Analisis Hierarki Proses AHP
52
Berbagai pembandingan ini akan menghasilkan prioritas dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Penilaian tentang relatif pentingnya
setiap faktor dalam hierarki dilakukan oleh pakar responden yang memahami permasalahan dan mengenal lokasi dengan baik berdasarkan skala penilaian
Saaty 1993 Tabel 14. Jika penilaian terhadap elemen yang berada setingkat lebih tinggi memp
unyai nilai rasio konsistensi ≤ 0,10 maka hasil penilaian tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Tabel 14 Penilaian skala berpasangan Intensitas
pentingnya Definisi
Penjelasan 1
Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang satu sedikit
lebih penting daripada yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen
atas yang lainnya
5 Elemen yang satu esensial
atau sangat penting daripada elemen yang
lainnya Pengalaman dan pertimbangan
dengan kuat menyokong satu elemen atas yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih
penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah
terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih
penting ketimbang elemen yang lainnya
Bukti yang menyokong lemen yang satu atas yang lain
memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin
menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperlukan antara dua pertimbangan
Kebalikan Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Sumber : Saaty 1993 Hierarki untuk co-management TNKJ disusun menjadi empat tingkat
Gambar 9 dimana pada tingkat ke-1 yang merupakan fokus dari penelitian adalah
“pengelolaan TNKJ dengan pendekatan co-management”. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tingkat ke-2 ditempatkan aktor atau pihak yang
mempunyai pengaruh dan kepentingan dalam co-management TNKJ yaitu BTNK, pemerintah Kabupaten Jepara, masyarakat Karimunjawa, swasta yaitu
pengusaha lokal dan pengguna lain yang meliputi peneliti, wisatawan dan LSM; pada tingkat ke-3 merupakan upaya-upaya untuk memenuhi kelayakan co-
53
management Lampiran 1 yang didasarkan pada kondisi yang dicapai saat ini; dan pada tingkat ke-4 adalah level hierarki co-management, yaitu instruktif,
konsultatif, kooperatif, pendampingan dan informatif. Lima level hierarki co-
management tersebut Sen dan Nielsen, 1996 merupakan spektrum perencanaan co-management Suporahardjo, 2005, dimana pada level instruktif
ada sedikit pertukaran informasi antara pemerintah dan pengguna mekanisme dialog, namun lebih merupakan instruksi dari pemerintah sebagai pemegang
kendali; pada level konsultatif ada mekanisme untuk pemerintah berkonsultasi dengan pengguna, tetapi keputusan tetap ditangan pemerintah. Level kooperatif
merupakan bentuk kolaborasi yang sesungguhnya dimana pemerintah dan pengguna bekerja sama sebagai mitra yang setara dalam pembuatan keputusan;
pada level pendampingan pengguna memberi masukan dan saran kepada pemerintah atas keputusan yang seharusnya diambil dan pemerintah melegalisir
usulan tersebut; yang terakhir level informatif dimana pemerintah telah memberikan wewenangnya kepada pengguna untuk mengambil keputusan dan
mereka wajib memberitahukannya kepada pemerintah. Pemerintah hanya memberi informasi tentang apa yang sebaiknya dikerjakan pengguna.