Tingkat Pendidikan Keadaan Biogeofisik 1. Letak Administratif dan Geografis

12 Tabel 21 Tingkat pendidikan penduduk Karimunjawa, 2006 Desa Tingkat pendidikan Jumlah SD SLTP SLTA PT Karimunjawa 3.865 156 92 24 4.137 Kemujan 2.128 115 57 11 2.311 Parang 1.974 25 7 1 2.007 Jumlah total 7.967 296 156 36 8.455 Persentase 94,23 3,50 1,85 0,43 100.00 Sumber : Monografi Desa Kecamatan Karimunjawa 2006

4.2.3. Mata Pencaharian

Kualitas pendidikan yang rendah akan menyebabkan rendahnya pengetahuan yang mempengaruhi pola pikir, cara pandang dan kemampuan adaptasi mereka terhadap perubahan teknologi. Selain itu juga berpengaruh terhadap pola pemanfaatan sumberdaya alam, sehingga tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya alam masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jenis mata-pencaharian penduduk Tabel 22 dimana yang paling memberikan dampak terhadap keberadaan sumberdaya alam adalah nelayan 60,34, petani 18,50 dan pengrajin souvenir 4,61. Tabel 22 Jenis mata pencaharian penduduk Karimunjawa, 2007 No Mata Pencaharian Jumlah Penduduk Total Persentase Karimunjawa Kemujan Parang 1. Petani 445 399 168 1.012 18,50 2. Buruh taninelayan 1.483 1.291 527 3.301 60,34 3. Pengusaha 21 15 8 44 0,80 4. Buruh industri ,pengrajin 113 52 87 252 4,61 5. Pedagang 97 35 35 167 3,05 6. Konstruksi 79 54 35 168 3,07 7. Angkutan 31 34 15 80 1,46 8. PNS dan TNI 168 47 28 243 4,44 9. Pensiunan 14 3 17 0,31 10 Lainnya Jasa 25 153 9 187 3,42 Jumlah 2.476 2.083 912 5.471 100,00 Sumber : BTNK 2008 13 Nelayan sebagai jumlah terbanyak mempunyai ketergantungan tinggi terhadap sumberdaya perikanan dimana kegiatan mereka cenderung mengeksploitasi sumberdaya dengan cara-cara yang merusak sehingga mengganggu upaya konservasi yang dapat menurunkan nilai sumberdaya itu sendiri. Sementara pengrajin souvenir banyak yang mengambil kayu mangrove jenis setigi untuk bahan baku pembuatan tongkat maupun tasbih; sedangkan petani, termasuk petani tambak tidak banyak memberikan pengaruh terhadap kerusakan sumberdaya karena usaha mereka tergantung musim. Salah satu ciri kuat dari struktur sosial komunitas nelayan adalah kuatnya hubungan antara juragan dengan buruh nelayan. Ikatan ini lahir untuk saling membagi resiko dan ketidakpastian secara ekonomi patron klien. Ikatan patron klien ini merupakan jaminan ekonomi yang saat ini dipraktekkan sebagai hubungan yang saling menguntungkan dan juga jalinan keakraban dalam nilai sosial, namun sangat berbeda dampaknya dalam lingkup pemanfaatan sumberdaya alam. Dalam penjualan hasil tangkapan, nelayan Karimujawa sudah mempunyai ikatan sangat kuat dan mendalam dengan juragannya, dimana semua harga ditentukan oleh juragan sehingga nelayan tidak punya posisi tawar. Oleh karenanya tempat pelelangan ikan yang ada di Karimunjawa tidak berfungsi. Untuk itu diperlukan perbaikan kelembagaan perikanan akan tetapi membutuhkan waktu yang lama karena merubah perilaku tidaklah mudah.

4.2.4. Tingkat Pendapatan

Jika dilihat dari tingkat pendapatan masyarakat Karimunjawa, lebih dari 50 penduduk tergolong dalam keluarga sejahtera dengan rata-rata pendapatan per bulan diatas 1 juta Tabel 23. Akan tetapi biaya hidup di Karimunjawa relatif lebih besar dibandingkan pulau Jawa, hal ini dapat dilihat dari harga sembilan bahan pokok yang relatif lebih mahal 30-50 lebih tinggi, misalnya harga BBM di Karimunjawa sekarang mencapai Rp 8.000,- sampai Rp 9.000,- per liter. Hal ini dikarenakan barang-barang tersebut harus dibeli dan diangkut dari pulau Jawa sementara jumlah dan frekuensi kapal ke Karimunjawa terbatas dan juga dibatasi oleh musim.