37
yang dimaksud dibagi menjadi tiga bagian yaitu: a sebab yang berasal dari dinamika lokal sub wilayah, b sebab dari dinamika aktivitas sektor dari total
wilayah, dan c sebab dari dinamika wilayah secara umum. Secara umum gambaran kinerja seperti yang disebutkan diatas dapat dijelaskan dari tiga
komponen hasil analisis yaitu: 1 komponen laju pertumbuhan total atau komponen share, yang menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik
waktu yang menunjukkan dinamika total wilayah; 2 komponen pergeseran proporsional, yang menjelaskan pertumbuhan total aktivitas atau sektor tertentu
secara relatif, dibandingkan dengan pertumbuhan secara umum dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika sektor atau aktivitas total dalam wilayah;
serta 3 komponen pergeseran diferensial, yang menggambarkan bagaimana tingkat competitiveness suatu wilayah tertentu dibandingkan dengan
pertumbuhan total sektor atau aktivitas tersebut dalam wilayah Fonna, 2004.
2.9 Kelayakan Finansial
Analisis finansial berkepentingan terhadap penerimaan revenue yang akan diperoleh dari proyek. Analisis finansial juga penting bagi pihak luar
terutama bagi lembaga-lembaga keuangan yang memberikan pinjaman. Aspek finansial terutama menyangkut perbandingan antara pengeluaran dengan
pendapatan revenue earnings dari proyek, serta waktu didapatkannya hasil returns. Untuk mengetahui secara komprehensif tentang kinerja layak atau
tidaknya suatu aktivitas proyek maka dikembangkan berbagai kriteria yang pada dasarnya membandingkan antara biaya dan manfaat atas dasar suatu tingkat
harga umum tetap yang diperoleh proyek dengan menggunakan nilai sekarang present value yang telah didiskonto selama umur proyek tersebut Kunarjo,
2002. Beberapa metode yang populer untuk menganalisis suatu proyek antara
lain adalah : Analisis Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, Analisis Benefit Cost Ratio BC Ratio. Ketiga analisis proyek tersebut
menggunakan pendekatan nilai uang pada periode awal, yaitu periode dimulainya proyek. Semua arus uang, baik yang merupakan pengeluaran
maupun pendapatan proyek diukur dengan nilai uang pada waktu proyek dimulai. Hal ini disebabkan pengaruh dari tingkat bunga maupun tingkat inflasi Kunarjo,
2002.
Net Present Value NPV
38
Net Present Value adalah selisih antara arus pendapatan dari proyek dengan arus biaya yang telah dikeluarkan pada nilai sekarang. Apabila hasil
selisih tersebut positif maka proyek bisa dianggap menguntungkan, kebalikannya apabila hasil selisih tersebut negatif maka proyek dapat dianggap rugi Kunarjo,
2002. Dalam evaluasi suatu proyek, tanda go dinyatakan oleh nilai NPV yang
sama atau lebih besar dari nol. Artinya suatu proyek dapat dinyatakan bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek
≥ 0. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social opportunity cost faktor
produksi modal. Jika NPV 0, berarti proyek tersebut tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan, oleh sebab itu pelaksanaannya harus ditolak
Gray et al., 2002.
Benefit Cost Ratio BC Ratio
Benefit Cost Ratio sama halnya dengan metode Net Present Value yaitu membandingkan antara nilai produksi dan biaya yang telah dikeluarkan, dinilai
menurut nilai sekarang. Benefit Cost Ratio memperhitungkan rasio pendapatan dengan pengeluaran biayanya. Apabila rasio tersebut lebih dari 1 maka proyek
dianggap menguntungkan, apabila rasio kurang dari satu maka proyek dianggap rugi. BC Ratio dipakai secara eksklusif untuk mengukur manfaat sosial dalam
analisis ekonomi dan jarang dipakai untuk analisis investasi private Kunarjo, 2002.
Internal Rate of Return IRR
Analisis lain yang dipergunakan untuk penilaian proyek adalah Internal Rate of Return IRR. Seringkali diperlukan suatu analisis yang menjelaskan
apakah rencana proyek cukup menarik bila dilihat dari arus pengembalian yang telah ditentukan. Arus pengembalian internal Internal Rate of Return – IRR
adalah arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk = NPV aliran kas keluar Soeharto, 1997.
Internal Rate of Return adalah mencari tingkat bunga, dalam posisi apabila selisih nilai present value pada pendapatan dan present value pada
biaya adalah sama dengan nol. Atau dengan kata lain berapa tingkat bunga apabila proyek tersebut tidak untung dan tidak merugi Kunarjo, 2002.
39
Suatu proyek akan diterima bila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital atau lebih besar dari suku bunga yang didiskonto yang telah ditetapkan,
apabila sebaliknya maka proyek akan ditolak. Biasanya untuk menghitung besarnya IRR dilakukan trial and error dengan nilai suku bungan tertentu yang
dianggap mendekati nilai IRR yang benar, dan selanjutnya menghitung NPV dari arus pendapatan dan biaya. Jika nilai IRR lebih kecil dari nilai suku bunga yang
berlaku sebagai social discount rate, maka NPV proyek besarnya 0 negatif, artinya proyek sebaiknya tidak dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR
≥ dari social discount rate, maka proyek dapat dilaksanakan Gittinger, 1986.
2.10 Marjin Pemasaran