Nilai Tambah Perencanaan Strategik

40 pemasaran yang diindikasikan oleh besarnya profit keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran. Pembahasan analisis marjin pemasaran perlu ditekankan pada dua hal yaitu pertama, rataan harga yang diterima petani produsen relatif terhadap harga yang dibayar konsumen. Dalam hal ini semakin tinggi proporsi harga yang diterima produsen, semakin efisien sistem pemasaran tersebut. Kedua, besarnya keuntungan profit yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran relatif terhadap harga yang dibayar konsumen dan atau relatif terhadap biaya pemasaran terkait dengan peran yang dilakukan oleh masing- masing pelaku. Profit atau keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku terkait dengan biaya untuk menghadapi resiko usaha dan biaya manajemen. Dalam hal ini besaran keuntungan, proporsional terhadap peran yang dilakukan oleh masing-masing pelaku dalam proses pemasaran Saliem, 2004. Analisis marjin pemasaran dapat merefleksikan posisi tawar petani produsen dalam struktur pasar yang ada dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran Puslitbang Sosek Pertanian, 2003.

2.11 Nilai Tambah

Menurut Gumbira Said dan Intan 2002 nilai tambah adalah suatu nilai yang tercipta dari suatu kegiatan produksi atau operasi atas berbagai sumberdaya yang digunakan. Misalnya pada kegiatan agribisnis, nilai tambah adalah nilai yang tercipta dari kegiatan mengubah input pertanian menjadi produk pertanian, atau nilai yang tercipta dari kegiatan mengolah hasil pertanian menjadi produk akhir. Suatu metode yang sangat populer untuk menghitung nilai tambah tersebut, khususnya nilai tambah pada usaha pengolahan hasil-hasil pertanian agroindustri, dikenal dengan Metode Hayami 1987. Pada teknik perhitungan tersebut, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya nilai tambah, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah jumlah produksi, jumlah bahan baku, dan jumlah tenaga kerja. Di lain pihak, faktor pasar yang mempengaruhi nilai tambah adalah harga output, harga bahan baku, upah tenaga kerja, dan sumbangan input lainnya.

2.12 Perencanaan Strategik

Secara singkat, berdasar rangkuman dari beberapa pustaka antara lain: Bryson, 1988; Bryson dan Einsweiler, 1988; Gordon, 1993; Djunaedi, 1995, 41 perencanaan strategis untuk sektor publik mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1 dipisahkan antara rencana strategis dengan rencana operasional. Rencana strategis memuat antara lain: visi, misi, dan strategi arahan kebijakan; sedangkan rencana operasional memuat program dan rencana tindakan aksi; 2 penyusunan rencana strategis melibatkan secara aktif semua stakeholders di masyarakat dengan kata lain, pemerintah bukan satu-satunya pemeran dalam proses perencanaan strategis; 3 tidak semua isu atau masalah dipilih untuk ditangani. Dalam proses perencanaan strategis, ditetapkan isu-isu yang dianggap paling strategis atau fokus-fokus yang paling diprioritaskan untuk ditangani; 4 kajian lingkungan internal dan eksternal secara kontinyu dilakukan agar pemilihan strategi selalu up to date berkaitan dengan peluang dan ancaman di lingkungan luar dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan internal Djunaedi, 2001. Tahapan manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi. Strategi dirumuskan melalui tahapan: 1 analisis arah, yaitu untuk menentukan visi-misi-tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, 2 analisis situasi, yaitu tahapan membaca situasi dan menentukan Kekuatan-Kelemahan-Peluang- Ancaman yang menjadi dasar perumusan strategi, 3 penetapan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan. Tahap selanjutnya setelah perumusan strategi adalah implementasi strategi, yaitu membuat rencana pencapaian sasaran dan rencana kegiatan program dan anggaran yang sesuai dengan visi-misi-tujuan dan strategi yang telah ditetapkan Tripomo dan Udan, 2005. Tahapan kegiatan dalam manajemen strategik tertera pada Gambar 2. Hasil : analisis lingkungan, visi-misi- tujuan, strategi Hasil : tahapan pencapaian tujuan dan sasaran target PERUMUSAN STRATEGI Strategy Formulation PERENCANAAN STRATEGIK Strategic Planning PERANCANGAN PROGRAM Programming 42 Hasil : rencana-rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran target Gambar 2. Tahapan Manajemen Strategik Menurut David 2004 proses penyusunan strategi dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada. Kerangka analisa penyusunan strategi menurut David 2004 tertera pada Gambar 3. Gambar 3. Kerangka Analisa Penyusunan Strategi Tahap Masukan Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar organisasi Sedangkan data internal dapat diperoleh di dalam organisasi itu sendiri. Tahap masukan proses penyusunan strategi tertera pada Gambar 4. Tahap Masukan Input Stage Analisa Faktor Internal IFE Tahap 1: Tahap Masukan Input Stage Tahap 2: Tahap Penggabungan-Analisis Matching Stage Tahap 3 : Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage 43 Gambar 4. Tahap Masukan Proses Penyusunan Strategi Tahap Penggabungan - Analisis Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi. Dalam hal ini digunakan model matrik SWOT. Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan Strengths dan peluang Opportunities, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan Weaknesses dan ancaman Threats. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan organisasi. Dengan demikian perencana strategi strategic planner harus menganalisis faktor-faktor strategis organisasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisa SWOT. Tahap penggabungan ini tertera pada Gambar 5. Matriks Strengths- Weaknesses- Opportunities-Threats SWOT merupakan matching tools yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah : Strategi SO Strength-Opportunity, Strategi WO Weakness-Opportunity, Strategi ST Strength-Threat, dan Strategi WT Weakness-Threat. Strategi SO menggunakan kekuatan internal organisasi untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar organisasi. Strategi WO bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal organisasi dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Strategi ST bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. Strategi WT merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. Analisa Faktor Eksternal EFE Tahap Penggabungan – Analisis Matching Stage SWOT Matriks 44 Gambar 5. Tahap Penggabungan Matching Stage Proses Penyusunan Strategi Tahap Pengambilan Keputusan Setelah tahapan-tahapan terdahulu dibuat dan dianalisa, maka tahap selanjutnya adalah menetapkan strategi atau Decision Stage. Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM merupakan teknik yang secara obyektif dapat menetapkan strategi alternatif yang diprioritaskan. Tahap pengambilan keputusan ini tertera pada Gambar 6. Gambar 6. Tahap Pengambilan Keputusan dalam Proses Penyusunan Strategi QSPM adalah alat yang direkomendasikan untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi- strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Tahap Pengambilan Keputusan Decision Stage QSPM 45

III. METODOLOGI KAJIAN