39
Suatu proyek akan diterima bila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital atau lebih besar dari suku bunga yang didiskonto yang telah ditetapkan,
apabila sebaliknya maka proyek akan ditolak. Biasanya untuk menghitung besarnya IRR dilakukan trial and error dengan nilai suku bungan tertentu yang
dianggap mendekati nilai IRR yang benar, dan selanjutnya menghitung NPV dari arus pendapatan dan biaya. Jika nilai IRR lebih kecil dari nilai suku bunga yang
berlaku sebagai social discount rate, maka NPV proyek besarnya 0 negatif, artinya proyek sebaiknya tidak dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR
≥ dari social discount rate, maka proyek dapat dilaksanakan Gittinger, 1986.
2.10 Marjin Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu subsistem dalam pengembangan agribisnis disamping subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,
teknologi dan pengembangan sumberdaya pertanian, subsistem budidaya, dan subsistem pengolahan hasil. Keempat subsistem tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya dalam keseluruhan sistem agribisnis. Namun subsistem pengolahan hasil dan pemasaran
merupakan dua subsistem yang memiliki peranan yang sangat besar dalam meningkatkan nilai tambah produk yang merupakan ciri utama dalam
pengembangan agribisnis Saliem, 2004. Pemasaran adalah titik awal untuk analisis suatu kegiatan industri hasil
pertanian. Tanpa ada permintaan demand terhadap suatu kegiatan, maka tidak ada basis ekonomis untuk melakukan kegiatan ke hilir. Dalam produksi
pertanian, aspek pemasaran berperan strategis dalam upaya peningkatan pendapatan petani sebagai produsen. Pola pemasaran adalah proses
pergerakan barang mulai dari produsen sampai ke konsumen. Pola pemasaran umumnya dapat digambarkan dalam bentuk bagan rantai pemasaran Saliem,
2004. Analisis marjin pemasaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kompetisi
dari para pelaku pemasaran yang terlibat dalam pemasaran atau distribusi. Marjin pemasaran merupakan selisih antara harga yang diterima produsen
dengan harga yang dibayar konsumen Tomeck and Robinson, 1990 dalam Saliem, 2004. Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menganalisis marjin
pemasaran adalah mengidentifikasi pola jalur pemasaran yang ada di suatu wilayah. Tujuan analisis marjin pemasaran adalah untuk melihat efisiensi
40
pemasaran yang diindikasikan oleh besarnya profit keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran.
Pembahasan analisis marjin pemasaran perlu ditekankan pada dua hal yaitu pertama, rataan harga yang diterima petani produsen relatif terhadap harga
yang dibayar konsumen. Dalam hal ini semakin tinggi proporsi harga yang diterima produsen, semakin efisien sistem pemasaran tersebut. Kedua,
besarnya keuntungan profit yang diterima oleh masing-masing pelaku pemasaran relatif terhadap harga yang dibayar konsumen dan atau relatif
terhadap biaya pemasaran terkait dengan peran yang dilakukan oleh masing- masing pelaku. Profit atau keuntungan yang diterima oleh masing-masing pelaku
terkait dengan biaya untuk menghadapi resiko usaha dan biaya manajemen. Dalam hal ini besaran keuntungan, proporsional terhadap peran yang dilakukan
oleh masing-masing pelaku dalam proses pemasaran Saliem, 2004. Analisis marjin pemasaran dapat merefleksikan posisi tawar petani
produsen dalam struktur pasar yang ada dan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran Puslitbang Sosek Pertanian, 2003.
2.11 Nilai Tambah