Analisis Transmisi Harga CPO Internasional dengan Harga Minyak

Dari hasil pengujian dapat dilihat jika seluruh series harga bersifat non stasioner pada level. Pengujian pada tingkat first difference memperlihatkan jika seluruh data telah stasioner I1.

9.2 Penentuan Lag Optimal

Penentuan panjang lag diperlukan dalam pembentukan model VAR integrasi spasial pasar minyak goreng. Output penentuan lag dengan Eviews akan menampilkan kandidat lag optimal menurut beberapa kriteria. Dalam penelitian ini, lag yang dianggap optimal ditentukan berdasarkan kriteria Schwarz Information Criterion SC. Berdasarkan hasil penentuan panjang lag VAR untuk pasar CPO dan minyak goreng domestik Tabel 29 disimpulkan jika VAR akan stabil hingga lag ke-1, dan pada lag ke-2 tidak akan stabil lagi. Dengan demikian dalam model VAR akan dimasukkan kelambanan dari setiap variabel hanya lag pertamanya. Tabel 29 Hasil pemilihan lag optimal menurut beberapa kriteria Lag LogL LR FPE AIC SC HQ 1773.120 NA 5.45e-24 -25.18743 -24.97732 -25.10205 1 2453.467 1253.782 1.37e-27 -33.47811 -31.16682 -32.53887 2 2574.298 205.4111 1.04e-27 -33.77568 -29.36321 -31.98259 3 2660.052 133.5319 1.34e-27 -33.57217 -27.05853 -30.92522 4 2754.567 133.6707 1.61e-27 -33.49381 -24.87900 -29.99301 5 2833.379 100.2042 2.59e-27 -33.19113 -22.47514 -28.83647 6 2917.517 94.95591 4.27e-27 -32.96453 -20.14737 -27.75602 7 3039.355 120.0979 4.71e-27 -33.27651 -18.35818 -27.21414 8 3163.109 104.3065 6.11e-27 -33.61584 -16.59634 -26.69963 Lag yang terpilih

9.3 Pengujian Kausalitas Blok

Pengujian kausalitas blok bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat antar harga yang ditunjukkan dengan melihat apakah suatu variabel dapat digunakan merupakan variabel endogen atau merupakan variabel eksogen dalam suatu persamaan. Dalam penelitian ini, pengujian kasualitas dilakukan terhadap kelompok harga minyak goreng domestik yang terdiri dari harga minyak goreng di 10 kota besar di Indonesia. Metode yang digunakan adalah VAR Granger Causality Block Exogenity . Suatu variabel yang mempunyai sifat eksogenitas terhadap variabel lain dapat dipastikan mempunyai hubungan kausalitas terhadap variabel tersebut, namun sebaliknya suatu variabel yang bersifat Granger cause terhadap variabel lain belum dapat dipastikan sebagai variabel eksogen bagi variabel tersebut. Tabel 30 P-Value Hasil Uji VAR Granger CausalityBlock Exogeneity untuk harga minyak goreng 10 kota besar H excluding : Variabel Endogen LMG MDN LMG PKB LMG PLB LMG JKT LMG BDG LMG SMR LMG SBY LMG DPS LMG PTK LMG MKS LMG MDN 0.335 0.009 0.004 0.000 0.004 0.001 0.036 0.015 0.213 LMG PKB 0.480 0.100 0.085 0.053 0.005 0.093 0.127 0.003 0.415 LMG PLB 0.227 0.811 0.662 0.849 0.766 0.605 0.209 0.517 0.951 LMG JKT 0.936 0.037 0.361 0.899 0.281 0.572 0.037 0.449 0.137 LMG BDG 0.848 0.192 0.854 0.250 0.400 0.202 0.004 0.310 0.390 LMG SMR 0.217 0.350 0.634 0.009 0.291 0.854 0.622 0.108 0.720 LMG SBY 0.001 0.004 0.089 0.008 0.378 0.358 0.124 0.064 0.092 LMG DPS 0.264 0.748 0.520 0.862 0.822 0.863 0.883 0.259 0.135 LMG PTK 0.670 0.957 0.884 0.045 0.064 0.122 0.283 0.039 0.638 LMG MKS 0.568 0.335 0.605 0.716 0.314 0.911 0.677 0.032 0.384 All 0.0668 0.0003 0.0000 0.0000 0.0000 0.0006 0.0472 0.0000 0.0000 0.0000 H dapat ditolak pada taraf 5; Kausalitas harga minyak goreng antar wilayah pada pasar minyak goreng di Indonesia dapat menggambarkan pengaruh harga minyak goreng di suatu wilayah terhadap harga di wilayah lain. Dari hasil pengujian kausalitas blok antar harga minyak goreng di 10 kota besar di Indonesia diketahui bahwa seluruh variabel harga minyak goreng di setiap kota merupakan variabel endogen yang dapat dijelaskan oleh variabel lain. Artinya harga di setiap kota yang dianalisis akan dipengaruhi oleh harga di kota lainnya. Dari Tabel 30, diantara harga minyak goreng di 10 kota yang dianalisis, terlihat jika harga minyak goreng di Medan dan Surabaya relatif lebih banyak mempengaruhi secara signifikan harga minyak goreng di kota lainnya. Kedua kota tersebut merupakan wilayah produsen utama minyak goreng di Indonesia. Harga minyak goreng di Medan berpengaruh signifikan terhadap harga minyak goreng di Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Pontianak. Antara pasar Medan dengan pasar di kota-kota tersebut kecuali Surabaya terjadi kausalitas satu arah. Hal ini menunjukkan jika Medan merupakan pasar acuan pada pasar minyak goreng di Indonesia. Sementara itu, harga minyak goreng di Surabaya berpengaruh signifikan terhadap harga minyak goreng di Medan, Pekanbaru dan Jakarta. Kausalitas satu arah terjadi antara pasar Surabaya dengan Pekanbaru dan Jakarta. Hasil pengujian kausalitas ini juga bermanfaat untuk menentukan arah transmisi dalam pengujian transmisi harga pada tahap selanjutnya.

9.4 Pengujian Kointegrasi Spasial

Analisis integrasi spasial pada pasar minyak goreng bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan jangka panjang antara harga minyak goreng di suatu kota dengan harga minyak goreng di kota lainnya. Jika pasar minyak goreng antar wilayah terintegrasi secara spasial, maka disparitas harga minyak goreng antar wilayah merupakan biaya transport dari wilayah produsen ke setiap wilayah konsumen. Tabel 31 Hasil Pengujian Kointegrasi Harga Minyak Goreng Antar Kota di Indonesia Hipotesis Nol Trace Statistic Nilai Kritis Max-Eigen Statictic Nilai Kritis None 470.4111 251.2650 104.5945 65.30016 At most 1 365.8167 208.4374 94.75224 59.24000 At most 2 271.0644 169.5991 71.90250 53.18784 At most 3 199.1619 134.6780 58.21997 47.07897 At most 4 140.9420 103.8473 41.70372 40.95680 At most 5 99.23823 76.97277 35.85802 34.80587 At most 6 63.38022 54.07904 32.97457 28.58808 At most 7 30.40565 35.19275 14.44101 22.29962 At most 8 15.96463 20.26184 12.52065 15.89210 At most 9 3.443983 9.164546 3.443983 9.164546 H dapat ditolak pada tingkat 5