Dari hasil pengujian terlihat jika kedua series harga bersifat non stasioner pada level yang terlihat dari nilai t-statistik uji ADF yang lebih kecil dari nilai
kritisnya. Pengujian pada tingkat first difference memperlihatkan jika kedua data telah stasioner I1 sehingga dalam pembentukan model integrasi antara kedua
pasar ini harus diuji keberadaan kointegrasi antara kedua harga yang akan diuji pada tahapan selanjutnya.
7.2 Pengujian Kointegrasi Harga CPO Dunia dan Harga CPO Domestik
Kointegrasi adalah keseimbangan yang terjadi antara kedua harga dalam jangka panjang. Metode yang digunakan adalah ‘Johansen Cointegration Test’.
Bentuk persamaan yang diuji ditentukan berdasarkan kriteri SC, dimana asumsi yang dipilih adalah ‘no deterministic trend’ dan panjang lag optimum juga
berdasarkan kriteria SC dimana lag yang digunakan adalah lag 3. Tabel 14 menampilkan hasil pengujian kointegrasi antara harga CPO
internasional dan CPO domestik. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa antara kedua harga tidak terdapat persamaan kointegrasi yang disimpulkan dari nilai
trace statistic dan max-eigen value yang lebih kecil dari nilai kritis untuk hipotesis nol tidak ada kointegrasi, sehingga hipotesis nol tersebut tidak dapat ditolak.
Dengan demikian, dalam jangka panjang tidak terdapat keseimbangan antara CPO internasional dan harga CPO.
Tabel 14 Hasil Pengujian Kointegrasi Harga CPO Internasional dan CPO
Domestik
Hipotesis Nol Trace Statistic Nilai Kritis
5 Max-Eigen
Statictic Nilai Kritis
5 None
10.85489 20.26184
9.231250 15.89210
At most 1
1.623637 9.164546
1.623637 9.164546
Keterangan : Tanda
berarti H dapat ditolak pada taraf 5
Tidak terjadinya kointegrasi harga berarti dalam jangka panjang pasar CPO internasional dan pasar CPO domestik tidak terintegrasi. Tidak terjadinya
integrasi dalam satu sisi akan merugikan produsen CPO di dalam negeri karena perubahan harga di tingkat dunia tidak ditransmisikan kepada harga CPO
domestik. Namun di sisi yang lain dapat mencegah dampak yang lebih luas
terjadinya fluktuasi harga CPO dunia terhadap stabilitas harga CPO domestik yang pada akhirnya juga dapat berdampak pada stabilitas harga minyak goreng
domestik.
7.3 Integrasi Jangka Pendek antara Pasar CPO Dunia dan Domestik
Meskipun dalam jangka panjang kedua pasar tidak terintegrasi, namun dalam jangka pendek integrasi yang terjadi dapat dievaluasi melalui pendekatan
VAR dalam bentuk first difference. Untuk mengestimasi model integrasi pasar CPO dunia dan domestik, pertama-tama dilakukan pemilihan lag optimum untuk
menyusun sistem VAR. Menurut kriteria SC, lag optimum yang dapat digunakan adalah lag 2.
Estimasi model VAR first diff antara kedua variabel ditampilkan pada Tabel 15. Dari model tersebut terlihat jika dalam jangka pendek perubahan harga CPO
domestik dipengaruhi secara signifikan oleh harganya sendiri dua bulan sebelumnya dan harga CPO internasional dua bulan sebelumnya. Sedangkan
perubahan harga CPO internasional secara signifikan dipengaruhi oleh harganya sendiri 1 bulan sebelumnya dan harga CPO domestik 2 bulan sebelumnya.
Tabel 15 Estimasi model integrasi pasar CPO dunia dan domestik
Variabel eksogen Variabel endogen
DLCPODOM DLCPOINT
DLCPODOM-1 -0.01528
0.021737 DLCPODOM-2
-0.212835 0.210183
DLCPOINT-1 0.162530
0.249734 DLCPOINT-2
0.338080 -0.188782
C 0.007211
0.006766
Keterangan : tanda berarti signifikan pada level 5
Dari model di atas terlihat adanya saling pengaruh antara kedua harga. Untuk melihat arah kausalitas antara harga CPO internasional dan CPO domestik
dilakukan uji VAR Granger Causality yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 16dari hasil pengujian terlihat sifat eksogenitas variabel harga CPO internasional.
Dengan demikian dalam jangka pendek pasar CPO domestik cenderung dipengaruhi oleh pasar internasional. Hal ini memperlihatkan jika Indonesia