144
menciptakan iklim yang kondusif dan kepastian hukum dalam upaya meningkatkan daya tarik investasi.
Adapun tujuan strategis pembangunan daerah Kabupaten Pacitan 2006- 2011 adalah: 1 Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan pemerataan
pendapatan masyarakat, dengan kebijakan yang ditempuh adalah penguatan dan perluasan jaringan pasar lokal serta optimalisasi sektor prioritas; 2
Peningkatan produktivitas sumberdaya manusia, dengan kebijakan yang ditempuh adalah pengembangan kewirausahaan berbasis sumberdaya lokal dan
sektor prioritas; 3 Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, dengan kebijakan yang ditempuh adalah peningkatan prasarana dan sarana
perekonomian; 4 Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan hidup dan sumberdaya alam, dengan kebijakan yang ditempuh adalah konservasi ekologi
kawasan; 5 Peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat, dengan kebijakan yang ditempuh adalah penanggulangan kemiskinan dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial; 6 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan dan kesehatan, dengan kebijakan yang ditempuh adalah peningkatan
layanan pendidikan dan kesehatan; 7 Pengembangan kapasitas aparatur pemerintah dalam rangka mewujudkan karakter “budaya administrasi publik
berbasis informasi teknologi IT”, dengan kebijakan yang ditempuh adalah peningkatan profesionalitas kinerja layanan publik; 8 Mengefektifkan partisipasi
dan penguatan kemitraan antar ketiga komponen pembangunan yaitu pemerintah, masyarakat dan sektor swasta, dengan kebijakan yang ditempuh
adalah aktivasi dan penguatan jaringan multi-stakeholders dalam pengelolaan sumberdaya lokal; 9 Pengelolaan berbagai potensi kekayaan kapital sosial,
warisan budaya dan kekayaan alam, dengan kebijakan yang ditempuh adalah aktualisasi warisan budaya lokal dan perilaku nilai-nilai religiusitas; 10
Peningkatan iklim yang kondusif untuk mendorong daya tarik investasi, dengan kebijakan yang ditempuh adalah penyelenggaraan sistem manajemen pelayanan
investasi terpadu; 11 Pembudayaan supremasi hukum melalui peningkatan konsistensi peraturan legal consistency dan penegakan hukum law
enforcement, dengan kebijakan yang ditempuh adalah peningkatan kepastian hukum.
7.2 Program Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Komoditas Kelapa
145
Dalam rangka memperoleh rumusan program dan kegiatan yang tepat pada pengembangan ekonomi lokal berbasis komoditas kelapa maka dilakukan
wawancara dengan sejumlah individu dengan status sosial yang relatif sama, dengan memfokuskan pada topik yang dibahas. Metode Focus Group
Discussion FGD yang merupakan wawancara dan diskusi kelompok, kurang memungkinkan untuk dilakukan mengingat kesibukan dan ketidaksamaan jadwal
pada masing-masing pejabat daerah. Dari hasil wawancara individual dengan sejumlah personal kunci, yang diperkuat dengan pengkajian literatur diperoleh
rumusan yang paling utama untuk menentukan program pengembangan ekonomi lokal berbasis komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan sebagai berikut :
A. Pada prioritas strategi pembentukan klaster kelapa dirumuskan program sebagai berikut:
1 Inisiasi pembentukan klaster, 2 Studi diagnostik dan perencanaan aksi,
3 Penerapan percontohan klaster kelapa, a Inventarisasi sumberdaya yang akan digunakan untuk pengembangan
klaster b Penyusunan model klaster komoditas kelapa
c Pemetaan wilayah percontohan d Pembangunan fasilitas sarana dan prasarana
4 Monitoring dan evaluasi atas implementasi klaster kelapa 5 Kemandirian dalam pengelolaan manajemen self-management.
B. Pada prioritas strategi penguatan kapasitas kelembagaan penunjang, dirumuskan program sebagai berikut:
1 Pengembangan kelembagaan sebagai unit produksi yang mencapai skala ekonomi berwawasan agribisnis
a Perencanaan dan penentuan pola usaha tani yang menguntungkan b Penyusunan rencana usaha
c Pengorganisasian kegiatan untuk kepentingan bersama seperti penerapan teknologi tepat guna yang telah disepakati, pengadaan
sarana produksi, pemasaran dll. d Perbaikan dan peningkatan proses produksi
2 Pengembangan kelembagaan sebagai wahana kerja sama, untuk saling memperkuat, meningkatkan produktivitas dan pendapatan
146
a Penetapan kesepakatan atau ketentuan yang wajib diikuti atau dilaksanakan oleh seluruh anggota kelompok, beserta sangsi bagi
anggota yang melanggarnya. b Pembagian tugas baik pengurus maupun anggota kelompok
c Tertib administrasi kelompok, meliputi catatan anggota kelompok, inventarisasi kekayaan kelompok, hasil-hasil pertemuan, keuangan,
surat menyurat, buku tamu dan lain-lain. 3 Pengembangan kelembagaan sebagai kelompok usaha, untuk melakukan
peningkatan usaha secara komersial a Analisis potensi pasar dan peluang
b Analisis potensi wilayah c Kerja sama kemitraan dengan perusahaan swasta maupun BUMN
C. Pada prioritas strategi pemberdayaan kelompok produsen primer maupun sekunder dan pengembangan SDM, dirumuskan program sebagai berikut:
a Inventarisasi kebutuhan pelatihan baik dalam aspek wawasan, ketrampilan maupun kepemimpinan bagi para produsen primer maupun
sekunder. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan pelatihan sesuai dengan harapan dan manfaat.
b Penyusunan model dan jenis pelatihan yang sesuai. c Pendampingan bisnis kepada pengusaha mikro dan kecil yang
terintegrasi, komprehensif dan berkelanjutan d Peningkatan kualitas dan kuantitas petugas penyuluh lapangan
e Penggerakan sarjana-sarjana dan lembaga swadaya masyarakat, dengan pembekalan ilmu kewirausahaan dan persiapan untuk melakukan
pendampingan dan penguatan pengembangan usaha, serta transfer pengetahuan
D. Pada prioritas strategi membangun forum kemitraan pengembangan ekonomi lokal di tingkat kabupaten dirumuskan program sebagai berikut:
1 Pembentukan jaringan kerjasama antar pelaku usaha melalui penyelenggaraan dan pembentukan forum-forum temu usaha dan lintas
pelaku secara reguler. 2 Pengembangan pola-pola kemitraan lokal dengan basis pemberdayaan
masyarakat E. Pada prioritas strategi dukungan teknis pada perbaikan proses dan aplikasi
teknologi, dirumuskan program sebagai berikut:
147
1 Dukungan teknologi dan pendampingan lapangan untuk memperbaiki proses atau meningkatkan kegiatan produksi yang telah ada
2 Pengenalan teknologi tepat guna dan proses adaptasinya 3 Pengenalan kegiatan atau proses produksi yang mengarah pada
diversifikasi produk. F. Pada prioritas strategi penguatan kegiatan promosi penjualan, dirumuskan
program sebagai berikut: 1 Pengembangan trading house, yang merupakan kegiatan usaha
bersemangat kemitraan yang berfungsi membantu memasarkan produk olahan kelapa para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah. Trading
house juga berfungsi melakukan survey pasar dan mempelajari fenomena pasar dalam rangka menghimpun permintaan pasar, menghimpun
pemesanan produk beserta spesifikasi teknis dan mutunya. 2 Mengorganisir pameran dagang lokal atau mengikuti event pameran
dagang di tingkat wilayah dan nasional 3 Penyebaran leaflet dan pemasangan iklan produk
G. Pada prioritas strategi branding penguatan merek dagang produk kelapa Pacitan, dirumuskan program sebagai berikut:
1 Pendirian klinik layanan kemasan dan merek. Klinik ini berfungsi membantu pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi untuk memperbaiki
dan mengembangkan sistem pengemasan produk yang dihasilkan serta mengembangkan merek produk. Dengan adanya klinik ini diharapkan
produk kelapa Pacitan memperoleh citra positif dari segi mutu dan kesan elitis di mata konsumen.
2 Standarisasi produk, yang meliputi proses produksi maupun kualitas dan ukuran. Hal ini penting untuk menjaga standar mutu yang dikehendaki
oleh pasar. 3 Pemasyarakatan Sistem Gugus Kendali Mutu, yaitu suatu sistem dalam
manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produk, dalam rangka meningkatkan daya saing
produk yang dihasilkan. H. Pada prioritas strategi pengembangan pasar domestik dan ekspor,
dirumuskan program sebagai berikut: 1 Pengenalan terhadap permintaan pasar dan preferensi konsumen pada
pasar domestik maupun pasar ekspor
148
2 Pengembangan produk turunan kelapa yang berorientasi pasar domestik dan yang berorientasi ekspor
3 Pengembangan kerja sama pengelolaan dan perdagangan produk antar daerah, sub regional dan internasional
4 Pengembangan jaringan pasar lokal, regional dan internasional 5 Pengoptimalan fungsi perwakilan Indonesia di luar negeri untuk promosi
dagang internasional 6
Mempelajari, menguasai dan mensosialisasikan aturan-aturan perdagangan, regulasi ekspor, serta pasar internasional dalam AFTA dan
WTO. I. Pada prioritas strategi pengembangan teknologi informasi pemasaran,
dirumuskan program sebagai berikut: 1 Pengembangan sistem informasi melalui sistem database
2 Pemanfaatan media internet email, chatting, electronic bulletin board dan video conference untuk pengembangan jaringan pemasaran, komunikasi
dan transaksi bisnis 3 Pembangunan situs website yang selalu ter-update.
J. Pada prioritas strategi penciptaan iklim usaha yang kondusif, dirumuskan program sebagai berikut:
1 Peninjauan kembali peraturan-peraturan daerah mengenai pungutan 2 Pengidentifikasian berbagai peraturan mengenai jaminan kepastian
berusaha dan mengembangkan berbagai prosedur yang memberikan kemudahan dalam perijinan
k. Pada prioritas strategi mobilisasi sumber dana untuk pembiayaan dan akses kredit dirumuskan program sebagai berikut:
1 Pembentukan lembaga-lembaga keuangan mikro di wilayah kecamatan pedesaan dan lembaga permodalan daerah, dengan penyediaan dana
talangan atau penggalangan dana ventura, dalam bentuk skim kredit murah berbunga rendah.
2 Pengembangan kelompok-kelompok pengusaha kecil dan atau koperasi yang dapat mempermudah akses kepada modal usaha investasi
3 Peningkatan kepercayaan perbankan terhadap usaha agribisnis mikro, kecil dan menengah, dengan penyiapan standar proposal layak usaha
dan manajemen keuangan usaha
149
l. Pada prioritas strategi investasi bagi pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana, dirumuskan program sebagai berikut:
1 Inventarisasi kebutuhan 2 Penambahan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
3 Pengembangan sistem pemeliharaan maintenance atas sarana dan prasarana yang tersedia.
7.3 Prioritas Strategi Pembentukan Klaster