Oceanografi Keadaan Biogeofisik 1. Letak Administratif dan Geografis

10 meter menjadikan luas pantai semakin sempit akibat tertutup air pasang pada siang hari selama 5 jam, sehingga aktivitas wisatawan di pantai terganggu air pasang. 4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat

4.2.1. Kependudukan

Karimunjawa mulai dihuni secara permanen pada akhir abad ke-19 ketika Belanda tiba di Jawa. Selama pendudukan Jepang pada tahun 1940an, diperkirakan jumlah penduduk Karimunjawa sekitar 1400 jiwa, jumlah ini terus meningkat setiap tahun dengan rata-rata pertumbuhan 2,05 Bappeda Jepara, 2005. Jumlah penduduk Karimunjawa berdasarkan statistik BTNK tahun 2008 adalah 9.054 jiwa yang terdiri dari 2.465 rumah tangga, dengan distribusi 46,79 di Desa Karimunjawa; 30,51 di Desa Kemujan; dan 22,7 di Desa Parang dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 2,74 per tahun dan kepadatan rata-rata 119 jiwakm 2 Tabel 19. Pada tahun 2006 laju pertumbuhan meningkat tajam seiring dengan pembangunan pariwisata Karimunjawa, hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah pendatang dari Jawa yang bekerja pada sektor pariwisata. Tabel 19 Data kependudukan kecamatan Karimunjawa Tahun Jumlah penduduk jiwa Laju pertumbuhan per tahun Kepadatan jiwa km 2 1995 7.795 - 109 1998 8.264 2.01 116 2005 8.427 0.33 118 2006 8.842 4.92 124 2007 9.054 3.72 127 Sumber : Pemda Jepara 1994, Monografi Desa 1999, BTNK 2008 Sebagian besar penduduk Karimunjawa adalah pendatang dari Jawa, Madura dan Makasar dengan lama tinggal rata-rata 24 tahun dan alasan utama kepindahan karena keluarga 34.3 dimana mereka diajak saudaranya yang telah terlebih dahulu tinggal dan menikah di Karimunjawa dan karena pekerjaan 23. Menurut Wibowo 2006 komposisi penduduk pendatang adalah 88.8 dari suku Jawa yang tinggal di Karimunjawa, Genting dan Kemujan Dukuh Mrican dan Dukuh Kemujan; 6.7 dari Suku Bugis yang tinggal di Kemujan Dukuh Batulawang dan Dukuh Tlogo; 1.5 dari suku Madura yang tinggal di Parang Dukuh Nyamuk; dan 0,7 suku Mandar yang tinggal di Kemujan. 11

4.2.2. Tingkat Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Karimunjawa sudah mencukupi dengan jumlah gedung 19 buah dari tingkat TK sampai SMA dan ratio guru - murid 1:10. Tabel 20 memberikan gambaran distribusi murid dan guru di semua tingkatan pendidikan, dimana terdapat 14 buah SD 6 di Pulau Karimunjawa, 4 di Pulau Kemujan dan 3 di Pulau Parang dan 1 di Pulau Genting; 2 SMP dan 1 MTs, serta 1 Madrasal Aliyah di Pulau Kemujan dan 1 SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan di Pulau Karimunjawa yang merupakan sekolah gratis. Tabel 20 Distribusi murid dan guru menurut tingkat pendidikan di TNKJ, 2006 Tingkat pendidikan Jumlah gedung Jumlah murid Jumlah guru Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah TK 3 45 53 98 7 7 SD 14 675 536 1.211 87 24 111 SMP 2 99 120 219 12 9 21 MTs 1 91 88 179 17 2 19 SMK 1 75 41 116 12 3 15 MA 1 49 43 92 13 2 15 Jumlah 19 989 828 1.817 141 40 181 Sumber : Jepara dalam angka 2006 Walaupun demikian, tingkat pendidikan penduduk Karimunjawa pada umumnya masih rendah Tabel 21 dimana sebagian besar penduduk 94,23 berpendidikan sampai tingkat SD, jika diperinci hanya 60 yang tamat SD; 22 tidak lulus SD; 12 tidak sekolah. Sedangkan jumlah lulusan dengan pendidikan menengah atas dan lanjut masih sangat minim 2,46, hal ini dikarenakan persepsi masyarakat tentang arti penting pendidikan masih kurang, apalagi sebagian besar orang tua mereka hanya berprofesi sebagai nelayan; sementara biaya sekolah sampai ke pendidikan tinggi tergolong mahal. Hal ini nantinya akan berdampak terhadap upaya konservasi kawasan TNKJ karena keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh penduduk, oleh karenanya program peningkatan pendidikan sangat diperlukan untuk dapat membangun kapasitas masyarakat Karimunjawa.