Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur

186 kinerja perdagangan wilayah terrebut, ditandai dengan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi pemerintah secara keseluruhan memang mampu meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah yang merupakan salah satu faktor pendorong para migran masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah penduduk akan meningkat karena arus migrasi masuk tinggi sehingga kebutuhanan wilayah juga semakin tinggi. Kekurangan kebutuhan wilayah Jawa-Bali akan diimpor dari wilayah patner dagangnya dalam hal ini adalah wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia. Simulasi kebijakan peningkatan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali juga memberikan dampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah sebesar 12.49 persen. Sekali lagi ini menjelaskan kepada kita bahwa akumulasi kapital sebaiknya dialokasi di wilayah-wilayah yang akumulasi kapitalnya lebih rendah.

6.2.15. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur

Indonesia Kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Timur Indonesia berdampak positif terhadap kinerja ekonomi khusunya di wilayah Timur Indonesia dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.020 persen. Kenaikan PDRB tersebut seterusnya akan berdampak pada meningkatnya permintaan tenaga kerja, sehingga upah juga meningkat sebesar 0.229 persen Tabel 61. 187 Tabel 61. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur Indonesia sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355221.5 0.0201 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1003287.0 0.1581 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 288139.0 3.2840 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17780.21 0.0266 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57654.87 0.1027 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17871.33 0.6533 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.83 0.0001 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65081.57 -0.0374 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18941.65 0.0641 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.524 0.0009 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.846 0.0009 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1018.88 0.2297 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8199.78 -0.0059 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20713.5 -0.0261 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8417.63 -0.7812 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.535 -0.0004 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.609 -0.0417 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.402 0.0002 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 464.956 -0.5399 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.972 0.2652 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.627 0.4969 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.922 -0.0068 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.936 0.2721 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.015 -0.0494 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 147.058 0.9829 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.843 -0.0257 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 418.974 -1.2749 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2844.74 0.1325 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2282.46 0.2884 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27306.9 0.0092 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55939.7 1.4498 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.293 0.0025 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.59 0.0575 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.365 0.0060 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.374 0.0042 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4634.97 0.2757 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6262.91 0.2643 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 180.545 1.8267 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.395 0.1096 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2404.63 -0.1957 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7426.70 -1.1115 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1070.33 -8.8452 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3861.46 0.2665 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 72348.7 1.0795 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1594.938 -0.1703 188 Tabel 61. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.713 -0.0044 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 699.285 -0.5398 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -276.219 2.2271 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 7.5129 -17.3112 Di pasar tenaga kerja terlihat bahwa penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia mengalami peningkatan yang disebabkan oleh karena kenaikan upah sehingga tenaga kerja akan menawarkan jasanya lebih besar, dimana penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.064 persen dan di Sumatera meningkat sebesar 0.0001 persen, sedangkan penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil, yaitu sebesar 0.037 persen. Menurunnya jumlah penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa- Bali antara lain disebabkan karena tinggi migrasi keluar dibandingkan dengan migrasi masuk di wilayah Jawa-Bali, yang digambarkan dari migrasi bersih menurun sebesar -0.539 persen. Dilihat dari neraca perdagangan, wilayah Timur Indonesia mengalami defisit sebesar 0.170 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di WTI tidak cukup untuk menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah WTI dari wilayah Sumatera mengalami peningkatan yang relatif besar yaitu 1.826 persen. Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di WTI selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 8.845 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah di WTI dapat menyerap tenaga kerja karena meskipun migrasi bersih di WTI itu sendiri mengalami peningkatan. Dari skenario simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi pemerintah 189 di WTI cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi WTI meskipun neraca perdagangannya masih defisit. Dampak kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di WTI adalah positif terhadap kinerja wilayah Sumatera dan Jawa-Bali yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah WTI dengan Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur di kedua wilayah, wilayah Sumatera dan Jawa-Bali juga memiliki neraca perdagangan yang positif, dimana neraca perdagangan Sumatera meningkat sebesar 0.266 persen dan Jawa-Bali meningkat sebesar 1.079 persen. Simulasi ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI berdampak pada neraca perdagangan yang defisit. Hal ini dapat dijelaskan karena meningkatnya PDRB wilayah karena investasi pemerintah akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Meningkatnya upah akan merespon para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah migrasi bersih di setiap wilayah meningkat dan tentu saja hal ini akan menambah jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan wilayah, dan untuk menutupi kekurangan kebutuhan akan permintaan domestik, maka diperlukan impor yang cukup tinggi. Peningkatan investas pemerintah di wilayah Timur Indonesia dapat dijadikan sebagai suatu instrumen kebijakan dalam menunjang pertumbuhan 190 ekonomi wilayah. Karena selain memberikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi di seluruh wilayah, juga dapat memperkecil tingkat ketimpangan antarwilayah yang relatif besar, yaitu 17.31 persen. 6.2.16. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia Masing-masing Peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia sebesar 10 persen dari rata-rata sebelumnya, secara umum berdampak pada peningkatan PDRB wilayah, kenaikan PDRB yang paling besar terdapat di wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia sedangkan yang terkecil terdapat di wilayah Jawa-Bali Tabel 62. Tabel 62. Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera, Jawa- Bali dan Wilayah Timur Indonesia masing-masing sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 372694.6 4.9400 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1037238.7 3.5475 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 288698.6 3.4846 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17921.53 0.8217 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 58055.04 0.7975 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17897.44 0.8004 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20188.43 0.0179 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65069.76 -0.0555 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18942.08 0.0664 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 854.949 0.2853 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.942 0.0123 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1019.03 0.2437 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8038.22 -1.9761 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20584.4 -0.6493 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8413.94 -0.8248 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 288.898 0.4735 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.628 0.0041 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 700.257 -0.1630 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 464.989 -0.5328 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.934 0.0280 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.625 0.4958 191 Tabel 62. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 663.421 -0.2326 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.897 0.0299 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 321.175 0.3127 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 147.061 0.9847 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.877 0.0568 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 419.097 -1.2459 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2941.62 3.5427 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2282.84 0.3049 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 28027.7 2.6494 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55978.0 1.5192 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 832.377 0.7387 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1056.80 1.6171 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 586.802 1.6405 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 696.302 1.1559 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4953.37 7.1642 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6669.67 6.7762 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 180.722 1.9267 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.404 0.1192 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2266.90 -5.9120 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7014.73 -6.5971 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1044.65 -11.0322 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3941.36 2.3411 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 72382.7 1.1271 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1617.055 1.2140 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -350.792 0.8213 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 697.011 -0.8632 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -276.415 2.1576 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 9.3780 3.2160 Kenaikan PDRB di setiap wilayah berdampak pada meningkatnya permintaan akan tenaga kerja, dan ketika permintaan tenaga kerja meningkat maka upah di setiap wilayah juga mengalami peningkatan. Peningkatan upah akan direspon oleh para pekerja dengan menawarkan jasanya lebih besar terutama di wilayah Sumatera dan WTI, sedangkan di wilayah Jawa-Bali penawaran tenaga kerja mengalami penurunan sebesar 0.037 persen yang disebabkan karena migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan. Dari simulasi ini dapat diketahui bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di masing-masing wilayah, disamping dapat menurunkan jumlah 192 penduduk miskin wilayah itu sendiri dan wilayah lainnya, juga dapat menurunkan jumlah penduduk yang mengangur yang relatif besar di setiap wilayah. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi pemerintah cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah. Alternatif simulasi kombinasi kebijakan tersebut memiliki dampak positif terhadap kinerja wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI yang ditunjukkan oleh peningkatan PDRB, penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI juga memiliki neraca perdagangan yang positif. Kombinasi kebijakan tersebut meskipun dapat mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi, tetapi tingkat ketimpangan antarwilayah mengalami peningkatan.

6.3. Rekapitulasi Hasil Simulasi