24
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan utama dari kajian ini adalah merumuskan strategi pengembangan ekonomi lokal berbasis
komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan. Untuk menjawab tujuan utama tersebut maka tujuan spesifik dari kajian ini adalah :
1. Mengevaluasi keunggulan komparatif komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan sehingga dapat
berfungsi sebagai basis ekonomi wilayah. 2. Mengevaluasi kontribusi sub sektor perkebunan pada struktur ekonomi dan
pergeseran komoditas kelapa di Kabupaten Pacitan untuk mengetahui keunggulan kompetitif komoditas kelapa.
3. Menganalisis peluang pengembangan klaster industri berbasis komoditas kelapa sebagai fokus strategi pengembangan ekonomi lokal dengan :
a. menganalisis kelayakan finansial komoditas kelapa dan produk turunannya
b. menganalisis nilai tambah produk turunan kelapa c. menganalisis sebaran marjin keuntungan diantara masing-masing
pelaku usaha.
Manfaat
Laporan kajian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan dan juga pihak-pihak terkait lainnya
dalam pengembangan perekonomian lokal. Selain itu laporan kajian ini memberikan masukan bagi Tim Manajemen Masyarakat Mandiri - Dompet
Dhuafa untuk mendesain program pengembangan ekonomi lokal berbasis komunitas di Kabupaten Pacitan maupun di wilayah sasaran lainnya.
Diharapkan laporan kajian ini dapat menjadi bahan dasar bagi pengembangan kajian lebih lanjut.
25
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Pengembangan Ekonomi Lokal
Pengembangan ekonomi lokal merupakan proses penjalinan kepentingan antara sektor pemerintah, swasta, produsen dan masyarakat,
dengan mengoptimalkan sumber daya lokal manusia, alam dan sosial, di dalam sebuah komunitas, dengan tujuan menciptakan pertumbuhan ekonomi dan
kesempatan kerja. Perhatian khusus diberikan pada dampak pertumbuhan ekonomi terhadap rumah tangga miskin dan usaha kecil Boulle et al., 2002.
Pengembangan ekonomi lokal adalah sebuah proses yang membentuk kemitraan pelaku stakeholders ekonomi, yakni pemerintah daerah, kelompok-
kelompok berbasis masyarakat dan sektor swasta dalam mengelola sumber daya yang tersedia untuk menciptakan lapangan kerja dan menggiatkan ekonomi
daerah. Pendekatan tersebut menekankan kewenangan lokal, menggunakan potensi sumber daya manusia, sumber daya fisik dan kelembagaan. Kemitraan
pengembangan ekonomi lokal mengintegrasikan upaya mobilisasi para pelaku, organisasi dan sumber daya, serta pengembangan kelembagaan baru melalui
dialog dan kegiatan-kegiatan strategik Dendi et al., 2004 Pengembangan ekonomi lokal merupakan sebuah pendekatan yang
menghubungkan daerah pedesaan atau daerah terbelakang dengan sistem ekonomi pasar guna memacu kegiatan ekonomi daerah tersebut.
Pengembangan dan integrasi tersebut dicapai dengan berfokus pada klaster yang memberikan kesempatan bagi kaum miskin untuk memainkan peranan
penting dalam kegiatan ekonomi itu. Pada gilirannya, implementasi pengembangan ekonomi lokal akan meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan
dan kesempatan, serta memunculkan strategi untuk menjaga agar sebagian besar kesempatan memperoleh pendapatan bertahan di daerah yang
bersangkutan. Daerah akan menerima manfaat berupa peningkatan kegiatan ekonomi sebagai akibat dari peningkatan pendapatan rumah tangga, di samping
memperoleh pendapatan langsung Boulle et al., 2002. Pengembangan ekonomi lokal dan pengentasan kemiskinan mustahil
dilakukan tanpa kemauan politik dan dukungan pemerintah, baik dalam menjamin kebijakan yang akomodatif maupun prioritas sumberdaya yang
menyangkut infrastruktur, fasilitas dan dukungan jasa-jasa. Selain pihak pemerintah, ada tiga stakeholder kunci lain yang harus diajak ikut serta dalam
26
setiap proses pengembangan ekonomi lokal yakni, sektor swasta, masyarakat dan produsen Boulle et al., 2004. Pengembangan ekonomi lokal diarahkan
untuk mencapai tiga tujuan yang saling berkaitan, yaitu a penciptaan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja; b berkurangnya jumlah penduduk
miskin; c terwujudnya mata rantai kehidupan yang berkelanjutan sustainable livelihood Dendi et al., 2004.
Pengembangan ekonomi lokal memainkan peranan penting dalam mendorong kapasitas produsen dan membantu mereka dalam memperkuat
posisi. Program penguatan yang dikembangkan difokuskan pada : a pembentukan basis kolektif atau mendorong kemapanan organisasi, b
meningkatkan ketrampilan dan kapasitas produsen, serta c menyiapkan wahana bagi para produsen untuk terlibat dalam perencanaan dan pembuatan kebijakan.
Produsen merupakan kelompok yang paling lemah dan memerlukan dukungan untuk menyuarakan kepentingan mereka maupun untuk meningkatkan
ketrampilan mereka. Mengorganisir para produsen ke dalam sebuah kelompok hanyalah merupakan salah satu bagian dari upaya untuk perbaikan.
Peningkatan ketrampilan dan kapasitas produsen dalam berproduksi dan menjalankan bisnis serta meningkatkan akses pasar, jauh lebih penting dari itu
semua Boulle et al., 2004. Kapasitas produsen harus dibangun melalui dua pendekatan. Pertama,
kapasitas organisasi agar memiliki suara yang kuat dan jelas dalam kemitraan, dan kedua, pengembangan ketrampilan untuk menjamin peningkatan produksi
dalam klaster yang bersangkutan Boulle et al., 2004. Konsep pengembangan ekonomi lokal yang pro-masyarakat miskin
mementingkan beberapa prinsip pokok, yakni : 1 investasi pada peningkatan sumber daya manusia dan kapital sosial penduduk miskin; 2 kebijakan dan
pelayanan yang menghasilkan tersedianya secara luas dan berkelanjutan kebutuhan dasar masyarakat akses pangan, air bersih, perumahan, kesehatan
dan pendidikan; 3 kebijakan dan pelayanan yang mengurangi biaya-biaya transaksi sehingga membuka peluang bagi masyarakat miskin untuk
memperoleh pekerjaan dan atau nilai tambah dari usaha sendiri; 4 peningkatan akses masyarakat miskin kepada sumber daya ekonomi modal, lahan, sarana
produksi, informasi pasar dan lain-lain; dan 5 pembangunan yang ramah lingkungan Dendi et al, 2004.