karena jumlah barang yang ditawarkan produsen lebih sedikit dari jumlah barang yang diminta konsumen. Dalam situasi shortage, secara alami akan terjadi
kenaikan harga. Ketika harga naik dari P
L
menjadi P
e
, produsen memperoleh insentif untuk menaikkan jumlah barang yang ditawarkan dari Q
menjadi Q
e
. Sementara itu, seiring kenaikan harga barang, konsumen akan mengurangi
pembeliannya. Ketika harga mencapai P
e
, maka jumlah barang yang diminta sejumlah Q
e
Pada kondisi sebaliknya ketika harga mencapai P . Pada tingkat harga ini, jumlah barang yang ditawarkan produsen
sama dengan jumlah barang yang diminta konsumen.
H
Jika keseimbangan pasar digambarkan sebagai perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran, maka menurut Baye, 2010 secara matematis
keseimbangan pasar dapat dituliskan dalam persamaan berikut : , terdapat kelebihan
surplus barang karena jumlah barang yang ditawarkan produsen lebih banyak daripada jumlah barang yang dapat dibeli konsumen pada tingkat harga tersebut.
Ketika terjadi suplus, secara alami akan terjadi penurunan harga menuju harga dimana jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta.
Q
d
P
e
= Q
s
P
e
............................................................................. 3.1
Dimana Q
d
Q P adalah jumlah barang yang diminta pada tingkat harga P
s
P P adalah jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga P
e
adalah harga keseimbangan
3.2 Konsep Integrasi Pasar
Integrasi pasar merupakan sebuah konsep dimana harga-harga pada pasar yang terpisah secara spasial atau pasar yang merupakan level yang berbeda dalam
suatu supply chain digerakkan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Integrasi antar pasar antara lain dapat diindikasikan oleh terjadinya pergerakan
barang, jasa dan faktor produksi antar pasar. Pengetahuan tentang integrasi pasar berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan berdasarkan respon suatu pasar
terhadap perubahan harga yang terjadi pada pasar yang lain Rapsomanikis, 2004.
Secara garis besar, ada dua jenis integrasi pasar, yaitu integrasi vertikal dan integrasi spasial. Integrasi vertikal adalah keterpaduan antar pasar yang masing-
masing merupakan level yang berbeda dalam supply chain. Sementara integrasi spasial merupakan keterpaduan antar pasar yang terpisah secara spasial.
Transmisi dan informasi yang berjalan antar pasar mengakibatkan harga komoditas tertentu bergerak secara bersama-sama pada beberapa pasar. Menurut
LeutholdHartman 1979 dalam Aji 2009 sistem pemasaran dikatakan berjalan efisien jika pasar menggunakan harga masa lalu past price secara tepat dalam
penentuan harga saat ini current price determination. Salah satu metode dalam analisis integrasi pasar adalah melalui pendekatan distributed lag auto regression
sebagaimana yang dikembangkan oleh Ravallion 1986. Asumsi dasar yang digunakan dalam metode ini adalah bahwa respon ekonomi merupakan reaksi dari
fungsi masa lalu sehingga integrasi pasar diestimasikan dengan memasukkan kelambanan lag dari variabel dependen dan variabel-variabel lain ke dalam
persamaan. Melalui pendekatan ini dalam analisis integrasi pasar dapat diketahui pasar yang bertindak sebagai pasar acuan dan pasar pengikut pasar yang
merespon perubahan yang terjadi pada pasar acuan.
3.2.1 Hukum Persamaan Harga Law of One Price
Konsep persamaan harga adalah sebuah teori yang mengacu kepada keterkaitan harga komoditas tertentu yang diperdagangkan pada dua pasar atau
lebih. Pada pasar yang efisien, seharusnya hanya ada satu harga dari suatu komoditas tertentu dan tidak dipengaruhi lokasi perdagangannya berlangsung
Persson, 2008. Menurut KohlUhl 2002, hukum persamaan harga muncul dari perilaku
profit-seeking dalam pemasaran dan perdagangan komoditas. Ketika terjadi
kenaikan harga suatu komoditas pada pasar tujuan pasar konsumen maka perbedaan harga antara kedua pasar menjadi lebih besar dari biaya transfer. Hal
ini dilihat oleh trader sebagai peluang untuk menaikkan profit sehingga pelaku perdagangan akan meningkatkan volume perdagangan dari pasar produsen.
Sebagai respon dari adanya insentif profit, trader akan membeli komoditas di wilayah asalnya dengan harga yang lebih tinggi dan mengurangi harga pada pasar
tujuan. Setelah seluruh proses adjustment berlangsung, perbedaan harga antara dua pasar akan kembali kepada tingkat biaya transfernya.
Dimisalkan harga suatu komoditas pada dua pasar yang terpisah secara spasial adalah P
1t
dan P
2t
P dan biaya transfer dari pasar 1 ke pasar 2 adalah sebesar
c, maka hubungan antara kedua harga tersebut adalah :
1t
= P
2t
+ c ...................................................................................... 3.2
Jika hubungan dua harga berlangsung menurut persamaan 3.2 diatas, maka kedua pasar tersebut terintegrasi sehingga dalam jangka panjang terdapat
keseimbangan antara kedua harga. Meskipun demikian, dalam jangka pendek beberapa hal dapat terjadi yang menyebabkan hubungan antara kedua harga
tersebut menyimpang dari kondisi diatas. Jika persamaan 3.2 menggambarkan hubungan harga yang memenuhi law of one price secara penuh, maka untuk
hubungan hubungan antara dua harga yang berada dalam kondisi yang tidak sepenuhnya memenuhi law of one price menurut FacklerGoodwin 2001 di
dalam Rapsomanikis 2004 digambarkan melalui persamaan : P
1t
- P
2t
dimana adalah konstanta yang besarnya antara 0 dan 1
= c ...................................................................................... 3.3
Kondisi 3.3 merupakan kondisi arbitrase spasial yang dapat menggambarkan hubungan yang lemah dalam law of one price hubungan yang
kuat digambarkan pada persamaan 3.2. Dalam hal ini, harga mungkin mengalami penyimpangan dari kondisi law of one price, namun adanya arbitrase
spasial akan menyebabkan perbedaan harga antara kedua harga akan bergerak mendekati biaya transfer.
Dengan demikian integrasi pasar dapat diinterpretasikan melalui pendekatan kointegrasi. Jika dua harga pada dua pasar yang terpisah secara spasial
terkointegrasi maka kedua harga tersebut bertendensi untuk bergerak bersama- sama dalam jangka panjang menurut suatu persamaan linier. Dalam jangka
pendek kedua harga mungkin bergerak sendiri-sendiri, sehingga guncangan pada satu pasar tidak langsung ditransmisikan ke pasar yang lain. Adanya arbitrase
spasial menyebabkan penyimpangan yang terjadi pada jangka pendek akan dikembalikan kepada keseimbangan jangka panjangnya.
Dalam sebuah pasar, penyimpangan dari hukum satu harga harus bersifat sementara. Dalam kenyataanya, perbedaan harga seringkali berbeda dengan
keseimbangan pada hukum satu harga, dimana nilai rasio harga suatu pasar dengan pasar lain ditambah biaya transfer lebih besar atau lebih kecil dari 1. Pada
pasar yang efisien, hanya akan terjadi sedikit penyimpangan dari law of one price. Terjadinya guncangan shock di suatu tempat membutuhkan waktu untuk
didifusikan ke pasar yang lain. Seberapa lama penyimpangan terjadi salah satunya tergantung dari derajat kompetitif suatu pasar. Hal lain yang berpengaruh
adalah kemajuan teknologi informasi. Pasar komoditas yang ditunjang transmisi informasi, inventori dan tidak adanya barrier to entry hanya mentoleransi
penyimpangan yang pendek dan bersifat sementara.
3.2.2 Model Keseimbangan Spasial
TomekRobinson 1990 memperkenalkan suatu model untuk menggambarkan proses integrasi antara pasar yang mempunyai excess demand
dan pasar lain yang mengalami excess supply terhadap suatu komoditas tertentu. Melalui model ini dapat diduga harga yang terjadi pada masing-masing pasar dan
jumlah komoditi yang diperdagangkan. Perdagangan antar pasar yang berpotensi mengalami defisit dan pasar yang
berpotensi mengalami surplus dianalisa dengan pendekatan kurva penawaran dan permintaan dari masing-masing wilayah Gambar 8. Kurva excess supply pasar
A dan kurva excess demand pasar B dapat berubah sesuai perubahan permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar. Jika diasumsikan tidak ada biaya
transfer dan biaya lain dalam perdagangan antara pasar A dan pasar B, maka kuantitas perdagangan dari pasar A ke pasar B adalah sebesar Q
E 1
dengan tingkat harga sebesar P
E
. Volume perdagangan XY antara pasar A dan pasar B akan semakin menurun jika biaya transfer TC semakin besar. Jika biaya transfer
lebih besar dari P
B
– P
A
Adanya hambatan perdagangan baik yang berupa hambatan tarif dan non tarif akan memperbesar biaya transfer. Jika biaya transfer melebihi selisih harga
P maka perdagangan antara pasar A dengan pasar B tidak
akan berlangsung.
B
– P
A
maka pedagang tidak akan memperoleh keuntungan dari perdagangan