Prinsip dan Pendekatan Co-management
                                                                                30
Tabel 6  Perbedaan karakteristik pengelolaan sumber daya alam
No Karakteristik
Berbasis Masyarakat Co-management
Terpusat 1.
Penerapan spasial
lokasi spesifik jaringan multi-lokasi
nasional 2.
Pihak otoritas utama
struktur pengambilan keputusan lokal dan penduduk lokal
terbagi, pemerintah pusat dengan otoritas pemerintah
dan non-pemerintah lokal pemerintah pusat
3. Pihak
bertanggung jawab
komunal, badan pengambilan keputusan lokal
multi-pihak pada tataran lokal dan nasional
didominasi pemerintah pusat
4. Tingkat
partisipasi tinggi pada tataran lokal
tinggi pada berbagai tingkatan
rendah, potensi eksklusivitas kelompok
kepentingan 5.
Durasi kegiatan
proses awal cepat, proses pengambilan keputusan lambat
proses awal moderat, pengambilan keputusan
antar kelompok kepentingan lambat
proses awal gradual durasinya, cepat
mengambil keputusan pada awal proses
6. keluwesan
pengelolaan daya penyesuaian tinggi, sensitif
dan cepat tanggap terhadap perubahan kondisi lingkungan
lokal daya penyesuaian moderat,
cepat tanggap terhadap perubahan alam dngan
kecukupan waktu lambat untuk perubahan
dan seringkali tidak luwes, birokratik, potensi tidak
terkoneksinya kebijakan, realita dan praktik
7. Investasi
finansial SDM
menggunakan SDM lokal, pengeluaran finasial moderat
sampai rendah, anggaran fleksibel
membangun SDM berbagai tingkatan, anggaran
fleksibel, pengeluaran biaya moderat sampai tinggi
dipusatkan pada SDM, biaya pengeluaran
moderat, anggaran kaku sudah ditetapkan
8. Kelangsungan
usaha jangka pendek bila tanpa
dukungan eksternal yang berkelanjutan
terus menerus jika terbangun kondisi yang
setara terus menerus jika struktur
terpelihara 9.
Orientasi prosedural
berfokus pada dampak jangka pendek, didesain hanya untuk
lokasi lokal spesifik, sanksi moral berorientasi dampak jangka
panjang, proses jangka pendek, didesain untuk
multi-lokasi orientasi proses jangka
panjang, didesain untuk lokasi yang luas
10. Orientasi
aspek legal kontrol sumberdaya secara de
facto, hak properti komunal atau swasta
kontrol sumberdaya secara de jure, hak properti
komunal, swasta atau publik kontrol sumberdaya secara
de jure, hak properti publik atau negara
11. Orientasi
resolusi konflik salah satu pihak ada yang
dikalahkan, akomodatif, kompetisi, kekuatan publik, sanksi
hukum lokal semua pihak dimenangkan,
kolaboratif, negosiatif diselesaikan secara
hukum. Salah satu pihak ada yang dikalahkan,
kompetisi, akomodatif, kekuatan politik
12. Tujuan akhir
revitalisasi atau mempertahankan status quo penguasaan
sumberdaya lokal, demokratisasi politik, sanksi hukum lokal
menciptakan perdamaian dan demokratisasi politik
bidang pengelolaan SDA berbagai tingkatan
mempertahankan status quo politik penguasaan
SDA, perubahan ekonomi nasional
13. Sumber
informasi pengelolaan
pengetahuan lokal pengetahuan lokal dan
scientifik barat di dominasi scientifik barat
Sumber : NRM 2002
31
Semua keputusan
ditentukan berdasarkan
kesepakatan dan
pelaksanaannya  didasarkan  atas  sanksi-sanksi  sosial  Nikijuluw,  2002.  Bentuk PSBM  banyak  ditemui  di  berbagai  daerah  di  Indonesia  dan  dilakukan  secara
komunal  sebagai  bagian  dari  tradisi  yang  sudah  menyatu  dengan  kehidupan masyarakat, karena inisiatif berasal dari masyarakat, dimana tidak ada intervensi
pemerintah  maupun  pertimbangan  ilmiah.  Tabel  7  menyajikan  beberapa  contoh pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis masyarakat di Indonesia.
Tabel 7  Contoh bentuk pengelolaan sumberdaya perikanan laut berbasis masyarakat
No Nama tradisi
Target sumberdaya Lokasi
1 Sasi
Ikan karang, moluska, cacing laut, rumput laut
Maluku 2
Banu Timun laut
TTU, NTT 3
Lulin Ikan karang
Kupang, NTT 4
Badu Ikan karang  ikan demersal  Lembata, NTT
5 Awig-awig
Ikan Lombok Barat, NTB
6 Kamande
Ikan P. Papagaran, Flores, NTT
7 Panglima Laot  Ikan
Aceh 8
Lebak Lebung  Ikan dan habitatnya teluk, rawa, muara sungai
Sumatra Selatan 9
Panglima Menteng
Ikan Sulawesi Selatan
10  Pamali Ikan, cumi dan mangrove
Maluku utara Sumber : Moose, 2006
Dalam pengelolaan terpusat, pemerintah sebagai pemegang otoritas diberi wewenang khusus dan resmi mempunyai hak akses, memanfaatkan, mengatur,
dan  mengalihkan  sumberdaya.  Bentuk  pengelolaannya  dicirikan  dengan  sangat terpusat  dan  hirarki,  dimana  pusat  menentukan  keseluruhan  kebijakan  dan
daerah  menerapkannya  Mitchell  et  al,  2003.  Sedangkan  co-management merupakan  pilihan  pengelolaan  yang  mengkombinasikan  antara  sistem
pengelolaan  terpusat  top-down  dan  PSBM  bottom-up.  Keberhasilan  co- management
sangat tergantung
pada kemauan
pemerintah untuk
mendesentralisasikan  tanggung  jawab  dan  kewenangan  dalam  pengelolaan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.
                