Pengujian Kointegrasi Spasial Market Integration and Price Transmission on the CPO and Cooking Oil Markets in Indonesia

dianalisis dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi integrasi antar pasar yang ditunjukkan oleh adanya hubungan kointegrasi atau hubungan jangka panjang antara pasar minyak goreng di Medan dengan kota lain. Perubahan harga di Medan akan memicu perubahan harga di kota lain. Tabel 34 menampilkan hasil pengujian kointegrasi harga minyak goreng di MedanLMGMDN dengan harga minyak goreng di Pekanbaru LMGPKB, Palembang LMGPLB, Jakarta LMGJKT, Bandung LMGBDG, Semarang LMGSMR, Surabaya LMGSBY, Denpasar LMGDPS, Pontianak LMGPTK, dan Makasar LMGMKS. Metode yang digunakan adalah metode Johansen Cointegration Test . Tabel 34 Hasil pengujian kointegrasi spasial Medan sebagai pasar acuan Pasangan Variabel Hipotesis nol: Jumlah CE Trace Statistic Nilai Kritis Max-Eigen Statistic Nilai Kritis LMGMDN-LMGPKB None At most 1 38.15 3.53 20.26 9.16 34.62 3.53 15.89 9.16 LMGMDN-LMGPLB None At most 1 43.15 3.73 20.26 9.16 39.43 3.73 15.89 9.16 LMGMDN-LMGJKT None At most 1 48.55 3.91 20.26 9.16 44.64 3.91 15.89 9.16 LMGMDN-LMGBDG None At most 1 36.60 3.46 20.26 9.16 33.14 3.46 15.89 9.16 LMGMDN-LMGSMR None At most 1 25.69 3.39 20.26 9.16 22.29 3.39 15.89 9.16 LMGMDN-LMGSBY None At most 1 48.98 3.48 20.26 9.16 45.49 3.48 15.89 9.16 LMGMDN-LMGDPS None At most 1 18.85 3.63 20.26 9.16 15.21 3.63 15.89 9.16 LMGMDN-LMGPTK None At most 1 26.63 3.44 20.26 9.16 23.19 3.43 15.89 9.16 LMGMDN-LMGMKS None At most 1 43.67 3.42 20.26 9.16 40.25 3.42 15.89 9.16 berarti H ditolak pada level 5 Dari hasil pengujian kointegrasi spasial di atas terlihat jika harga minyak goreng di Medan terkointegrasi dengan kota yang lain kecuali Denpasar, sehingga dalam jangka panjang terdapat keseimbangan antara harga minyak goreng di Medan dengan Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak dan Makasar namun tidak dengan Denpasar. Berdasarkan hasil pengujian kointegrasi maka estimasi model ECM untuk menganalisis keberadaan APT dilakukan antara harga minyak goreng di Medan LMGMDN dengan Pekanbaru LMGPKB, Palembang LMGPLB, Jakarta LMGJKT, Bandung LMGBDG, Semarang LMGSMR, Denpasar LMGDPS, Surabaya LMGSBY, Pontianak LMGPTK, dan Makasar LMGMKS yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 35. Tabel 35 Hasil Estimasi Persamaan ECM transmisi harga spasial Variabel Eksogen : Variabel Endogen DLMG PKB DLMG t PLB DLMG t JKT DLMG t BDG DLMG t SMR t DLMG SBY DLMG t PTK DLMG t MKS t DLMGMDN 0.902 t 0.549 0.445 0.520 0.652 0.720 0.518 0.439 ECT -0.374 + -0.445 -0.578 -0.380 -0.307 -0.621 -0.286 -0.385 ECT -0.547 - -0.450 -0.447 -0.363 -0.264 -0.550 -0.226 -0.332 DLMGMDN -0.235 t-1 -0.014 0.056 0.131 0.083 -0.038 0.012 -0.072 DLMGPKB 0.206 t-1 DLMGPLB t-1 0.056 DLMGJKT t-1 -0.041 DLMGBDG t-1 -0.41 DLMGSMRt t-1 -0.019 DLMGSBY t-1 0.084 DLMGPTK t-1 0.095 DLMGMKS t-1 0.126 R-square 0.520 0.491 0.481 0.462 0.453 0.563 0.414 0.415 p-value Hasil Uji Wald: F-statistic 0.2008 0.9667 0.3055 0.8984 0.7454 0.6386 0.5853 0.5966 Chi-square 0.1987 0.9666 0.3038 0.8982 0.7449 0.6378 0.5844 0.5958 Keterangan :Angka dalam tabel adalah koefisien variabel eksogen Tanda berarti signifikan pada level 5 Dalam jangka pendek, perubahan harga minyak goreng di Medan berpengaruh signifikan terhadap perubahan kota seluruh kota lain, dengan pengaruh terbesar terjadi pada harga di Pekanbaru. Perubahan harga minyak goreng di Medan sebesar 1 akan menyebabkan harga di Pekanbaru sebesar 0.902. Perubahan harga pada setiap kota kecuali Pekanbaru tidak dipengaruhi secara signifikan oleh harganya sendiri pada periode sebelumnya. Hal ini menunjukkan jika perubahan harga di Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak dan Makasar lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tanda negatif pada koefisien ECT+ dan ECT- menunjukkan jika penyimpangan dari keseimbangan jangka panjang pada seluruh kota secara signifikan terkoreksi, baik ketika terjadi deviasi positif maupun deviasi negatif. Pengaruh ECT+ di Pekanbaru dan Palembang berpengaruh lebih besar dibandingkan ECT-. Hal ini berarti jika pasar minyak goreng dikedua kota tersebut merespon dengan lebih cepat ketika terjadi penurunan harga minyak goreng di Medan dibandingkan ketika terjadi kenaikan harga. Sebaliknya perubahan harga di kota yang lain akan merespon dengan lebih cepat ketika terjadi kenaikan harga minyak goreng di kota Medan. Namun demikian hasil pengujian Wald terhada koefisien ECT+ dan ECT- pada setiap persamaan menunjukkan jika kedua koefisien tersebut tidak berbeda nyata, sehingga dapat disimpulkan jika transmisi harga dari pasar Medan ke Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Pontianak dan Makasar berjalan simetris. Hasil ini menunjukkan jika ditinjau dari transmisi harga spasial yang berlangsung, pasar minyak goreng di Indonesia berjalan efisien.

9.7.2 Transmisi Harga Minyak Goreng di Surabaya dengan Kota Lain

Tabel 36 menampilkan hasil pengujian kointegrasi harga minyak goreng di Surabaya LMGSBY dengan harga minyak goreng di MedanLMGMDN, Pekanbaru LMGPKB, Palembang LMGPLB, Jakarta LMGJKT, Bandung LMGBDG, Semarang LMGSMR, Denpasar LMGDPS, Pontianak LMGPTK, dan Makasar LMGMKS. Metode yang digunakan adalah metode Johansen Cointegration Test. Pengujian integrasi spasial diatas membuktikan jika pasar minyak goreng di Surabaya terintegrasi secara spasial dengan pasar minyak goreng di Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta, Bandung, Pontianak dan Makasar masing-masing dengan satu persamaan kointegrasi. Pasar yang tidak terintegrasi dengan pasar minyak goreng di Surabaya adalah pasar minyak goreng di Semarang dan Denpasar, dimana nilai trace statistic maupun eigenvalue maksimal lebih kecil dari nilai kritisnya sehingga hipotesis nol bahwa tidak terdapat persamaan kointegrasi none tidak dapat ditolak. Dengan demikian, pengujian transmisi harga tidak akan dilakukan untuk variabel dependen endogen LMGSMR dan LMGDPS.