Contoh Pengalaman Co-management Co-management
38
DPTNB berdasarkan SK Gubernur Sulawesi Utara nomor 233 tahun 2000. Dewan terdiri dari 15 orang yaitu 7 orang dari lembaga pemerintah
pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado dan Kabupaten Minahasa, Balai TNB, dan 8 orang dari lembaga non pemerintah
masyarakat, Universitas dan LSM. Fungsi dewan adalah sebagai wadah koordinasi yang bersifat konsultatif, penggalangan dana, dan pusat
informasi. Untuk memperkuat sistem pendanaan alternatif TNB dilakukan desentralisasi pungutan Perda Prov Sulut nomor 14 tahun 2000 tentang
Pungutan Masuk TNB dengan pembagian 80 DPTNB; 5 pemerintah pusat; 7,5 pemerintah provinsi, 3,75 kota manado dan 3.75 Kab
Minahasa. Besar pungutan untuk wisatawan mancanagera Rp 75.000th dengan sistem PIN, kerjasama dengan NSWA, untuk wisatawan
nusantara 2.500sekali masuk sistem karcis, kerjasama dengan Desa. Dalam pelaksanaannya muncul berbagai kritikan terhadap kinerja Dewan
Pengelolaan tentang penyaluran dana bagi hasil, Dewan pengelola yang kurang aspiratif dan potensial berpraktek kolusi; serta Forum Masyarakat
Peduli TNB yang belum mampu bertugas secara efektif BTNB, 2006. Sehingga ada wacana dari Pemkot Manado untuk mengambil-alih
pengelolaan TNB supaya PAD meningkat. 2.
Taman Nasional Komodo TNK TNK ditetapkan pada tahun 1980 untuk melindungi komodo dan kekayaan
sumberdaya lautnya. Pada tahun 1986 oleh UNESCO dijadikan Cagar Biosfer, kemudian pada tahun 1990 ditetapkan sebagai World Heritage Site
TNC, 2003. Meskipun dilindungi oleh undang undang akan tetapi
keragaman hayati TNK terancam akibat dana pengelolaan tidak mencukupi untuk pengelolaannya dan kurangnya dukungan masyarakat lokal untuk
menggunakan sumberdaya secara berkelanjutan. The Nature Conservation TNC dan Balai TNK membuat perencanaan
pengelolaan selama 25 tahun di mana ekowisata sebagai strategi terbaik untuk mencapai kemandirian taman nasional. Sebuah usaha patungan
dengan perusahaan swasta dibentuk untuk mengelola pariwisata yang ditujukan untuk membiayai kebutuhan operasional TNK. Strategi
pendanaan yang berkelanjutan akan meningkatkan pemasukan dari biaya tiket masuk dan biaya lainnya untuk pemanfaatan fasilitas dan aktifitas
tertentu, seperti menyelam dan pengamatan satwa komodo. Sebagian
39
besar dari pemasukan ini akan digunakan untuk mendukung program di taman nasional seperti penegakan hukum, sistem zonasi, pemantauan,
dan pelatihan untuk staf. Pemasukan ini juga akan digunakan sebagian untuk pengembangan masyarakat lokal.
Kebutuhan kebijakan untuk co- management TNK adalah legislasi konservasi untuk pemakaian langsung
dana hasil usaha untuk pengelolaan. 3.
Taman Nasional Lore Lindu TNLL Ditetapkan berdasarkan SK Menhut no. 593Kpts-II1993 untuk melindungi
ekosistem hutan asli dan kekayaan flora fauna yang unik, Luas 229.000 ha oleh UNESCO ditetapkan sebagai Cagar Biosfer. Pengelolaan patisipatif
yang dikembangkan di TNLL ada dua macam, yaitu :
a.
penggalangan kemitraan bersama stakeholders dalam lingkup yang luas untuk mendapatkan suatu bentuk rencana dan pelaksanaan
pengelolaan TNLL yang bisa mengakomodasi kepentingan semua pihak
b.
penggalangan kemitraan dengan masyarakat sekitar TNLL dalam bentuk kesepakatan konservasi untuk pengamanan kawasan
Kepedulian semua pihak terhadap pengelolaan TNLL dan kawasan sekitarnya dituangkan dalam ”Kesepakatan tentang Perencanaan
Strateg is” dengan membentuk organisasi dengan nama Forum Kemitraan
TNLL. Keanggotaan FKTNLL bersifat sukarela dan tidak mengikat serta mengutamakan dalog dan transparansi dalam pengambilan keputusan.
Kebutuhan kebijakan untuk co-management TNLL adalah pengakuan atas revitalisasi kelembagaan adat dan pranata adat dalam pengelolaan
kawasan WWF-DFID, 2006.
40