Landasan Hukum Pengelolaan TNKJ
2
tahun 1990 tentang Pengelolaan kawasan lindung, PP no. 68 tahun 1998 tentang KSA dan KPA, sumberdaya alam taman nasional dikuasai oleh negara cq
pemerintah. Akan tetapi pemerintah pusat belum berhasil membentuk mekanisme pengelolaan taman nasional yang efektif Hardjasoemantri, 1993,
hal ini dikarenakan kewenangan pengelolaan ada pada Departemen Kehutanan
dan Departemen Kelautan dan Perikanan dimana masing-masing departemen mempunyai kepentingan berbeda. Berdasarkan analisa terhadap tujuh Undang-
undang dan lima Peraturan Pemerintah yang terkait dengan pengelolaan dan pemanfaatan kawasan taman nasional Tabel 35, substansi dari produk hukum
tersebut lebih banyak mengkonsentrasikan kewenangan pengelolaan pada pemerintah 67,74, sedangkan kewenangan masyarakat 23,66 dan
sisanya 8,60 ada pada badan usaha dan lembaga lainnya. Implementasi otonomi daaerah membawa sejumlah implikasi terhadap
aktivitas pemanfaatan sumberdaya alam termasuk, sumberdaya perikanan. Sumberdaya perairan tidak lagi bersifat open access melainkan terkontrol dan
Pemda beserta masyarakat lokal diharapkan mampu bertanggung jawab mengendalikan pengelolaan sumberdaya tersebut sehingga kelestariannya tetap
terjaga. Realitas di lapangan menunjukkan bahwa BTNK mengontrol akses masuk ke kawasan dengan cara menerbitkan Surat Ijin Masuk Kawasan, tetapi
untuk kegiatan eksploitasi SDA, kewenangan ada pada sektor terkait Dinas Perikanan, Dinas Pariwisata. Namun permasalahan pemanfaatan sektoral
tersebut tidak sampai menimbulkan konflik karena tidak menghilangkan hak seseorang atau sekelompok orang atas sumberdaya. Misalnya untuk
pengembangan pariwisata, kewenangan BTNK ada pada wilayah perairan dan di zona pemanfaatan; sedangkan kewenangan pemerintah daerah pada wilayah
daratan; pemberian ijin usaha pengembangan pariwisata di luar zona pemanfaatan diberikan oleh Bupati Jepara, sedangkan untuk ijin usaha kegiatan
perikanan dikeluarkan oleh pemerintah provinsi Jawa tengah untuk ukuran kapal 10-30 GT.
3
Tabel 35 Aturan kelembagaan pengelolaan Taman Nasional
No. Peraturan
perundangan Property right
kewenangan Aturan representasi
lembaga yang berwenang 1.
UU no.51990 : KSDAHE
Penetapan, pengelolaan, penertiban penggunaan tanah hak pengusahaan di
perairan dalam wilayah perlindungan Penetapan wilayah perlindungan pengaturan
cara pemanfaatannya Pelaksanaan kegiatan konservasi
Pembinaan konservasi yang berkaitan dengan penegakan hukum
Hak pengusahaan zona pemanfaatan Penutupan penghentian TN
Pemerintah Pemerintah
Pemerintah dan Pemda Pejabat penyidik kepolisian,
PPNS Pemerintah dengan
mengikutsertakan rakyat Pemerintah
2. UU no.91990 :
Kepariwisataan Penetapan kawasan pariwisata, ODTW, jenis
usaha, pemberian ijin usaha, pembinaan Penyelenggaraan kepariwisataan
Pembangunan ODTW, usaha jasa sarana, promosi
Pemerintah Pemerintah, pemda dan
masyarakat Pemerintah, badan usaha,
perorangan 3,
UU no. 231997 Pengelolaan LH
Pengelolaan LH penataan ruang secara terpadu
Pengawasan kegiatan usaha Pembentukan tim pengendalian dampak
lingkungan Penerbitan ijin usaha
Pemerintah dan masyarakat Pemerintah
Pemerintah Pemerintah dengan
memperhatikan pendapat masyarakat
4. UU no. 312004:
Perikanan Penetapan rencana pengelolaan, jumlah
tangkapan, jenis dan ukuran alat tangkap, jalur dan musim penangkapan, suaka perikanan,
standar prosedur operasional, sistem pemantauan
Penetapan jenis ikan dan kawasan perairan yang dilindungi
Penyusunan dan pengembangan sistem informasi dan data statistik perikanan, jaringan
informasi perikanan pengaturan pengelolaan, pengendalian
pemanfaatan, pemberian ijin, pembinaan dan pengadilan
Penelitian dan pengembangan Pengawasan
Menteri Kelautan dan Perikanan
Pemerintah Pemerintah
Pemerintah Perguruan Tinggi, LSM,
lembaga penelitian PPNS dan masyarakat
5. UU no 322004 :
Pemerintahan Daerah
Pengelolaan SDA eksplorasi, eksploitasi, konservasi, pengaturan tata ruang, pengelolaan
perijinan, penegakan hukum, mendapatkan bagi hasil
Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Pengendalian dan pelestarian LH
Pemerintah daerah provinsi dan kotakabupaten
Pemerintah daerah Pemerintah daerah
6. UU no 262007 :
Penataan ruang Penyelenggaraan penataan ruang
Pengaturan, pembinaan, pengawasan terhadap pelaksanaan penataan ruang
Perencanaan, pemanfaatan, pengendalian pemanfaatan ruang
Menteri Pemerintah dan Pemda
ProvKab Pemerintah dan Pemda
ProvKab
4
Lanjutan Tabel 35
No. Peraturan
perundangan Property right
kewenangan Aturan representasi
lembaga yang berwenang Penetapan standar pelayanan minimal
Koordinasi lintas sektor Pembinaan penataan ruang
Penetapan pedoman penataan ruang Pemerintah
Pemerintah dan Pemda Pemerintah dan Pemda
Pemerintah
7. UU no 272007
Pengelolaan Pesisisr dan
Pulau-pulau Kecil Pengelolaan
P3K Penetapan norma, standar dan pedoman
penyusunan perencanaan pengelolaan P3K Penyusunan rencana pengelolaan, zonasi
Pengelolaan data dan informasi, pemutakhiran data
Penerbitan hak pengusahaan perairan pesisir HP3
Rehabilitasi wilayah P3K Pengawasan dan pengendalian
Penelitian dan pengembangan iptek, SDM Pengelolaan kawasan konservasi
Pemberdayaan masyarakat Mitigasi bencana
Pemerintah Pemda
Pemerintah dan Pemda Pemerintah dan Pemda
Pemerintah dan Pemda Pemerintah, Pemda dan
masyarakat Pemerintah dan Pemda
Pemerintah dan Pemda Pemerintah dan Pemda
Pemerintah, Pemda dan masy
8. PP no. 181994
Pengusahaan Pariwisata Alam
di zona pemanfaatan
Taman Nasional Ijin pengusahaan
Pungutan dan iuran Pembinaan dan pengawasan
Pengusahaan pariwisata Menteri Kehutanan dengan
pertimbangan Menteri Pariwisata dan Gubernur
Menteri dengan persetujuan Menkeu
Menteri Kehutanan Koperasi, BUMN, perusahaan
swasta dan perorangan. 9.
PP no. 671996 Penyelenggaraan
Kepariwisataan Penggolongan usaha wisata
Permodalan dan perijinan, tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat
Penetapan ODTW, pembinaan penyelenggaraan kepariwisataan
Penyelenggaraan usaha pariwisata Pemerintah dengan saran,
masukan dari masy Menteri Pariwisata
Pemerintah Badan usaha jasa PT,
koperasi, perorangan, kelompok sosial
10. PP no. 681998
KSA dan KPA Penetapan kawasan, pengelolaan, pengawetan
dan pemanfaatan Menghentikan kegiatan, menutup kawasan
Pemerintah cq. Menhutbun dengan pertimbangan Gub
Pemerintah 11.
PP no.71999 : Pengawetan
jenis tumbuhan dan satwa
Penetapan golongan jenis tumbuhan dan satwa Pemantauan perkembangan populasi
Pembinaan habitat dan populasi Penyelamtan jenis tumbuhan dan satwa
Pengkajian, penelitian dan pengembangan jenis Pengelolaan di luar habitat
Pemerintah dengan usulan pemda
Pemerintah Pemerintah
Pemerintah Pemerintah
Pemerintah
12. PP no. 602007
Konservasi sumberdaya ikan
Konservasi sumberdaya ikan Penetapan, pengelolaan kawasan konservasi
Ijin pemanfaatan Ijin pengambilan jenis ikan dilindungi,
penetapan jumlah kuota Pembinaan masyarakat
Pengawasan Pemerintah, pemda, masy
Pemerintah, pemda Pemerintah, pemda
Pemerintah
Pemerintah dan Pemda PPNS, masy
5
Sesuai pendapat Sembiring dan Husbani 1999, berbagai ketentuan peraturan di bidang otonomi daerah maupun di bidang konservasi SDAHE belum
memberi ketegasan dan kejelasan arah pelaksanaan kebijakan dan peran yang harus dilakukan oleh berbagai pihak, baik tingkat pusat maupun daerah, dalam
pengelolaan kawasan konservasi. Ketentuan yang ada menyatakan bahwa pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian urusan di bidang konservasi
sumberdaya alam dan ekosistem kepada pemerintah daerah pasal 38 UU no. 5 tahun 1990 tentang KSDAHE yang disertai perangkat, alat perlengkapan dan
sumber pembiayaan. Desentralisasi pengelolaan SDA telah membuka ruang partisipasi masyarakat lokal semakin lebar dimana masyarakat mempunyai
kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam penyusunan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang pasal 65 ayat
2 UU no. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dalam penyelenggaraan kepariwisataan pasal 30 ayat 1 UU no. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan,
dalam pengawasan pengelolaan perikanan pasal 67 UU no. 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dan dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pasal 62 UU no. 27 tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; akan
tetapi pelaksanaannya harus tetap dikontrol oleh pemerintah. Sejalan dengan semangat desentralisasi, kepentingan stakeholderss dapat
terakomodasi secara adil dan proporsional melalui pola kepentingan bersama co-management. Pengelolaan kolaboratif taman nasional sudah difasilitasi
dengan Permenhut nomor P.19Menhut-II2004 tentang Kolaborasi Pengelolaan KSA dan KPA dimana pengertian kolaborasi pengelolaan KSA dan KPA adalah
..... pelaksanaan kolaborasi untuk membantu meningkatkan efektivitas dan kemanfaatan pengelolaan kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian
alam bagi kesejahteraan masyarakat pasal 2
..... proses kerjasama yang dilakukan para pihak yang bersepakat atas dasar prinsip-prinsip saling menghormati, saling menghargai, saling
percaya dan saling memberikan keuntungan pasal 4
Walaupun Permenhut tersebut mengatur keterlibatan stakeholders untuk pengelolaan kolaboratif taman nasional, secara teknis tidak ada pengaturan
mekanisme keterlibatan para aktor dalam pelaksanaan kolaborasi tersebut, sehingga sulit diimplementasikan. Kesulitan lain dalam membentuk kolaborasi
adalah untuk mencapai kesepakatan dan kesepahaman yang tertulis seperti diamanatkan dalam pasal 5 ayat 1 Permenhut P.192004 tentang Kolaborasi
Pengelolaan KSA dan KPA karena kondisi di lapangan masing-masing pihak
6
berjalan sendiri untuk mencapai kepentingannya, walaupun terkadang maksud tujuannya adalah sama Tabel 36.
Tabel 36 Kelompok stakeholders dalam pengelolaan TNKJ menurut kepentingan, fungsi dan peran serta masalah yang dihadapi
Stakeholders Kepentingan utama
Fungsi dan peran Masalah utama
Masyarakat :
Nelayan Keberlanjutan
pemanfaatan sumberdaya
perairan laut Pengguna utama dan
pemelihara kawasan -
Produksi hasil perikanan menurun -
Biaya operasi penangkapan tinggi -
Destructive fishing methods -
Persepsi dan partisipasi dalam pengelolaan masih rendah
Penjual jasa wisata
Peningkatan jumlah lama kunjungan
wisata Pelayanan untuk
kepuasan wisatawan -
keterbatasan fasilitas -
keterbatasan akses -
kurang tenaga profesional
Pemerintah :
Dephut BTNKJ
Pemegang otoritas TNKJ
Kelestarian SDAHE Perlindungan
pengamanan kawasan Pelayanan masyarakat
- Belum fokus dan terpadunya perencanaan, pelaksanaan
pengembangan antar dinas instansi karena visi, misi dan tujuan sasaran
berbeda
Dinas Perikanan
Kelautan Peningkatan
pembangunan perikanan
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan nelayan dengan memanfaatkan
SDA melalui usahakegiatan
pemanfaatan - Kurangnya kesadaran semua pihak
untuk memberikan apresiasi positif dan berpartisipasi penuh dalam mengelola
SDA dan upaya konservasi TNKJ
Dinas Pariwisata
Promosi dan pengembangan
ODTW Menjadikan
Karimunjawa sebagai poros utama penggerak
industri pariwisata yang berkelanjutan
- Belum selaras sepenuhnya dalam menyatukan visi dan misi dari banyak
institusi dalam membangun dan mengembangkan Karimunjawa.
- Kepemilikan tanah perorangan 70
Swasta :
Pedagang pengusaha
Investor Tourist
operator Peningkatan
pendapatan Kelangsungan usaha
Pembukaan lapangan kerja
Distribusi barang dan jasa
- Perdagangan komoditi ikan terbatas
dari alam -
Akses transportasi dibatasimusim -
Prasarana kurang lengkap -
Promosi kurang
Pengguna lain
Perguruan tinggi dan
lembaga penelitian
Penelitian publikasi Pengembangan iptek
- Belum ada program penelitian payung
terpadu -
Belum jelas pembagian minat berdasarkan keahlian
Publik Wisatawan
Perlindungan kehati Penikmat jasa
lingkungan -
Enggan mengeluarkan dana kompensasi
LSM Pembangunan
masyarakat Penelitian publikasi
Fasilitator mediator Sumber informasi
- Belum mandiri dan cenderung
tergantung lembaga donor -
Perbedaan minat
7