Visi dan Misi Pengelolaan

19 6. Mengembangkan obyek dan daya tarik wisata ODTW jasa lingkungan di kawasan hutanperairan serta pngembangan bina cinta alam; dan 7. Penguatan kelembagaan dan kemitraan dengan melibatkan para pihak yang terkait dalam pengelolaan TNKJ. Namun demikian tidak semua stakeholder mengetahui ataupun memahami visi dan misi pengelolaan TNKJ tersebut, karena pemaparan visi-misi hanya dilakukan oleh pihak BTNK melalui presentasi dalam suatu pertemuan dan dalam buku atau dokumen yang tidak dipublikasi secara luas. Seharusnya dari penjabaran misi tersebut dituangkan dalam bentuk program kerja dan rencana strategis sampai rencana teknis cara pencapaiannya yang diinformasikan kepada seluruh stakeholder agar mereka dapat mensinergikan program kegiatannya dan dapat memberi dukungan dalam pelaksanaan pengelolaan TNKJ.

4.3.3. Sistem Pengelolaan

Pengelolaan kawasan TNKJ sebagaimana dimanatkan dalam UU nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya dilakukan dengan sistem zonasi. Zonasi taman nasional menurut Permenhut no. P.56 tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional adalah suatu proses pengaturan ruang dalam taman nasional menjadi zona-zona, yang mencakup kegiatan tahap persiapan, pengumpulan dan analisi data, penyusunan draft rancangan rancangan zonasi, konsultasi publik, perancangan, tata batas, dan penetapan, dengan mempertimbangkan kajian-kajian dari aspek-aspek ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat dimana zona dibedakan menurut fungsi dan kondisi ekologis, sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Penataan zona dimaksudkan untuk mewujudkan sistem pengelolaan taman nasional yang efektif dan optimal sesuai dengan fungsinya. Melalui keputusan Dirjen PHPA nomor 127KptsDJ-VI89 yang dikukuhkan dengan SK Menteri Kehutanan nomor 53KptsDj-VI1996 tentang Penunjukan mintakat pada Taman Nasional Laut Karimunjawa dimana TNKJ dikelompokkan dalam empat zona : zona inti; zona perlindunganrimba; zona pemanfaatan; dan 4 zona penyangga Tabel 26. 20 Tabel 26 Zonasi Taman Nasional Karimunjawa tahun 1990 Zona Luas ha Perairan Daratan Potensi Inti 152,4 Pulau Burung, Pulau Geleang Pulau Burung, Pulau Geleang Habitat penyu Elang laut Karang merah Perlindungan 7.510 Pulau Karimunjawa Pulau Kemujan Pulau Cemara Besar Pulau Cemara Kecil Pulau Krakal Besar Pulau Krakal Kecil Pulau Menyawakan Pulau Cendekian Pulau Mrican Pulau Bengkoang Pulau Karimunjawa Pulau Kemujan Pulau Cemara Besar Pulau Cemara Kecil Pulau Menyawakan Kondisi ekosistem masih asli Keanekaragam tinggi Daerah pemijahan Hutan hujan tropis Hutan mangrove Pemanfaatan 6.944 Pulau Karimunjawa Pulau Kemujan Pulau Menjangan Besar Pulau Menjangan Kecil Pulau Kumbang, Pulau Kembar Karang Katang Karang Besi, Pulau Parang Pulau Karimunjawa Pulau Kemujan Pulau Menjangan Besar Pulau Menjangan Kecil Pulau Kumbang, Pulau Kembar Pulau Katang, Pulau Parang Kegiatan Penelitian pendidikan pariwisata Pantai pasir putih Perairan tenang Penyangga 95.752 Semua perairan diluar zona inti, zona perlindungan dan zona pemanfaatan Pulau Karimunjawa Pulau Kemujan Pulau Menjangan Pulau Tengah, Pulau Cilik Pulau Bengkoang Pertanian Kebun campur Pemukiman Perikanan Sumber : BTNK 2004 b Sejalan dengan perkembangan dinamika masyarakat dan melihat kondisi di lapangan, penataan zonasi TNKJ tahun 1990 telah direvisi ulang karena pada waktu penataannya hanya mempertimbangkan aspek konservasi penyu dan elang laut tanpa memperhatikan aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat seta aspek ekologis lainnya. Hal ini bisa ditunjukkan dengan adanya kepemilikan lahan pulau pada zona inti Purwanti, 1996 sehingga pelaksanaan pengelolaan kurang mendapat dukungan masyarakat, selain itu juga ada kegiatan penambangan terumbu karang untuk bahan bangunan Supriharyono et al, 1999. Pada tahun 2004 BTNK bekerjasama dengan LSM melakukan kajian mendalam penataan ulang zonasi melalui serangkaian tahapan dari persiapan, pengumpulan dan analisis data, konsultasi publik hingga penyusunan draft Lampiran 2 dengan melibatkan masyarakat Karimunjawa, perguruan tinggi dan