Pengertian dan Tujuan Partisipasi Masyarakat

23 yang pelaksanaannya dijelaskan pada ayat 2 yaitu dengan cara a meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan; b menumbuh-kembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; c menumbuhkan ketanggap-segeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; d memberikan saran pendapat; dan e menyampaikan informasi dan atau menyampaikan laporan. Manfaat dari partisipasi masyarakat menurut Hardjasoemantri 1993 adalah: 1. Sebagai proses pembuatan suatu kebijakan, karena masyarakat adalah kelompok yang berpotensi menanggung konsekuensi dari suatu kebijakan memiliki hak untuk diajak konsultasi; 2. Sebagai suatu strategi, dimana melalui peran serta masyarakat duatu kebijakan pemerintah mendapat dukungan masyarakat sehingga keputusan tersebut memiliki kredibilitas; 3. Peran serta masyarakat ditujukan sebagai alat komunikasi bagi pemerintah, untuk mendapatkan masukan dan informasi dalam pengambilan keputusan sehingga melahirkan keputusan yang responsif; dan 4. Peran serta masyarakat dalam penyelesaian sengketa atau konflik didaya- gunakan melalui upaya pencapaian konsensus dari pendapat yang ada. Karena dengan bertukar pikiran dan pandangan dapat meningkatkan pengertian dan toleransi serta mengurangi rasa ketidak-percayaan dan kerancuan.

2.4.2. Mekanisme dan Model Partisipasi

Menurut UU no.23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan dapat dikembangkan melalui cara-cara berikut: 1. Meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat dan kemitraan; 2. Menumbuhkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat; 3. Menumbuhkan ketanggapan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial; 4. Memberikan saran dan pendapat; dan 5. Menyampaikan informasi danatau laporan. 24 Menurut Mitchell et al 2003 partisipasi dalam suatu kerjasama berdasarkan pembagian kekuasaannya dapat dibedakan menjadi empat Tabel 3 yaitu : 1 kontribusi; 2 operasional; 3 konsultatif; dan 4 kolaboratif. Tabel 3 Bentuk kerjasama strategik No. Bentuk kerjasama Tujuan Pembagian kekuasaan strategik 1. Kontribusi Support sharing Menyalurkan dana untuk suatu proyekprogram. Pemerintah memegang kontrol tetapi kontributor mengajukan usulan atau sepakat dengan tujuan proyekprogram 2. Operasional Working sharing Mengijinkan peserta untuk bekerjasama dan bertukar informasi Pemerintah memegang kontrol. Peserta dapat mempengaruhi keputusan melalui kesertaan praktis 3. Konsultatif Advisory Mendapatkan masukan kebijakan dan strategi, serta merancang program evaluasi dan penyesuaian Pemerintah mempertahankan kontrol, kepemilikan dan resiko, tapi terbuka terhadap masukan peserta dan stakeholders 4. Kolaboratif Decision making Meningkatkan kerjasama dalam perumusan kebijakan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan penyesuaian Kekuasaan, pemilikan dan resiko dibagi bersama Sumber : Mitchell et al 2003 Partisipasi dalam perencanaan pengelolaan taman nasional harus dilakukan secara kontinyu dan bersifat saling sinergis dalam bentuk kerjasama antara pihak pengelola taman nasional dengan stakeholders Warner, 1997. Proses partisipatori sendiri melibatkan sejumlah pertemuan yang bersifat konsultatif dimana semua stakeholderss berpartisipasi. Oleh karenanya tingkat partisipasi akan tergantung pada tingkat konsultasi, mulai dari sekedar memberi informasi, konsultasi dan partisipasi penuh Pirot et al, 2000. Juga harus dilakukan pembedaan antara kelompok publik aktif dan pasif. Walaupun demikian ada tantangan bagi pengelola lingkungan yaitu apakah isu yang disampaikan kelompok yang aktif mewakili isu-isu stakeholders yang akan dipengaruhi atau terkena suatu kebijakan, karena kelompok yang aktif tidak selalu mewakili semua stakeholderss Mitchell et al, 2003.