Fasilitas Umum Keadaan Biogeofisik 1. Letak Administratif dan Geografis

16 Tabel 25 Fasilitas umum di Karimunjawa No. Jenis fasilitas Jumlah unit Keterangan 1 Air bersih 6 PDAM Swakarsa 2 Listrik 5 PLTD Kalisda dan Telkom 3 Komunikasi 3 Telkom, Telkomsel, XLindo 4 Sarana Pendidikan : - TK 3 Negeri - SD 14 Negeri - SLTP 2 Negeri dan MTs - SLTA 2 MA dan SMK terbuka 5 Kesehatan 1 Puskesmas 6 Bank 1 7 Transportasi : - laut 2 KMP Muria dan KMP Kartini 1 - darat 11 Mobil dan Motor - udara 1 Deraya Air Service Kura-kura resort 8 Bandara 1 Panjang landasan 750 m, di Kemujan 9 Dermaga 4 Di Karimunjawa dan Kemujan 10 Pariwisata : - Hotelwismaresort 8 Swasta dan Dinas Pariwisata - Homestay 17 Milik Masyarakat - Toko Souvenir 18 Milik Masyarakat Pemda - Warung makan 8 Milik Masyarakat 11 Perikanan : - TPI 1 Dinas Perikanan tidak berfungsi - Pabrik es 1 Dinas Perikanan rusak 12 Keamanan 6 Kantor Koramil, kantor Polsek, Pos Pol Airud, Pos TNI AL, Satpol PP, kantor Jagawana TNKJ Sumber : BTNK 2008 Fasilitas perdagangan terbatas pada satu pasar umum yang hanya buka pada pagi hari dari jam 05.00 sampai jam 10.00 WIB, satu Kedai Pesisir dan satu pusat pertokoan Cinderamata di Pulau Karimunjawa serta beberapa kiosruko atau bangunan semi permanen yang tersebar Pulau Kemujan dan Pulau Parang. Selain itu juga terdapat 12 industri kecil dan 127 industri rumah tangga yang tersebar di semua desa. Kegiatan ekonomi yang kurang berkembang disebabkan oleh karena kebutuhan hidup masyarakat tidak dapat dipenuhi dari Kepulauan Karimunjawa, tetapi diambil dari Jepara dan Semarang. 17 4.3. Taman Nasional Karimunjawa TNKJ 4.3.1. Status dan Sejarah Berdasarkan surat Gubernur Jawa Tengah nomor 55621378 tanggal 26 Oktober 1982 tentang usulan Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut, maka pada tahun 1986 Karimunjawa ditetapkan sebagai Cagar Alam Laut berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 123Kpts-II1986 tanggal 9 April 1986 tentang Penunjukkan Kepulauan Karimunjawa dan perairan laut disekitarnya seluas 111.625 ha yang terletak di Dati II Jepara, Dati I Jawa Tengah sebagai Cagar Alam laut. Hal ini dilakukan mengingat keindahan alam laut yang khas dengan keanekaragaman terumbu karang serta pantai pasir putih yang landai dimana ditemukan telur-telur penyu yang perlu dijaga kelestariannya. Pada tahun 1988 Karimunjawa dinyatakan sebagai kawasan Taman Nasional dengan surat pernyataan Menteri Kehutanan No. 161Menhut-II1988 tanggal 23 Februari 1988 tentang Perubahan Fungsi Cagar Alam Laut Karimunjawa menjadi Taman Nasional Laut, agar dapat dimanfaatkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, rekreasi dan pariwisata. Pada tahun 1999 melalui SK Menteri Kehutanan no. 78 Kpts-II1999 tanggal 22 Februari 1999 tentang perubahan Cagar Alam Karimunjawa dan perairan laut disekitarnya yang terletak di Kabupaten Jepara, Propinsi Dari I Jawa Tengah seluas 111.625 ha menjadi Taman Nasional dengan Taman Nasional Karimunjawa. Pada tanggal 15 Maret 2001 dikeluarkan SK Menteri Kehutanan terbaru no. 74 Kpts-II2001 tentang Penetapan sebagian kawasan Taman Nasional Karimunjawa seluas 110.117,30 ha yang terletak di Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah sebagai kawasan pelestarian alam perairan. Untuk mendukung sistem pengelolaan kawasan telah ditetapkan penataan mintakat pada kawasan taman nasional berdasarkan SK Dirjen PHPA No. 53KptsDJ-VI1990 tentang Penataan ZonasiMintakat Taman Nasional Karimunjawa. Untuk mendukung pengelolaan TNKJ, beberapa dokumen perencanaan yang telah disusun oleh BTNK, antara lain adalah : 1. Rencana Induk TNKJ tahun 19871988; 2. Rencana Pengelolaan TNKJ tahun 2002-2007; 3. Rencana Pengelolaan TNKJ periode tahun 2005 - 2024 4. Rencana strategik pengelolaan TNKJ 2005 – 2009 5. Rencana Unit Pengelolaan Lima Tahunan; 6. Rencana Unit Pengelolaan Tahunan; dan 18 7. Rencana Tapak TNKJ. Pemerintah daerah Provinsi Jawa Tengah menyadari arti penting dari status kawasan sebagai taman nasional sebagaimana disebutkan dalam Perda no 22 tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah dimana Taman Nasional Karimunjawa sebagai kawasan pelestarian alam KPA merupakan kawasan yang harus dilindungi untuk menjaga dan memelihara, meningkatkan kualitas sumberdaya alam dan buatan serta mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan. Berbagai kegiatan juga telah dilakukan oleh dinas teknis terkait untuk melakukan penelitian dan pengembangan kawasan serta pemberdayaan masyarakat.

4.3.2. Visi dan Misi Pengelolaan

Dalam Rencana Pengelolaan Taman Nasional RPTN dan rencana strategik pengelolaan TNKJ 2005 – 2009 disebutkan bahwa visi pengelolaan TNKJ adalah “memantapkan pengelolaan KSDAHE TNKJ melalui perlindungan hutan dan penegakan hukum, optimalisasi pemanfaatan berdasarkan prinsip kelestari an yang didukung kelembagaan dan kemitraan yang kuat”. Visi merupakan suatu keadaan yang ingin dicapai di masa datang yang cara pencapaiannya dijabarkan dalam misi. Untuk mencapai visi pengelolaan TNKJ, BTNK seharusnya melakukan perlindungan, penegakan hukum, pemanfaatan, menyiapkan kelembagaan dan kemitraan. Akan tetapi apa yang seharusnya dikerjakan tidak dituangkan dalam misi secara jelas cara pencapaiannya sehingga tidak bisa digunakan sebagai petunjuk kerja. Misi pengelolaan TNKJ menurut RPTN TNKJ adalah : 1. Mewujudkan TNKJ sebagai KPA dalam mendukung perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan secara lestari potensi SDAHE; 2. Mewujudkan relevansi pengelolaan TNKJ di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan untuk kesejahteraan masyarakat; 3. Meningkatkan efektifitas pengelolaan TNKJ sesuai fungsi kawasan; 4. Mengembangkan dan memantapkan upaya pengawetan, pengendalian pemanfaatan tumbuhan satwa liar; 5. memantapkan upaya perlindungan dan penegakan hukum serta pengendalian kebakaran hutan di TNKJ;