27
Dalam kaitannya dengan prinsip pengembangan ekonomi lokal yang pro- poor, dalam penentuan komoditas unggulan daerah, disamping kriteria-kriteria
kelayakan teknis, permintaan pasar, serta efek multiplier suatu komoditi produk sektoral terhadap sektor usaha lainnya, faktor potensi nilai tambah langsung bagi
keluarga miskin juga sebagai kriteria penting Dendi et al., 2004.
2.2 Pengembangan Kawasan
Pengembangan kawasan adalah usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kesalingtergantungan dan interaksi antara sistem ekonomi
economic system, manusia atau masyarakat social system, dan lingkungan hidup beserta sumber daya alam ecosystem yang ada didalamnya Bappenas,
2004 Konsep kawasan adalah wilayah yang berbasis pada keberagaman fisik
dan ekonomi tetapi memiliki hubungan erat dan saling mendukung satu sama lain secara fungsional demi mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam kaitan ini, kawasan didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai fungsi tertentu, dimana kegiatan ekonominya,
sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan ini secara sendiri-sendiri maupun secara
bersama membentuk suatu klaster. Klaster dapat berupa klaster pertanian dan klaster industri, tergantung dari kegiatan ekonomi yang dominan dalam kawasan
itu. Suatu klaster pertanian diharapkan akan menjadi klaster industri Bappenas, 2004.
Tujuan pengembangan kawasan adalah: 1 Membangun masyarakat pedesaan, beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya; 2 Mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; 3 Mengurangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat; 4 Mendorong pemerataan
pertumbuhan dengan mengurangi disparitas antar daerah; 5 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan konservasi sumberdaya alam demi
kesinambungan pembangunan daerah; 6 Mendorong pemanfaatan ruang desa yang efisien dan berkelanjutan Bappenas, 2004.
Dalam pembangunan kawasan, dukungan kualitas sumber daya manusia yang memadai memegang peranan yang sangat tinggi. Namun dalam
kenyataannya, kualitas sumber daya masyarakat di daerah biasanya kurang memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, program peningkatan
28
kualitas tenaga kerja terampil perlu dipersiapkan secara lebih dini. Pentingnya program ini akan lebih terasa bila dikaitkan dengan teknologi yang dipilih.
Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan peralatan atau mesin pertanian atau industri, tanpa disertai dengan peningkatan ketrampilan orang
yang menjalankannya, justru telah menimbulkan banyak kesulitan dan hambatan Bappenas, 2004.
2.3 Strategi Pengembangan Kawasan Berbasis Klaster