Kesimpulan KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

152

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

8.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan adalah penumbuhan klaster industri kelapa dengan mengoptimalkan kegiatan ekonomi komunitas yang selama ini telah terbentuk secara turun temurun sebagai klaster alamiah. Penumbuhan klaster industri kelapa yang menjadi perumusan strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan didasarkan pada: 1. Hasil kajian spesifik yang pertama, yaitu bahwa komoditas kelapa terbukti memiliki keunggulan komparatif dan potensial menjadi basis perekonomian di Kabupaten Pacitan. Wilayah kecamatan di Kabupaten Pacitan dengan sektor basis kelapa yaitu Kecamatan Pacitan, Arjosari, Kebonagung, Punung, Donorojo, Pringkuku, Tulakan, Ngadirojo, serta Sudimoro, ternyata memiliki kedekatan geografis sehingga dimungkinkan pembangunan suatu kawasan industri berbasis produk kelapa yang mencakup semua kegiatan dari pra produksi sampai pasca produksi, dengan melibatkan pelaku dari hulu ke hilir. 2. Hasil kajian spesifik yang kedua, yaitu bahwa sub sektor perkebunan di Kabupaten Pacitan secara agregat masih memberikan kontribusi pertumbuhan produksi sebesar 14.08 persen pada tingkat wilayah Propinsi Jawa Timur. Komoditas kelapa terbukti memiliki keunggulan kompetitif yang ditunjukkan dengan nilai pergeseran yang positif untuk jumlah produksi dibandingkan dengan kabupaten lain pada tingkat wilayah Propinsi Jawa Timur selama kurun waktu tahun 2003 dan tahun 2006. Tetapi potensi keunggulan komoditas kelapa ini, masih kurang disertai dengan upaya yang sungguh-sungguh untuk terus menjaga dan memelihara agar keunggulan ini tetap bertahan. Hal ini disebabkan nilai jual kelapa butiran dan kopra yang cenderung merosot, sehingga gairah petani dalam memelihara kebun dan juga perhatian Pemda Pacitan terhadap komoditas ini, menjadi menurun. 3. Hasil kajian spesifik yang ketiga, yaitu bahwa produk turunan kelapa mempunyai kelayakan finansial, nilai tambah dan marjin pemasaran yang potensial memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat petani dan produsen kelapa, bila diusahakan dalam bentuk industri pengolahan terpadu. 153 Analisis kelayakan finansial pengolahan kelapa secara terpadu pada 1 hektar lahan, menghasilkan nilai NPV positif, BC 1 dan nilai IRR suku bunga yang diasumsikan, sehingga secara finansial industri pengolahan kelapa layak untuk dikembangkan. Industri pengolahan kelapa terpadu yang menghasilkan keanekaragaman produk-produk olahan kelapa dapat memberikan nilai ekonomis dan meningkatkan nilai akhir tiap satu butir kelapa. Selain itu aktivitas pengolahan produk-produk turunan kelapa juga mampu menghasilkan nilai tambah, memberikan marjin keuntungan terhadap tenaga kerja dan pengusaha, serta sumbangan terhadap input lain pada setiap kilogram produk yang dihasilkan. Produk-produk olahan kelapa potensial memberikan marjin harga yang tinggi kepada petani dan produsen, bila sistem pemasaran semakin efisien. Klaster industri kelapa, diharapkan dapat mempercepat pengembangan unit-unit usaha mikro, kecil dan menengah produk kelapa di Kabupaten Pacitan, karena klaster merupakan aglomerasi ekonomi yang melibatkan pelaku dari hulu ke hilir, sehingga memungkinkan penggabungan skala usaha antar pelaku, yang karenanya dapat mengeliminasi beberapa kelemahan usaha mikro, kecil dan menengah yang selama ini terjadi, terutama di bidang produksi dan pemasaran. Unit-unit usaha rumah tangga produk turunan kelapa di Kabupaten Pacitan yang telah membentuk klaster alamiah karena kegiatan ekonomi secara turun temurun, tidak dapat memerankan fungsi yang mendukung pengembangan ekonomi di Kabupaten Pacitan jika tidak diperkuat oleh political will Pemerintah Daerah.

8.2 Implikasi Kebijakan