Pemanfaatan Pariwisata Pemanfaatan SDAHE TNKJ 1. Pemanfaatan Perikanan
35
Jawa, sedangkan yang datang dengan tujuan untuk penelitian adalah mahasiswa dan tenaga peneliti dari berbagai lembaga perguruan tinggi dan lembaga
penelitian di Indonesia, sedangkan wisatawan yang berkunjung untuk tujuan lain antara lain untuk mengunjungi keluarga atau untuk keperluan dinas.
Tabel 32 Jumlah pengunjung TNKJ berdasarkan tujuan, 1998 – 2007
Tahun Penelitian
Rekreasi Lain-lain
Jumlah Jml Total
Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman Wisnus Wisman
1998 96
118 40
169 27
383 67
450 1999
281 13
181 110
503 1
965 124
1.089 2000
365 13
303 92
586 28
1.254 133
1.387 2001
220 485
301 404
1 1.109
302 1.411
2002 376
561 134
399 1.336
134 1.470
2003 667
17 772
157 304
7 1.743
181 1.924
2004 818
3.409 517
701 4.928
517 5.445
2005 1.059
5.980 1.010
1.131 8.170
1.010 9.180
2006 50
2.718 380
1.208 12
3.976 392
4.368 2007
490 1.043
245 661
2.194 245
2.439 Jumlah
4.422 43 15.570
2.986 6.066
76 26.058 3.105
29.163 Sumber : BTNK 2008
Keterangan : Wisnus – wisatawan nusantara
Wisman - wisatawan mancanegara Walaupun penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor
pariwisata berkisar 2,35, perkembangan pariwisata telah meningkatkan kehidupan masyarakat Karimunjawa. Hal ini dibuktikan dengan perbaikan
perekonomian penduduk yang mampu membangun dan memperbaiki serta menambah fasilitas homestay yang dimilikinya.
Tabel 33 memperlihatkan perkembangan sarana penginapan dimana hampir 70 kepemilikan penginapan
adalah penduduk lokal, sedangkan swasta 23 dan pemerintah 7. Pada tahun 1998 dari 17 penginapan dengan jumlah kamar 97 dan daya tampung 138 orang
dan sekarang 2007 berkembang menjadi 26 penginapan dengan 275 kamar dan daya tampung 454 orang. Kenaikan jumlah sarana penginapan dari tahun
1998 sampai tahun 2007 adalah sebesar 42,27 dengan kenaikan jumlah daya tampung sebesar 65,09 dan tingkat hunian 50
– 90 tergantung musim. Pariwisata Karimunjawa berkembang sejak dioperasikannnya kapal cepat KM
Kartini 1 dari Semarang pada tahun 2004, dimana selama empat bulan pasca operasi kapal cepat dengan jumlah seat 156, jumlah pengunjung yang datang ke
Karimunjawa sama dengan jumlah pengunjung selama dua belas bulan pada
36
tahun 2003 yaitu sekitar 3800 wisatawan; hal ini juga didukung dengan berkembangnya resort swasta dari pengusaha luar daerah antara lain yang di
Karimunjawa Kura-kura Resort, Dewadaru Resort, Nirvana laut Resort, Blue Laguna Inn, Menjangan Resort dan Escape hotel, dan di Kemujan Villa
Baracuda. Tabel 33 Kapasitas sarana penginapan di TNKJ
No Nama
Tahun berdiri
Jumlah kamar Daya tampung
orang Pemilik
Pengelola 1988
2007 1988
2007 1
Hamfah 1980
5 10
7 14
Penduduk lokal 2
Wisma apung Hiu Kencana Jaya
1985 6
12 6
12 Pengusaha swasta
3 Al Muslim
1995 4
8 4
8 Penduduk lokal
4 Asifa Putra
1995 5
10 7
14 Penduduk lokal
5 Berkah Illahi
1995 4
8 8
16 Penduduk lokal
6 Dafista
1995 7
14 10
20 Penduduk lokal
7 Hotel Duta Karimun
1995 6
12 15
30 Penduduk lokal
8 Kalimosodo
1995 5
10 7
14 Penduduk lokal
9 Karimun Indah
1995 5
10 5
10 Penduduk lokal
10 Mekarsari 1995
3 6
5 10
Penduduk lokal 11 Prapatan
1995 5
10 5
10 Penduduk lokal
12 Setia Jaya I 1995
6 12
6 12
Penduduk lokal 13 Setia Jaya II
1995 4
8 6
12 Penduduk lokal
14 Wisma Wisata 1995
6 12
6 12
Diparta Jepara 15 Zubaedi
1995 4
8 4
8 Penduduk lokal
16 Karimunjawa Inn 1997
12 24
17 34
Diparta Jateng 17 Kura-kura Resort
1998 10
10 20
20 Pengusaha swasta
18 Blue Laguna Inn 2004
6 12
Pengusaha swasta 19 Mulyono
2004 7
14 Penduduk lokal
20 Villa Baracuda 2004
8 16
Pengusaha swasta 21 Wisma Apung Jaya
Karimun 2004
15 30
Penduduk lokal 22 Resort Dewadaru
2005 12
24 Penduduk lokal
23 Resort Nirvana Laut 2005
6 12
Pengusaha swasta 24 Asia Jaya
2007 17
50 Penduduk lokal
25 Escape Hotel 2007
10 20
Pengusaha swasta 26 Menjangan Resort
2007 10
20 Pengusaha swasta
JUMLAH 97
27 5
13 8
45 4
Sumber : BTNK 2007, Dinas Pariwisata 2004 “Kura-kura Resort” sebagai resort bertaraf bintang lima dengan lima
bungalow dan 10 kamar deluxe menjual paket wisata yang dilayani dengan penerbangan pesawat Cesna berkapasitas enam orang. Dalam satu bulan,
dilakukan penerbangan sebanyak 36 kali sehingga rata-rata ada 216 orang wisatawan. Menurut data BPS tahun 2002, jumlah wisatawan yang berkunjung
37
ke Kura-kura Resort pada tahun 1999 sampai dengan 2002 berturut-turut adalah 3.912, 4.129, 6.561, 9.314 orang.
Secara langsung ataupun tidak langsung kegiatan pembangunan pariwisata berdampak terhadap kondisi lingkungan dan sosial ekonomi budaya
masyarakat, baik positif maupun negatif dalam jangka pendek maupun jangka panjang Mathieson dan Wall, 1982. Dampak negatif perkembangan wisata
Karimunjawa terhadap lingkungan pesisir antara lain adalah penurunan jumlah tutupan karang di perairan dangkal; sedangkan dampak positif kegiatan
pariwisata di Karimunjawa antara lain adalah perbaikan ekonomi penduduk dan perluasan lapangan kerja. Walaupun demikian kecemburuan sosial penduduk
desa lain akibat distribusi manfaat tidak merata, hal ini dikarenakan homebase wisatawan ada di kota kecamatan Karimunjawa, sehingga hanya penduduk desa
Karimunjawa yang merasakan keuntungan ekonomi. Untuk mengurangi dampak Purwanti 1996 menyarankan pengembangan pariwisata Karimunjawa dilakukan
dalam skala kecil di lokasi tertentu dengan memberdayakan masyarakat lokal. Selain itu kegiatan pengembangan usaha pariwisata juga kurang terkontrol
karena pengeluaran ijin lokasi dan ijin usaha yang ditangani Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara melalui kantor pelayanan satu atap sebagai bentuk
penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan yang cepat, mudah dan murah, kurang melibatkan BTNK sebagai pengelola kawasan dan tokohpetinggi desa
yang lebih mengenal lokasi karena mereka hanya bertindak sebagai anggota tidak tetap dari tim pemeriksa ijin. Salah satu contoh adalah pembangunan
bangunan permanen di garis pantai yang dapat merusak ekosistem pesisir Gambar 22.
Gambar 22 Pembangunan sarana wisata yang merubah bentang alam.
38
Sesuai pendapat Sekartjakrarini dan Legoh 2004 bahwa pengembangan wisata harus memenuhi beberapa syarat seperti konservasi, pendidikan,
penelitian, partisipasi masyarakat, ekonomi dan rekreasi. Selama ini pariwisata Karimunjawa hanya menjual produk wisata alam dan pemandangan bawah laut,
sementara jenis produk wisata lain dimana pengunjung dapat berinteraksi
dengan masyarakat kurang berkembang, seperti misalnya daya tarik proses produksi hasil laut dan budidaya ikan atau rumput laut yang bisa dijual sebagai
produk wisata. Selain itu pengembangan pariwisata Karimunjawa juga dibatasi oleh keterbatasan akses transportasi dan lama jarak tempuh.
Tabel 34 Kondisi kegiatan pemanfaatan dalam kawasan TNKJ
Aspek Pemanfaatan Lokasi
Peraturan yang menaungi
Kondisi saat ini Perikanan tangkap:
1. Ijin penangkapan
2. ijin usaha perikanan
3. Target jumlah
tangkapan 4.
Penggunaan jalur penangkapan
5. Penggunaan alat
tangkap 6.
Penangkapan dan peredaran satwa yang
dilindungi Zona
pemanfaatan , Di luar kawasan
UU no 51990 UU no. 31 2004
UU no. 272007 PP no 81999
PP no. 542002 KepMentan no.
3921999 KepMenKP
no.452000 Perda Kab. Jepara no
32004 masih ditemukan ijin
penangkapan yang tidak diperbarui
lemahnya kontrol terhadap jumlah hasil tangkapan
masih ada kapal yang beroperasi tidak sesuai jalur
tangkap cantrang, muro ami purse seine
masih ditemukan penggunaan apotas
penangkapan satwa yang dilindungi penyu, ikan
Napoleon, kerang Lola Pariwisata :
1. Ijin lokasi
2. Ijin usaha
3. pemberdayaan
masyarakat Zona
pemanfaatan, Zona pemukiman
UU no. 51990 UU no. 91990
PP no.181994 PP no 671996
Perda no 142004 Perda Kab. Jepara
no.22003 pihak Balai TNKJ dan
petinggitokoh Desa sebagai anggota tidak tetap dari tim
pemeriksa ijin sudah dikeluarkan walau
masih ada persyaratan belum dipenuhi
pemberdayaan masyarakat lokal dalam usaha wisata terbatas