Kebijakan Stabilisasi Harga Minyak Goreng
Pada umumnya, analisis transmisi harga vertikal dilakukan terhadap harga- harga komoditas yang sama, namun demikian, analisis transmisi harga vertikal
juga dapat dilakukan pada komoditas berbeda namun berada pada aliran produk dalam suppy chain yang sama.
Secara horizontal, harga suatu komoditas di suatu wilayah dapat mempengaruhi harga komoditas tersebut di wilayah lain, dan transmisi harga yang
terjadi antar wilayah itulah yang disebut dengan transmisi harga spasial. Pada umumnya analisis transmisi harga spasial dilakukan terhadap satu komoditas
tertentu, misalnya analisis transmisi horizontal harga daging di Finlandia dengan negara-negara Uni Eropa Liu, 2011. Goodwin 2006 menganalisis transmisi
harga spasial pada pasar daging sapi, ayam dan babi di Amerika Serikat. Nakajima 2011 melakukan analisis transmisi harga dalam perdagangan minyak
canola antara Jepang dan Kanada dan menyimpulkan terjadinya APT karena adanya market power yang dimanfaatkan Kanada sebagai negara pengekspor
minyak canola terbesar. Transmisi harga yang bersifat cross-product biasanya terjadi pada suatu
komoditas dengan produk tertentu, dimana komoditas tersebut merupakan input produksi utama bagi suatu produk. Villafuerte 2010 melakukan analisis
transmisi harga spasial pada pasar daging sapi dan susu di Costa Rica, dimana berbeda 27 persen peternakan memanfaatkan ternak yang sama untuk
memproduksi susu dan daging. Sementara itu Baffes 2005 meneliti keterkaitan harga yang terjadi antara harga kapas dan poliester, dan menemukan adanya relasi
antara harganya. Contoh lain adalah keterkaitan harga yang terjadi pada komoditas kakao dengan produk cokelat olahan BonjeanBrun, 2007
Dewasa ini, penelitian-penelitian tentang transmisi harga banyak yang bertujuan untuk melihat kemungkinan terjadinya APT. Asimetri dalam transmisi
harga dapat terjadi jika guncangan shock positif pada suatu level menimbulkan respon yang berbeda pada level yang lain dibandingkan guncangan negatif.
Beberapa penelitian menjadikan terjadinya APT ini sebagai dasar untuk melihat kemungkinan terjadinya market power, seperti yang dilakukan KPPU 2010,
Nakajima 2011, dan Rifin 2009.
Menurut Meyer dan Taubadel 2002, pada umumnya, APT disebabkan oleh dua hal yaitu keberadaan market power dan adanya adjustment cost. Indikasi
adanya market power menjadikan issue mengenai APT menjadi penting karena mempunyai implikasi terhadap kebijakan. Adanya market power dapat dijadikan
alasan bagi pemerintah untuk ikut campur dalam pasar. APT dapat terjadi pada transmisi vertikal maupun horizontal. Rifin 2010
menganalisis adanya APT pada transmisi harga vertikal yaitu transmisi yang terjadi di sepanjang supply chain minyak sawit di Sumatera Utara. KPPU 2010
juga melakukan analisis terjadinya APT pada industri minyak goreng sawit di Indonesia untuk membuktikan adanya market power.
Sementara analisis APT pada transmisi horizontal antara lain dilakukan oleh Liu 2011 yang menganalisis transmisi harga pada pasar daging di Finlandia
dengan negara-negara anggota Uni Eropa. Selain itu APT juga dianalisis oleh Vavra dan Goodwin 2005 pada industri peternakan sapi dan ayam di Amerika
Serikat.
III. KERANGKA PENELITIAN