Kondisi Geografis dan Administratif

64

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis dan Administratif

Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari 38 kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah Selatan Barat Daya. Letak geografis Kabupaten Pacitan berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1,389.87 km². Luas tersebut sebagian besar berupa bukit, gunung dan jurang terjal yang termasuk dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Selatan Pulau Jawa. Batas wilayah Kabupaten Pacitan adalah : - sebelah timur : Kabupaten Trenggalek - sebelah selatan : Samudera Indonesia - sebelah barat : Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah - sebelah utara : Kabupaten Ponorogo Jawa Timur Secara adminitratif, Kabupaten Pacitan terbagi atas 12 Kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Tulakan yaitu 161.61 Km², dan Kecamatan Tegalombo seluas 149.26 Km². Sedangkan kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Sudimoro yaitu 71.86 Km². Kondisi fisik alam Kabupaten Pacitan sebagian besar terdiri dari perbukitan yaitu kurang lebih 85 berupa gunung-gunung kecil, lebih kurang 300 buah menyebar di seluruh wilayah kabupaten, sedang selebihnya merupakan dataran rendah. Aspek topografi Kabupaten Pacitan menunjukkan bentang daratan yang bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut: 1 1. 0-2 persen meliputi ± 4.36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai; 2 2. 2-15 persen meliputi ± 6.60 persen dari luas wilayah baik untuk pertanian dengan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air; 3 15-40 persen meliputi ± 25.87 dari luas wilayah sebaiknya untuk usaha tanaman tahunan; 4 40 persen keatas meliputi ± 63.17 persen dari luas wilayah merupakan daerah yang harus difungsikan sebagai daerah penyangga tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem di kabupaten Pacitan. Kondisi topografis tersebut berpotensi terhadap 65 permasalahan bahaya kekeringan, banjir dan tanah longsor. Akibat faktor geografis yang menjadi pembatas maka ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan lainnya kurang mendukung, sehingga menjadikan kecamatan pada wilayah tersebut relatif terisolir dan pada sisi pengembangan ekonomi wilayah kurang menguntungkan.

4.2 Kependudukan dan Sumberdaya Manusia