Kelembagaan Pengelolaan TNKJ Kebijakan dan Kelembagaan Pengelolaan TNKJ
8
konservasi darat dan laut tidak dibedakan secara explicit. Sampai dengan tahun 2004 DKP telah menetapkan 14 kawasan konservasi laut daerah KKLD dengan
total luas 1.495.967,53 ha, selain itu masih ada 10 calon lokasi lagi seluas 12.131.493,53 ha dan diharapkan pada akhir tahun 2010 kawasan konservasi
laut daerah dapat mencapai 10 juta ha DKP, 2005. Kewenangan pengelolaan TNKJ berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
berada dibawah BTNK, tetapi TNKJ sebagai bagian wilayah administrasi Kabupaten Jepara tidak terlepas dari kegiatan pembangunan daerah, sehingga
pemanfaatan SDA dan pembangunan wilayah di kawasan TNKJ oleh instansi teknis terkait Perhubungan, Perikanan dan Pariwisata juga akan ikut
berpengaruh dalam pengelolaan TNKJ. Jika dikaitkan dengan pemerintah pusat, BTNK sebagai unit pelaksana teknis dari Direktorat Jenderal Perlindungan dan
Konservasi Alam sangat bergantung pada dengan kebijakan pusat. Sementara
dengan diberlakukannya otonomi daerah, BTNK maupun pemerintah daerah dalam menjalankan fungsinya masing-masing seharusnya menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di dalam lingkungan instansinya maupun dengan instansi lain. Sehingga terjalin komunikasi dan kerjasama yang
berlandaskan pada saling kepercayaan untuk mencapai tujuan dengan tetap membagi manfaat kepada pihak lain Tajudin, 2003.
Keterlibatan sektor pembangunan dalam pengelolaan TNKJ juga menunjukkan adanya tumpah tindih kewenangan dalam fungsi-fungsi
manajemen, misalnya dalam perencanaan suatu kegiatan maupun dalam pengawasannya sehingga dapat terjadi satu program diusulkan dan dikerjakan
oleh lebih dari satu instansi. Seperti disebutkan sebelumnya adanya program pengembangan ekowisata yang dilakukan oleh Balitbang, Dinas Pariwisata dan
bahkan oleh Dinas Perikanan; hal ini terjadi karena sifat kegiatan tersebut hanya merupakan project oriented. Hal ini menunjukkan lemahya koordinasi dan
kerjasama antar sektor dalam pengelolaan TNKJ yang diakibatkan oleh belum adanya sistem atau lembaga yang mampu mensinergikan semua kegiatan
pengelolaan dan pengembangan di TNKJ. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing dinas atau
lembaga tersebut masih ada tumpang tindih. Jika hal ini dibiarkan akan mengurangi kinerja, efisiensi pekerjaan, selain itu sasaran yang akan dicapai
tidak optimal. Tabel 37 menunjukkan adanya tumpang tindih pelaksanaan tugas dan fungsi, misalnya fungsi pemberdayaan masyarakat harus dijalankan
9
bersama-sama, fungsi pengelolaan kawasan dapat dilakukan oleh BTNK dan Dinas Perikanan dan Kelautan, fungsi pengembangan pariwisata oleh BTNK dan
Dinas Pariwisata. Untuk itu perlu ada pembagian peran dari tugas dan fungsi yang saling tumpang tindih tersebut, misalnya Dinas Perikanan dan Kelautan
dalam melaksanakan konservasi dan pengelolaan plasma nuftah harus memperhatikan kebijakan pengelolaan TNKJ dan berkoordinasi dengan BTNK
agar mencapai tujuan konservasi.
Tabel 37 Tugas dan fungsi BTNK, Dinas Perikanan dan Kelautan, dan Dinas Pariwisata BTNK
Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Pariwisata
Pengelolaan kawasan taman nasional
Pelaksanaan penataan dan pengelolaan perairan di wilayah laut ProvinsiKab.
Pelaksanaan eksplorasi, eksploitasi, dan pengelolaan kekayaan sumber hayati di
wilayah laut provinsiKab. Pelaksanaan konservasi dan pengelolaan
plasma nutfah spesifik lokasi serta suaka perikanan di wilayah laut ProvinsiKab.
Pengembangan dan pemantauan jasa
lingkungan dan pariwisata alam
Pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan kepariwisataan
Promosi, informasi KSDAHE
Pelaksanaan penyelenggaraan pemasaran wisata
Pemberdayaan masyarakat sekitar
kawasan taman nasional Pelaksanaan penyelenggaraan
pemberdayaan masyarakat Perikanan dan Kelautan
Pelaksanaan pemberdayaan sumber daya masyarakat dan
dunia usaha pariwisata