Penentuan Lag Optimum Pengujian Kointegrasi Harga

Respon yang muncul tersebut dapat dianalisa dari variabel ECT error correction term yang merupakan faktor koreksi terhadap deviasi pada jangka pendek untuk disesuaikan kembali dengan kondisi keseimbangan jangka panjang dalam hubungan integrasi antara kedua pasar. Sebagaimana analisis sebelumnya, untuk menganalisis APT pada integrasi pasar CPO domestik dan pasar minyak goreng domestik digunakan pendekatan ECM Error Correction Model yang dikembangkan Taubadel 1998. Tabel 26 menampilkan hasil estimasi model hubungan jangka pendek antara harga minyak goreng domestik dengan harga CPO domestik. Persamaan simetris pada kolom kedua dalam tabel adalah persamaan jangka pendek dengan variabel ECT error correction term yang merupakan lag residu yang diperoleh dari persamaan kointegrasi antara kedua harga tersebut. Ke dalam persamaan juga dimasukkan lag 1 dari masing-masing variabel endogen dan eksogen berdasarkan pengujian lag optimum dalam sistem VAR. Tabel 26 Estimasi model ECM asimetris transmisi harga CPO domestik dan harga minyak goreng domestik Variabel Endogen : DLMGDOM Variabel Eksogen Pers.Simetris Pers. Asimetris DLCPODOM 0.268 t 0.265 ECT -0.176 - ECT - + - 0.164 ECT - - - 0.191 DLMGDOM 0.099 t-1 0.094 DLCPODOM 0.096 t-1 0.096 R-sq 0.340 0.341 Signifikan pada tingkat kepercayaan 5 Koefisien ECT merupakan besaran koreksi per periode terhadap deviasi yang terjadi. Semakin besar koefisien berarti semakin besar koreksi yang dilakukan sehingga semakin cepat pula penyesuaian yang dilakukan untuk mengembalikan ke keseimbangan jangka panjang. Dalam kolom ketiga, variabel ECT dipisahkan menjadi ECT positif dan ECT negatif. ECT positif merupakan indikasi bahwa harga minyak goreng lebih tinggi dari yang seharusnya sehingga marginspread antara harga CPO domestik dengan harga minyak goreng domestik lebih tinggi dari kondisi keseimbangannya. Sebaliknya ECT negatif mengindikasikan jika harga minyak goreng berada di bawah keseimbangan jangka panjangnya sehingga margin antara harga CPO domestik dengan harga minyak goreng juga lebih rendah dari kondisi keseimbangannya. Dari persamaan asimetris pada Tabel 26 di atas terlihat jika dalam jangka pendek harga minyak goreng domestik secara signifikan dipengaruhi oleh harga CPO domestik. Perubahan harga CPO domestik sebesar 1 akan menyebabkan perubahan sementara pada harga minyak goreng sebesar 0.27. Koefisien ECT yang tersegmentasi maupun yang tidak tersegmentasi mempunyai tanda negatif sebagaimana yang diharapkan, yang menunjukkan adanya koreksi terhadap deviasi yang terjadi pada jangka pendek. Pada persamaan asimetri, variabel ECT - terlihat memberikan pengaruh yang lebih besar dari ECT + Koefisien ECT negatif lebih besar dari ECT positif berarti deviasi yang menyebabkan margin harga CPO domestik dengan minyak goreng yang lebih kecil dari keseimbangan akan dikoreksi lebih cepat dari deviasi yang menyebabkan margin antara kedua harga tersebut lebih besar dari kondisi keseimbangan. Dalam hal ini, produsen dan distributor minyak goreng akan bereaksi lebih cepat ketika terjadi kenaikan harga CPO dengan menaikkan harga minyak goreng, sebaliknya ketika terjadi penurunan harga CPO produsen dan distributor menikmati kenaikan margin dan tidak memberikan respon berupa penurunan harga minyak goreng dengan kecepatan yang sama ketika terjadi kenaikan harga CPO. Margin antara harga minyak goreng dengan harga CPO domestik mencerminkan keuntungan yang diperoleh pelaku pasar produsen dan distributor minyak goreng. . Terjadinya deviasi negatif akan dikoreksi sebesar 0.19 setiap bulan, sementara jika terjadi deviasi positif hanya akan dikoreksi sebesar 0.16 setiap bulan. Meskipun terdapat perbedaan koefisien antara variabel ECT positif dan ECT negatif, secara statistik perlu diuji apakah respon dari pasar minyak goreng terhadap perubahan harga CPO memang berbeda nyata terhadap adanya kenaikan dan penurunan margin harga. Tabel 27 menampilkan hasil pengujian terhadap koefisien ECT positif dan ECT negatif dengan metode Wald. Dari pengujian tersebut terlihat jika hipotesis nol bahwa kedua koefisien sama tidak dapat ditolak,