81
given, dan dapat juga karena usaha-usaha manusia. Oleh karena itu semua komponen atau faktor yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi
keunggulan komparatif komoditas kelapa harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Nilai LQ komoditas kelapa pada setiap kecamatan di Kabupaten Pacitan dari
tahun 2003 – 2006 yang disajikan pada Tabel 18. Tabel 18 menunjukkan bahwa tanaman kelapa merupakan sektor basis
dan memiliki keunggulan komparatif yang cenderung bertahan pada Kecamatan Punung, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Pringkuku, dan Kecamatan Pacitan.
Pada Kecamatan Arjosari sejak tahun 2005, kelapa mulai menjadi sektor basis dan memiliki keunggulan komparatif dibanding komoditas perkebunan lainnya.
Sedangkan pada Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Sudimoro, nilai LQ mengalami penurunan, yang berarti sifat keunggulan komparatif kelapa di kedua
kecamatan tersebut mengalami penurunan.
5.2 Analisis Keunggulan Kompetitif Wilayah Shift Share
Dalam pengembangan ekonomi lokal, selain potensi keunggulan komparatif maka perlu diketahui pula keunggulan kompetitif. Untuk memahami
pergeseran struktur komoditas kelapa atau sub sektor perkebunan serta menghitung seberapa besar share sub sektor perkebunan atau aktifitas
komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan dibandingkan dengan wilayah Propinsi Jawa Timur dalam dua titik waktu, digunakan analisis Shift-Share. Dengan
memahami struktur aktifitas komoditas kelapa dari hasil analisis Shift-Share dapat juga menjelaskan kemampuan berkompetisi competitiveness komoditas
kelapa di Kabupaten Pacitan secara dinamis, terutama dalam hubungannya dengan pertumbuhan wilayah. Suatu wilayah dikatakan memiliki keunggulan
kompetitif jika dalam kurun waktu yang dianalisis, wilayah tersebut mengalami pergeseran yang positif meningkat untuk luas areal dan produksi suatu
komoditas, yang dapat dibandingkan dengan wilayah lain. Hasil analisis Shift-Share komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan yang
dihitung terhadap Propinsi Jawa Timur sebagai wilayah induknya pada dua titik tahun yaitu tahun 2003 dan tahun 2006 seperti yang disajikan pada Tabel 19,
menunjukkan bahwa secara agregat sektor perkebunan di Kabupaten Pacitan masih memberikan kontribusi pertumbuhan produksi sebesar 14.08 persen pada
tingkat wilayah Propinsi Jawa Timur. Namun sebaliknya komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan bila dihitung terhadap Propinsi Jawa Timur sebagai wilayah
82
induknya, mengalami pertumbuhan produksi yang lamban selama kurun waktu tahun 2003 dan tahun 2006 -0.2735. Meskipun demikian komoditas kelapa di
Kabupaten Pacitan masih memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan kabupaten lain pada tingkat wilayah Propinsi Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai pergeseran yang positif meningkat untuk jumlah produksi komoditas kelapa 0.1903.
Tabel 19. Hasil Analisis Shift Share Komoditas Kelapa di Kab Pacitan terhadap Propinsi
Jawa Timur Pada Dua Titik Tahun 2003 dan 2006. X’ij jumlah
produksi kelapa di
Kab Pacitan pada tahun
2006
Xij jumlah produksi
kelapa di Kab Pacitan
pada tahun 2003
X’.j jumlah produksi
kelapa di Jawa Timur
pada tahun 2006
X.j jumlah produksi
kelapa di Jawa Timur
pada tahun 2003
X’.. juml produksi total
komoditas perkebunan
di Jawa Timur pada
tahun 2006 X.. juml
produksi total komoditas
perkebunan di Jawa
Timur pada tahun 2003
Ton Ton Ton Ton Ton Ton 29,558 27,948
226,927 261,647
1,521,613 1,333,800
RASS PSS
DSS Total Shift-Share
0.1408 - 0.2735
0.1903 0.0576
Pada tingkatan Kabupaten Pacitan dengan 12 dua belas kecamatan yang berada dalam wilayahnya, hasil perhitungan analisis shift share
berdasarkan jumlah produksi pada dua titik waktu yaitu tahun 2003 dan tahun 2006, dijabarkan sebagai berikut :
1. Komponen share, yaitu besarnya perubahan secara agregat sektor perkebunan di Kabupaten Pacitan, yang diperoleh nilai komponen share
sebesar 0.0434, artinya di Kabupaten Pacitan terjadi perubahan perekonomian khususnya dalam sektor perkebunan yang meningkat sebesar
4.34 persen. 2. Komponen proportional shift share, menggambarkan perubahan relatif atau
pergeseran komoditas guna mengetahui konsentrasi produksi masing– masing jenis komoditas tanaman perkebunan. Nilai proportional shift share
komoditas perkebunan di Kabupaten Pacitan tersebut disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20. Nilai Proportional Shift Share Komoditas Perkebunan di Kabupaten Pacitan Tahun 2003 dan 2006.
83
Komoditas Nilai Proportional Shift Share
Kelapa 0.015 Cengkeh -
0.225 Melinjo -
0.038 Kopi -
0.007 Tanaman obat empon-empon
0.162 Panili 0.086
Sumber : Diolah dari data Dishutbun Kabupaten Pacitan 2003 dan 2006
Dari Tabel 20 diketahui bahwa komoditas yang relatif maju atau mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2003 – 2006 adalah komoditas kelapa,
komoditas tanaman obat empon-empon yakni laos, kunyit, kencur, temulawak, jahe, serta komoditas panili. Sedangkan komoditas yang
mengalami penurunan atau pertumbuhan yang lambat adalah komoditas cengkeh, komoditas kopi, dan komoditas melinjo. Komoditas yang paling
banyak bergeser dalam hal ini mengalami penurunan adalah cengkeh, yaitu terjadi penurunan sebesar 22.5 persen. Sedangkan komoditas yang paling
banyak bergeser mengalami pertumbuhan adalah komoditas tanaman obat laos, kunyit, kencur, temulawak, jahe, yaitu terjadi peningkatan sebesar
16.2 persen. 3. Komponen differential shift share, yaitu rasio produksi setiap komoditas dari
komoditas perkebunan di setiap kecamatan di Kabupaten Pacitan pada tahun akhir dan tahun awal, untuk mengetahui komoditas-komoditas yang relatif
maju atau lambat di setiap kecamatan di Kabupaten Pacitan ataupun kecamatan-kecamatan yang relatif maju atau lambat pada setiap komoditas.
Nilai differential shift share komoditas perkebunan per kecamatan di Kabupaten Pacitan tersebut disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21. Nilai Differential Shift Komoditas Perkebunan per Kecamatan di Kabupaten
Pacitan Tahun 2003 dan 2006 Kecamatan Kelapa Cengkeh Melinjo Kopi
Tanaman Obat
Panili Pacitan
- 0.06 - 0.79
- 0.03 - 0.27
- 1.21 - 1.13
Arjosari - 0.04
- 0.12 0.05
0.10 2.06
- 1.13 Tegalombo
- 0.04 0.08
0.01 0.01
- 0.04 - 1.13
Bandar - 0,04
- 0.24 0.18
- 0.01 0.35
- 0.47
84
Nawangan - 0.04
- 0.22 0.15
0.03 0.01
0.43 Sudimoro -
0.04 1.93 0.02 0.07 0.42 0.02 Kebonagung
- 0.21 - 0.62
- 0.07 0.06
- 0.15 - 1.13
Punung 0.51 - 0.77
0.03 - 0.49 - 1.21
- 1.13 Donorojo
0.17 - 0.77
0.03 - 0.48
- 1.21 - 1.13
Pringkuku 0.35
- 0.79 - 0.02
- 0.44 - 1.21
- 1.13 Ngadirojo
0.23 0.66
- 0.02 - 0.04
- 0.39 1.45
Tulakan - 0.17
- 0.26 0.01
0.04 0.02
11.51
Sumber : Diolah dari Data Dishutbun Kab Pacitan Tahun 2003 dan 2006
Dari Tabel 21 dapat diinterpretasikan bahwa komoditas kelapa mengalami peningkatan atau relatif maju pertumbuhannya di Kecamatan
Punung, Donorojo, Pringkuku dan Ngadirojo. Sedangkan di Kecamatan Pacitan, Arjosari, Tegalombo, Bandar, Nawangan, Sudimoro, Kebonagung serta Tulakan,
komoditas kelapa mengalami penurunan atau pertumbuhan yang lambat. Berdasarkan hasil analisis shift share, dapat memberikan gambaran
komoditas yang mengalami pergeseran pada masing-masing kecamatan seperti tersaji dalam Tabel 22. Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa komoditas
kelapa mengalami peningkatan di hampir semua kecamatan, kecuali di Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Tulakan. Dalam
hal ini dapat disimpulkan bahwa komoditas kelapa mempunyai keunggulan kompetitif di Kecamatan Arjosari, Tegalombo, Bandar, Nawangan, Sudimoro,
Punung, Donorojo, Pringkuku, serta Kecamatan Ngadirojo. Tabel 22. Pergeseran Komoditas Pada Masing-masing Kecamatan di Kabupaten
Pacitan dari Tahun 2003 – 2006 Komoditas yang Bergeser
No Kecamatan Penurunan Peningkatan
1 Pacitan
Kelapa, Cengkeh, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat.
Ket : Panili tidak diproduksi -
2 Arjosari Cengkeh.
Ket : Panili tidak diproduksi Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat.
3 Tegalombo
Cengkeh, Panili Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat
4 Bandar
Cengkeh, Panili Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat
5 Nawangan
Cengkeh Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat,
Panili 6
Sudimoro -
Kelapa, Cengkeh, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat, Panili
7 Kebonagung
Kelapa, Cengkeh, Melinjo, Panili
Kopi, Tanaman Obat
85
8 Punung Cengkeh,
Kopi Ket : Tanaman Obat dan Panili
tidak diproduksi Kelapa, Melinjo
9 Donorojo Cengkeh,
Kopi Ket : Tanaman Obat dan Panili
tidak diproduksi Kelapa, Melinjo
10 Pringkuku
Cengkeh, Melinjo, Kopi Ket : Tanaman Obat dan
Panili tidak diproduksi Kelapa
11 Ngadirojo
Melinjo, Kopi, Tanaman Obat Kelapa, Cengkeh, Panili
12 Tulakan Kelapa, Cengkeh
Melinjo, Kopi, Tanaman Obat, Panili.
Dari analisis
Location Quotient LQ dan analisis Shift Share yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Pacitan memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif pada komoditas kelapa dibandingkan dengan kabupaten lain pada tingkatan wilayah Propinsi Jawa Timur. Adapun
kecamatan-kecamatan di Kabupaten Pacitan yang memberikan kontribusi terhadap keunggulan komparatif dan kompetitif pada komoditas kelapa adalah
Kecamatan Arjosari, Kecamatan Donorojo, Kecamatan Punung, Kecamatan Pringkuku. Tabel 23 menyajikan keunggulan komparatif dan kompetitif
komoditas perkebunan di masing-masing kecamatan di Kabupaten Pacitan. Tabel 23. Keunggulan Komparatif dan Kompetitif Komoditas Perkebunan di
Kabupaten Pacitan Tahun 2003 – 2006
Keunggulan Komoditas Perkebunan No Kecamatan
Komparatif Kompetitif 1 Pacitan
Kelapa - 2
Arjosari Kelapa, Cengkeh,
Melinjo, Kopi Kelapa, Melinjo, Kopi,
Tanaman Obat 3 Tegalombo
Cengkeh, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat
Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat
4 Bandar Cengkeh, Kopi,
Tanaman Obat, Panili Kelapa, Melinjo, Kopi,
Tanaman Obat 5 Nawangan
Cengkeh, Kopi, Tanaman Obat, Panili
Kelapa, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat, Panili
6 Sudimoro Cengkeh, Panili
Kelapa, Cengkeh, Melinjo, Kopi, Tanaman Obat, Panili
7 Kebonagung Kelapa, Melinjo
Kopi, Tanaman Obat 8
Punung Kelapa, Melinjo
Kelapa, Melinjo 9
Donorojo Kelapa, Melinjo
Kelapa, Melinjo
86
10 Pringkuku
Kelapa, Melinjo Kelapa
11 Ngadirojo Cengkeh, Tanaman Obat
Kelapa, Cengkeh, Panili 12 Tulakan
Kelapa, Melinjo Melinjo, Kopi, Tanaman
Obat, Panili
Kombinasi hasil analisis LQ dan Shift Share menunjukkan bahwa komoditas kelapa yang memiliki keunggulan komparatif di Kecamatan Pacitan,
Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Tulakan, ternyata menjadi komoditas yang tidak kompetitif. Komoditas kelapa di ketiga kecamatan tersebut
mengalami penurunan atau pertumbuhan yang lambat, dan ketiga kecamatan tersebut tidak memberikan kontribusi terbesar keunggulan kompetitif terhadap
pertumbuhan komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan. Suatu wilayah memiliki keunggulan komparatif, salah satu faktornya
adalah pemberian alam. Kondisi alam Kecamatan Pacitan, Kecamatan Kebonagung dan Kecamatan Tulakan memiliki keunggulan untuk menghasilkan
komoditas kelapa. Tetapi pemberian alam ini bila tidak disertai dengan upaya manusia untuk terus menjaga dan memelihara, maka keunggulan ini tidak akan
bertahan. Hal ini kemungkinan disebabkan nilai ekonomis kelapa yang mulai merosot, sehingga menyebabkan turunnya gairah petani dalam memelihara
kebun, yang pada akhirnya kebun menjadi terlantar dan rusak. Untuk itu diperlukan upaya-upaya peningkatan produktivitas tanaman kelapa dengan terus
memperbaiki pemeliharaan tanaman, pemberantasan hama dan penyakit, regenerasi tanaman, penyediaan bibit unggul serta teknik budidaya.
5.3 Analisis Kelayakan Finansial