Analisis Kualitatif Pemilihan Responden
                                                                                49
Kebijakan dan Kelembagaan Kajian kebijakan dimulai dengan analisis terhadap regulasi dan aturan yang
menjadi  landasan  hukum  bagi  pengelolaan  TNKJ.  Mengacu  pada  peraturan perundangan  yang  berlaku  dapat  diketahui  peran  dan  fungsi  lembagainstitusi
pemerintah  yang  terkait  dalam  pengelolaan  TNKJ.  Aspek  kelembagaan  dalam pengelolaan kawasan konservasi tidak dapat dilepaskan dari lembaga pengelola
yaitu  Balai  Taman  Nasional  Karimunjawa  BTNK.  Kapasitas  BTNK  sebagai lembaga pengelola yang mempunyai otoritas dievaluasi untuk menilai efektifitas
pengelolaan kawasan dengan melihat kualifikasi sumber daya manusia dan dana yang disediakan serta kerjasama dan pendidikan pelatihan yang diikuti oleh staf
BTNK.
Gambar 7  Bagan alir analisis kebijakan dan kelembagaan. Sumber : Modifikasi dari Djogo et al 2003
Substansi  analisis  kebijakan  difokuskan  pada  batasan  atau  cakupan pengelolaan  kawasan  dengan  pendekatan  co-management,  tujuan  dan  fungsi
kolaborasi untuk peningkatan kapasitas dan perbaikan sistem pengelolaan serta rancangan  co-management  yang  dimulai  sebagai  tahap  perencanaan.  Tinjauan
terhadap regulasi dan aturan perundangan merupakan dasar analisis kelayakan kelembagaan co-management.
Peraturan pariwisata
Peraturan otonomi daerah
Data peraturan perundangan
terkait
Kelembagaan
Data Sosekbud masyarakat
Peraturan konservasi
Peraturan perikanan
Kepentingan, peran  masalah
Tupoksi BTNK Pemda Dinas
daerah Peran sosial
masyarakat Analisis
peraturan perundangan
Data kebijakan Analisis
kebijakan
Analisis kelembagaan
Konflik institusional
50
Hasil  analisis  peraturan  kemudian  diplotkan  dalam  level  hierarki  co- management  untuk  mengetahui  posisi  pembagian  kewenangan.  Data  yang
dibutuhkan  untuk  menganalisis  kebijakan  dan  kelembagaan  pengelolaan  TNKJ diperoleh dari hasil literatur review dan interview antara lain adalah :
1. Data  dan  informasi  yang  terkait  dengan  kebijakan  pengembangan  dan
pengelolaan  kawasan  konservasi,  perikanan  dan  pariwisata  yang digariskan oleh pemerintah;
2. Data  peraturan  perundang-undangan  nasional  terkait  yang  merupakan
dasar  dan  acuan  pengelolaan  dan  pengembangan  co-management,  yaitu UU, PP dan permenhut P.1904 serta dokumentasi laporan BTNK;
3. Data  mengenai  kelembagaan  yang  meliputi  kepentingan,  peran  dan
masalah yang dihadapu; serta tugas dan fungsi lembaga; dan 4.
Data sosial ekonomi dan budaya masyarakat Karimunjawa sebagai bahan pertimbangan yang membantu perumusan pengembangan kelembagaan.
Persepsi dan Partisipasi Persepsi  dan  partisipasi  stakeholders  diperoleh  dari  hasil  survey
berdasarkan  daftar  pertanyaan  yang  diajukan  yang  dianalisis  secara  kualitatif berdasarkan modus kejadian dengan skor 1 untuk keadaan sangat jelek sampai
dengan 5 untuk keadaan sangat bagus. Persepsi yang diamati meliputi persepsi stakeholders  mengenai  kondisi  sumberdaya,  jenis  ancaman  kelestarian
sumberdaya  alam,  dampak  zonasi  bagi  sumberdaya  alam  dan  sumber  mata pencaharian, permasalahan pengembangan TNKJ dan bentuk pengawasan bagi
kelestarian  sumberdaya.  Sedangkan  partisipasi  masyarakat  dalam  proses pengambilan  keputusan  untuk  pembangunan  perikanan,  pembangunan
pariwisata  dan  pemberdayaan  atau  peningkatan  kapasitas  masyarakat.  Dari analisis  persepsi  dan  partisipasi  dapat  diketahui  perilaku  dalam  hubungan
komunikasi  antar  stakeholders  yang  dapat  mempengaruhi  keberhasilan pengelolaan kolaboratif TNKJ.
Partisipasi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkatan, yaitu : 1.
Partisipasi  aktif,  apabila  mereka  secara  sadar  dan  aktif  telah  dan  akan melakukan  upaya  atau  tindakan-tindakan  untuk  menjaga  keberlanjutan
ketersediaan sumberdaya hayati pesisir dan laut TNKJ; 2.
Partisipasi  pasif  apabila  mereka  berpikir  bahwa  harus  dilakukan  upaya- upaya  untuk  menjaga  keberlanjutan  ketersediaan  sumberdaya  hayati
51
pesisir  dan  laut  TNKJ,  tetapi  mereka  tidak  pernah  terlibat  aktif  dan berharap agar pemerintah atau pihak lain yang melakukannya; dan
3. Partisipasi  negatif,  apabila  mereka  tidak  pernah  berpikir  untuk
mempertahankan  ketersediaan  sumberdaya  hayati  pesisir  dan  laut  TNKJ, sebaliknya  justru  selalu  berupaya  untuk  memperoleh  keuntungan  yang
sebesar-besarnya  dengan  cara  yang  dapat  menimbulkan  kerusakan SDAHE TNKJ.
Gambar 8  Bagan alir analisis persepsi dan partisipasi. Sumber : Modifikasi dari Djogo et al 2003
                