Dampak Guncangan Harga CPO Internasional

IX. INTEGRASI SPASIAL PADA PASAR MINYAK GORENG DI INDONESIA Meskipun industri minyak goreng sawit telah tersebar di 19 propinsi, sentra produksi minyak goreng yang utama masih terpusat di Indonesia bagian barat, yaitu di Sumatera dan Jawa. Integrasi spasial pada pasar domestik untuk komoditas minyak goreng menyebabkan perubahan harga yang terjadi di wilayah produsen akan ditransmisikan ke wilayah konsumen. Pasar di wilayah konsumen yang tidak terintegrasi dengan wilayah produsen cenderung akan merugikan konsumen karena perubahan harga di wilayah produsen tidak ditransmisikan sehingga harga di wilayah konsumen cenderung sulit untuk turun.

9.1 Pengujian Stasioneritas Data

Sebagaimana prosedur yang dilaksanakan dalam analisis integrasi pasar vertikal, langkah pertama adalah pengujian terhadap stasioneritas data harga minyak goreng di setiap kota yang dianalisis karena adanya dugaan bahwa data harga minyak goreng di 10 kota yang dianalisis dalam penelitian ini bersifat non stasioner. Jika terdapat akar unit berarti data tersebut non stasioner. Pengujian stasioneritas dilakukan pada level dan first difference dan menggunakan metode ADF. Spesifikasi model yang dipilih untuk tingkat level adalah model dengan konstansta dan tanpa trend. Tabel 28 Hasil Pengujian Stasioneritas Data Variabel Harga log ADF Test Pada Level ADF Test Pada First Difference Medan LMGMDN -1.06 lag 0 - 11.18 lag 0 Pekanbaru LMGPKB -1.86 lag 0 - 11.77 lag 0 Palembang LMGPLB -0.60 lag 0 - 11.69 lag 0 Jakarta LMGJKT -1.02 lag 0 - 13.20 lag 0 Bandung LMGBDG -0.91 lag 0 - 11.82 lag 0 Semarang LMGSMR -1.03 lag 0 - 11.55 lag 0 Surabaya LMGSBY -1.03 lag 0 - 11.08 lag 0 Denpasar LMGDPS -1.60 lag 0 - 11.46 lag 0 Pontianak LMGPTK -0.89 lag 0 - 10.35 lag 0 Makasar LMGMKS -0.57 lag 0 - 10.31 lag 0 Critical Value 1 5 10 -3.48 -2.88 -2.58 -2.58 -1.94 -1.62 Keterangan: Panjang lag optimal berdasarkan Akaike’s Information Criterion AIC, Hipotesis H : Series mempunyai akar unit nonstasioner, tanda berarti H ditolak data stasioner Dari hasil pengujian dapat dilihat jika seluruh series harga bersifat non stasioner pada level. Pengujian pada tingkat first difference memperlihatkan jika seluruh data telah stasioner I1.

9.2 Penentuan Lag Optimal

Penentuan panjang lag diperlukan dalam pembentukan model VAR integrasi spasial pasar minyak goreng. Output penentuan lag dengan Eviews akan menampilkan kandidat lag optimal menurut beberapa kriteria. Dalam penelitian ini, lag yang dianggap optimal ditentukan berdasarkan kriteria Schwarz Information Criterion SC. Berdasarkan hasil penentuan panjang lag VAR untuk pasar CPO dan minyak goreng domestik Tabel 29 disimpulkan jika VAR akan stabil hingga lag ke-1, dan pada lag ke-2 tidak akan stabil lagi. Dengan demikian dalam model VAR akan dimasukkan kelambanan dari setiap variabel hanya lag pertamanya. Tabel 29 Hasil pemilihan lag optimal menurut beberapa kriteria Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 1773.120 NA 5.45e-24 -25.18743 -24.97732 -25.10205 1 2453.467 1253.782 1.37e-27 -33.47811 -31.16682 -32.53887 2 2574.298 205.4111 1.04e-27 -33.77568 -29.36321 -31.98259 3 2660.052 133.5319 1.34e-27 -33.57217 -27.05853 -30.92522 4 2754.567 133.6707 1.61e-27 -33.49381 -24.87900 -29.99301 5 2833.379 100.2042 2.59e-27 -33.19113 -22.47514 -28.83647 6 2917.517 94.95591 4.27e-27 -32.96453 -20.14737 -27.75602 7 3039.355 120.0979 4.71e-27 -33.27651 -18.35818 -27.21414 8 3163.109 104.3065 6.11e-27 -33.61584 -16.59634 -26.69963 Lag yang terpilih

9.3 Pengujian Kausalitas Blok

Pengujian kausalitas blok bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat antar harga yang ditunjukkan dengan melihat apakah suatu variabel dapat digunakan merupakan variabel endogen atau merupakan variabel eksogen dalam suatu persamaan. Dalam penelitian ini, pengujian kasualitas dilakukan terhadap kelompok harga minyak goreng domestik yang terdiri dari harga minyak goreng di 10 kota besar di Indonesia. Metode yang digunakan adalah VAR Granger