Analisis transmisi harga vertikal dilakukan untuk menguji hubungan antar harga pada tingkatan yang berbeda dalam sebuah supply chain. Transmisi harga
vertikal dapat menggambarkan perilaku persaingan harga dalam pasar yang merefleksikan efisiensi pelaku pasar pada setiap tingkatan dalam melaksanakan
fungsinya. Transmisi harga horizontal berlangsung antara pasar yang terpisah secara
geografis, baik antar negara maupun antar wilayah dalam suatu wilayah negara. Studi mengenai transmisi harga horizontal menjadi semakin penting karena
globalisasi perdagangan yang menyebabkan perekeonomian semakin terbuka sehingga gejolak harga dunia akan ditransmisikan kepada harga domestik, atau
gejolak harga yang terjadi pada negara pengekspor akan ditransmisikan kepada pasar di negara pengimpor. Informasi mengenai transmisi harga horizontal untuk
komoditas yang bersifat pokok akan bermanfaat dalam pengambilan kebijakan yang terkait stabilisasi harga komoditas tersebut.
3.3.1 Transmisi Harga Asimetris
Pada pasar yang terintegrasi, perubahan harga pada salah satu pasar akan ditransmisikan secara langsung dan penuh kepada harga pada pasar yang lain.
Hal ini sesuai dengan law of one price. Sebaliknya jika perubahan harga tidak langsung ditransmisikan, tetapi setelah beberapa waktu, maka transmisi tidak
berlangsung penuh pada jangka pendek, namun baru akan penuh dalam jangka panjang sebagaimana implikasi kondisi arbitrase. Perbedaan transmisi harga
antara jangka panjang dan jangka pendek serta kecepatan penyesuaian harga menuju keseimbangan jangka panjangnya penting untuk mengetahui derajat
integrasi antar pasar pada jangka pendek Rapsomanikis et al, 2004 Proses transmisi harga dari satu pasar ke pasar lainnya memperlihatkan
kecenderungan terjadinya transmisi yang asimetris asymmetric price transmission
. Sangat jarang transmisi harga berlangsung secara simetris. Hal ini mendasari kesimpulan Peltzman 2000 di dalam MeyerTaubadel 2002 bahwa
teori ekonomi yang standar seringkali tidak tepat karena adjustment harga yang berlangsung asimetris seringkali tidak diperhitungkan implikasinya.
Menurut MeyerTaubadel 2002, Asymmetric Price Transmission APT dapat terjadi karena respon yang berbeda dalam hal magnitude transmisi atau
kecepatan transmisi. Tipe-tipe APT dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Asimetri menurut magnitude dan kecepatan transmisi
Gambar 10 APT berdasarkan magnitude dan kecepatannya
Sumber : Meyer Taubadel, 2002
Gambar 10 diatas menggambarkan hubungan antara P
in
harga yang berubah terlebih dulu dengan P
out
harga yang dipengaruhi. Pada gambar di sebelah kiri, ketika P
in
mengalami kenaikan, P
out
merespon dengan kenaikan harga sebesar kenaikan P
in
, namun sebaliknya ketika P
in
mengalami penurunan harga, P
out
merespon dengan besaran magnitude tidak sebesar penurunan harga P
in
Gambar di sebelah kanan menggambarkan kecepatan transmisi yang berbeda, yaitu ketika Pin mengalami kenaikan harga, respon kenaikan Pout
terjadi seketika. Sebaliknya ketika Pin mengalami penurunan harga, Pout baru merespon penurunan harga tersebut setelah jeda waktu sebesar t
.
1+n
– t
1
APT juga dapat merupakan kombinasi dari asimetri dalam hal magnitude dan sekaligus kecepatan transmisinya sebagaimana dalam Gambar 10 ditunjukkan
bagaimana terdapat perbedaan magnitude sekaligus kecepatan transmisi ketika terjadi kenaikan P
.
in
dan penurunan P
in
.