Transmisi Harga Asimetris Konsep Transmisi Harga

pasar persaingan sempurna, atau produk yang terdiferensiasi sebagaimana pada pasar persaingan monopolistik. Dalam pasar oligopoli, strategi pemasaran yang diterapkan setiap perusahaan tidak hanya berdampak pada profit perusahaan tersebut, tetapi juga mempengaruhi profit perusahaan lain dalam pasar sehingga dalam pasar terdapat saling pengaruh antar perusahaan. Keputusan suatu perusahaan untuk menaikkan atau menurunkan harga produknya harus mempertimbangkan respon perusahaan lain terhadap perubahan harga tersebut agar menghasilkan keputusan yang optimal.

3.5 Market Power

Market power adalah kemampuan yang dimanfaatkan salah satu pihak dalam pasar untuk mempengaruhi pasar dan perilaku pasar dalam bentuk kemampuan untuk mempengaruhi harga atau mengontrol permintaan, aliran barang, kualitas, fungsi pemasaran dan perilaku perusahaan lain dalam pasar. Market power adalah salah satu karakteristik dari pasar yang tidak terlihat secara fisik namun dapat dirasakan. Keberadaannya tidak dapat diamati secara langsung sehingga tidak benar-benar dapat diukur secara presisi. Market power muncul dari proses pemasaran, seperti dari kontrak pembelian dan perilaku perusahaan. Menurut Kohls Uhl 2002, beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya market power adalah : 1. Ukuran, jumlah dan konsentrasi perusahaan dalam pasar. Semakin besar ukuran suatu perusahaan pada umumnya relatif mempunyai kekuatan pasar yang semakin besar dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil. Perusahaan besar dalam pasar yang terkonsentrasi akan mempersempit peluang perusahaan lain dalam proses tawar menawar dengan perusahaan tersebut. 2. Kontrol terhadap suplai barang. Faktor ini merupakan faktor utama munculnya market power yang dimiliki oleh pihak dalam pasar yang secara efektif dapat mengontrol jumlah barang yang akan diproduksi dan yang akan ditawarkan ke pasar 3. Informasi yang tidak seimbang. Informasi merupakan kekuatan yang dapat digunakan untuk memperoleh manfaat dalam situasi pasar tertentu. Perusahaan yang mempunyai informasi terbanyak akan mempunyai kekuatan yang lebih besar dalam pasar. 4. Diferensiasi produk. Perusahaan dengan produk terdiferensiasi dapat mengatur permintaan menjadi lebih menguntungkan dibandingkan perusahaan yang menghasilkan produk yang homogen. 5. Kekuatan finansial. Perusahaan yang memiliki kemampuan finansial yang besar mempunyai kemampuan untuk bertahan dalam kompetisi dibandingkan perusahaan yang lebih ‘lemah’.

3.6 Kerangka Pemikiran Penelitian

Sistem perdagangan yang terbuka mendorong terjadinya integrasi pasar dunia dengan pasar domestik. Dampak dari pasar CPO internasional dan domestik yang terintegrasi akan menyebabkan fluktuasi harga CPO di tingkat dunia akan ditransmisikan ke harga CPO domestik yang akhirnya akan berdampak terhadap fluktuasi harga minyak goreng domestik. Dalam rangka stabilisasi harga minyak goreng, pemerintah memandang perlunya upaya untuk menjaga agar fluktuasi harga di tingkat dunia tidak menimbulkan dampak yang terlalu besar terhadap harga CPO domestik melalui kebijakan penetapan pajak ekspor minyak sawit dan produk turunannya. Penetapan pajak ekspor CPO merupakan intervensi pemerintah yang akan menyebabkan perubahan transfer cost antara Indonesia sebagai negara pengekspor dengan negara importir yang pada akhirnya akan mempengaruhi integrasi pasar dunia dengan pasar domestik. Harga CPO dan minyak goreng dibentuk oleh keseimbangan permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar. Meskipun merupakan dua fungsi harga yang berbeda, namun dalam jangka panjang dapat terbentuk keseimbangan antara harga kedua komoditas tersebut. Jika hal ini berlangsung maka pasar CPO dan minyak goreng menjadi terintegrasi sehingga perubahan harga CPO akan ditransmisikan kepada harga minyak goreng sawit pada pasar minyak goreng domestik. Jika integrasi berlangsung sempurna maka informasi harga akan ditransmisikan antara kedua pasar, sebaliknya integrasi yang tidak berlangsung sempurna akan menyebabkan distorsi informasi sehingga perubahan harga CPO tidak sepenuhnya ditransmisikan ke harga minyak goreng. Integrasi yang tidak sempurna dapat mengakibatkan pengambilan keputusan yang keliru oleh pelaku pasar minyak goreng. Struktur industri kelapa sawit di Indonesia menunjukkan adanya konsentrasi dimana terdapat sejumlah kecil perusahaan yang menguasai lebih dari 50 areal kelapa sawit di Indonesia. Di samping itu, karakteristik industri kelapa sawit di Indonesia adalah adanya integrasi vertikal yang kuat antara prosesor CPO dengan pengolahan minyak goreng sawit. Integrasi vertikal yang dilakukan sebagian besar industri minyak goreng sawit menyebabkan industri minyak goreng tidak hanya menggunakan informasi harga CPO domestik dalam menentukan harga minyak goreng, namun juga harga CPO internasional. Kedua faktor tersebut dapat mendorong munculnya market power pada industri minyak goreng sawit yang dapat mempengaruhi efisiensi pasar. Salah satu indikasi adanya market power adalah timbulnya transmisi harga asimetris, yaitu jika industri minyak goreng memberikan respon yang berbeda antara ketika harga CPO mengalami kenaikan dan ketika harga CPO turun. Salah satu indikasi integrasi yang tidak sempurna adalah terjadinya transmisi harga asimetris Asymmetric Price TransmissionAPT. APT terjadi jika harga minyak goreng merespon secara berbeda antara ketika terjadi kenaikan harga CPO dan ketika terjadi penurunan harga CPO. Jika harga minyak goreng merespon kenaikan harga lebih cepat atau dengan magnitude yang lebih besar dibandingkan ketika terjadi penurunan harga CPO maka hal ini akan merugikan konsumen. Keberadaan APT juga akan mengindikasikan adanya market power yang dimanfaatkan salah satu pelaku pasar. Secara spasial, harga minyak goreng di Indonesia menunjukkan adanya disparitas antar wilayah. Hal ini merupakan konsekuensi dari biaya transportasi yang dibutuhkan dalam distribusi minyak goreng dari wilayah produsen ke wilayah konsumen. Jika pasar minyak goreng antar wilayah terintegrasi secara spasial, maka perbedaan harga antar wilayah hanya merupakan representasi dari biaya transfer tersebut biaya bongkar muat dan biaya angkut sebagaimana law of one price . Sebaliknya jika integrasi tidak berjalan sempurna, perbedaan harga antar wilayah menjadi lebih besar akibat adanya biaya lain seperti adanya adjustment cost . Integrasi yang tidak sempurna dapat menggambarkan pasar yang belum berjalan efisien, yang menyebabkan surplus konsumen dapat berkurang. Transmisi harga spasial yang berlangsung antara pasar acuan dengan pasar lokal dapat menggambarkan efisiensi dalam pemasaran minyak goreng antar wilayah. Berdasarkan uraian diatas, alur pemikiran penelitian ini digambarkan pada Gambar 13 berikut : Gambar 13 Kerangka Pemikiran Penelitian Integrasi Vertikal CPO- Minyak Goreng Integrasi Spasial Integrasi Spasial Minyak Goreng Penerapan Pajak Ekspor CPO Harga CPO Internasional Harga CPO Domestik Harga Minyak Goreng Domestik Konsentrasi Industri Kelapa Integrasi Vertikal d i Harga Minyak Goreng di Wilayah Produsen Harga Minyak Goreng di Wilayah Konsumen Regulasi Distribusi Minyak Goreng : Arah transmisi harga