85
terhadap perubahan permintaan tenaga kerja adalah inelastis untuk setiap periode waktu.
Ekspor bersih wilayah Sumatera berpengaruh positif terhadap peningkatan permintaan tenaga kerja, meskipun secara statistik tidak signifikan pada taraf
kepercayaan 95 persen. Dalam model Ricardian, menyimpulkan bahwa negara-negara akan mengekspor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif
lebih efisien, dan mengimpor barang-barang yang tenaga kerjanya memproduksi dengan relatif kurang efisien. Dengan kata lain, pola produksi suatu negara
ditentukan oleh keunggulan komparatif Krugman Obstfeld, 1997, hal ini menunjukkan bahwa kenaikan ekspor juga akan mendorong pada permintaan tenaga
kerja. Jumlah permintaan tenaga kerja berbeda nyata dengan nol terhadap peubah
bedakala, hal ini menunjukkan bahwa terdapat tenggang waktu yang relatif lambat bagi perusahaan menyesuaikan jumlah permintaan tenaga kerja dalam merespon
situasi perubahan ekonomi.
5.2.2.2. Respon Permintaan Tenaga Kerja Wilayah Jawa-Bali
Berdasarkan hasil estimasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa permintaan tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali berhubungan negatif terhadap selisih
upah tenaga kerja sekarang dengan tahun sebelumnya yang diterima pekerja di wilayah Jawa-Bali dan secara statisitik berbeda nyata dengan nol pada taraf
kepercayaan 80 persen, meskipun responnya adalah inelastis baik dalam jangka pendek 0.034 maupun jangka panjang 0.049. Artinya bahwa ketika upah tenaga
86
kerja meningkat, maka permintaan akan tenaga kerja akan menurun lebih kecil dari kenaikan upah itu sendiri.
Tabel 11. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Permintaan Tenaga Kerja Wilayah Jawa-Bali
Label Parameter Prob
|t| Elastisitas Estimate
E
SR
E
LR
Intersep tenaga kerja Jawa-Bali 28721.12
0.0007 Selisih upah sekarang dengan tahun lalu Jawa-Bali
-25.615 0.1894
- 0.034
-0.049 Belanja pelayanan publik Jawa-Bali
0.0311 0.4132
0.011 0.015
PDRB Jawa-Bali 0.0086
0.0142 0.101
0.145 Lag net ekspor Jawa-Bali
0.0509 0.4011
0.035 0.049
Lag tenaga kerja Jawa-Bali 0.3052
0.0952
Belanja pelayanan publik tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan tenaga
kerja, meskipun demikian dari segi ekonomi masih memberikan pengaruh yang positif bagi peningkatan permintaan tenaga kerja dan responnya inelastis baik jangka
pendek maupun dalam jangka panjang. Artinya peningkatan belanja pelayanan publik sebesar satu persen, ceteris paribus, hanya akan meningkatkan permintaan tenaga
kerja sebesar 0.011 persen dalam jangka pendek dan 0.015 persen dalam jangka panjang.
PDRB yang merupakan proxy dari output wilayah Jawa-Bali secara statistik tidak berbeda nyata dengan nol, meskipun dari segi ekonomi masih memberikan
pengaruh yang positif bagi peningkatan permintaan tenaga kerja. Respon perubahan output terhadap perubahan permintaan tenaga kerja adalah inelastis untuk setiap
periode waktu. Ekspor bersih tahun sebelumnya wilayah Jawa-Bali tidak berpengaruh nyata
secara statistik, namun masih memberikan pengaruh positif bagi peningkatan
87
permintaan tenaga kerja. Respon perubahan permintaan tenaga kerja terhadap ekspor bersih tahun sebelumnya adalah inelastis baik jangka pendek maupun jangka panjang
artinya peningkatan ekspor bersih tahun sebelumnya sebesar satu persen, ceteris paribus, akan meningkatkan permintaan tenaga kerja sebesar 0.034 persen dalam
jangka pendek dan 0.049 persen dalam jangka panjang. Jumlah permintaan tenaga kerja berbeda nyata dengan nol pada taraf tingkat
kepercayaan 95 persen terhadap peubah bedakala, hal ini menunjukkan bahwa terdapat tenggang waktu yang relatif lambat bagi perusahaan menyesuaikan jumlah
permintaan tenaga kerja dalam merespon situasi perubahan ekonomi.
5.2.2.3. Respon Permintaan Tenaga Kerja Wilayah Timur Indonesia