyak goreng terhadap perubahan harga CPO internasional tidak berbeda nyata atau dapat dikatakan jika transmisi harga berjalan simetris.

8.5 Integrasi Pasar CPO Domestik dan Pasar Minyak Goreng Domestik

Harga CPO domestik mempunyai keterkaitan dengan harga minyak goreng domestik karena sangat berpengaruh terhadap biaya produksi pada industri minyak goreng sawit, dimana biaya pengadaan CPO merupakan komponen biaya terbesar dalam struktur biaya produksi minyak goreng sawit.

8.5.1 Estimasi model

Pada pengujian kointegrasi yang telah dilakukan sebelumnya dapat dibuktikan adanya kointegrasi antara harga CPO domestik dengan harga minyak goreng domestik yang berarti adanya hubungan jangka panjang antar variabel dalam sistem VAR. Dengan demikian model yang tepat untuk menggambarkan integrasi antara pasar CPO domestik dengan pasar minyak goreng adalah model VECM. Model VECM adalah model VAR terestriksi yang membatasi hubungan jangka panjang antar variabel namun dalam jangka pendek masih memungkinkan terjadinya penyimpangan dengan memberikan faktor koreksi agar penyimpangan tersebut tetap konvergen dengan keseimbangan jangka panjang. Tabel 24 menampilkan ringkasan dari hasil estimasi model VECM integrasi pasar CPO domestik dengan pasar minyak goreng domestik hasil selengkapnya pada Lampiran 8. Perbedaan dengan integrasi pasar CPO Internasional dengan pasar minyak goreng domestik sebelumnya adalah pada lag yang digunakan. Model VECM ini menggunakan lag 1. Tabel 24 Model VECM Integrasi Pasar CPO Domestik dan Minyak Goreng Variabel Endogen Variabel Eksogen DLMGDOM DLCPOINT ECT-1 -0.171 0.038 DLMGDOM-1 0.119 0.107 DLCPOINT-1 0.121 0.119 R-squared 0.191 0.002 Keterangan : ECT-1= LMGDOM-1 - 0.769LCPODOM-1-2.297 Dalam model VECM di atas diuji 2 variabel endogen yaitu harga minyak goreng domestik dan harga CPO internasional. Pada variabel endogan harga minyak goreng domestik, ECT faktor koreksi berpengaruh signifikan dan