Perpindahan dalam sumberdaya akan menguntungkan terhadap pemilik sumberdaya yang melimpah pada daerah yang memiliki harga faktor produksi
yang rendah dan merugikan terhadap pemilik sumberdaya pada daerah yang harga faktor produksi tinggi. Sulit menentukan kapan memperoleh keuntungan yang
lebih atau kerugian dari realokasi. Kondisi tersebut ditentukan oleh jumlah pekerja asal di masing-masing wilayah. Perpindahan sumberdaya akan meningkatkan
jumlah output, jika sumberdaya yang dibeli adalah nilai produk marginal. Misalkan, sumberdaya di wilayah J memiliki marginal produk yang lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah I, akan bemasalah jika pembayaran sumberdaya sama dengan nilai marginal produk. Jika sumberdaya ditransfer dari I ke J, nilai
output yang hilang di wilayah I akan lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan output nasional oleh sumberdaya pekerja di J. Karena itu, produk
nasional bruto akan meningkat sebagai hasil dari perpindahan sumberdaya. Model yang ditunjukkan Gambar 2 tidak menunjukkan respon
permintaan. Pergerakan permintaan dapat membantu menghapus perbedaan harga. Sebagai contoh, misalkan tenaga dan modal adalah faktor produksi utama. Tenaga
kerja dapat direalokasi dari upah yang rendah ke wilayah yang upah tinggi. Tetapi secara simultan, modal mengalir ke wilayah yang upah rendah sebagai
ganti keuntungan dari input komplementer yang berbiaya rendah.
3.1.4. Perpindahan Penduduk dan Tenaga Kerja
3.1.4.1. Ekonomi Migrasi
Secara umum penduduk melakukan migrasi dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di wilayah yang dituju, dan merupakan motivasi bagi
individu untuk bermigrasi. Sebagai contoh, upah yang tinggi di suatu wilayah,
maka pekerja dan keluarganya akan berpindah ke wilayah dengan upah tinggi. Motivasi untuk melakukan migrasi sangat berbeda diantara individu. Dalam
model ketidakseimbangan, upah dan kesempatan tenaga kerja merupakan kemungkinan faktor utama perpindahan tenaga kerja sedangkan dalam model
keseimbangan menjelaskan migrasi dimana pasar faktor produksi adalah seimbang.
Dalam berbagai analisis, migrasi sering diakibatkan oleh adanya pengaruh dorongan dan tarikan. Migran merespon pengaruh tarikan untuk pekerjaan dengan
gaji yang tinggi di wilayah tujuan dan merupakan faktor pendorong ketika di daerah asalnya rendah dan atau kesempatan tenaga kerja yang rendah di wilayah
asal. Pengaruh tarikan bekerja jauh lebih kuat dibandingkan dengan dorongan bekerja, sehingga migran akan berpindah ke daerah tujuan.
3.1.4.2. Faktor Non Upah
Beberapa tudi menjelaskan bahwa kecenderungan tenaga kerja melakukan migrasi ke daerah adalah karena upah yang lebih tinggi, tetapi faktor bukan upah
juga dapat membantu menjelaskan tentang migrasi. Di luar gaji, ada dua faktor yang mempengaruhi migran mengambil keputusan untuk berpindah yaitu: 1
keuntungan tunjangan tambahan, dan 2, perbedaan biaya hidup. Alasan-alasan lainnya seperti perbaikan kualitas hidup, prospek kesempatan promosi, dan
prospek upah yang tinggi di lokasi yang baru. Walaupun keputusan setiap individu untuk melakukan migrasi adalah kompleks, hampir semua faktor tersebut
dapat dijelaskan dengan konsep biaya dan keuntungan, karena nilai moneter dapat memberikan keutungan dan biaya non-moneter Blair, 1991.
Tabel 5. Matriks Daftar Faktor-Faktor Perbandingan Biaya-Keuntungan Berpindah
Keputusan Biaya Potensial
Keuntungan Potensial
A migration cost factors B migration pull factors
Transportasi ke tempat tinggal baru Pembayaran gaji yang tinggi
Ketidakpastian untuk menemukan pekerjaan
Preferensi atau memilih jenis pekerjaan Perumahan sementara mencari
pekerjaan Pendidikan yang baik untuk anak-anak,
diri sendiri Makanan sementara mencari pekerjaan Ada lembaga yang menyediakan jasa
untuk berkomunikasi yang baik Pakaian yang digunakan mencari
pekerjaan Lebih menarik, kehidupan social
Gangguan dari orang asing Kondisi social yang lebih baik, bangsa
dan etnik Perbedaan status social
Kehidupan yang asing dengan sekeliling
Kebutuhan untuk menggunakan bahasa lain, meningkatkan
berkomunikasi
Migrasi
Kebutuhan untuk mengubah cara berpakaian, perilaku, tingkah laku
sehari-hari
Tidak ber migrasi
C migration push factors D migration counterinfluence
Kesulitan mencari pekerjaan di tempat asal
Perumahan yang tidak mahal dan dapat digunakan
Kehilangan kesempatan rekreasi tempat asal
Makanan yang murah Dominasi yang kuat dari keluarga
Setiap hari berhubungan dengan keluarga
Ketidakpuasan hubungan social di tempat asal
Setiap hari berhubungan dengan teman lama
Ketidakpuasan terhadap kelembagaan tempat asal
Kehidupan yang dekat dengan sekeliling Menggunakan bahasa setempat,
kebiasaan setempat Ketidakpuasan ras, etnik, dan kondisi
politik Ada jaminan pekerjaan dari beberapa
orang
Tabel 5 diatas adalah menjelaskan tentang keuntungan dan biaya migrasi, alasan untuk memutuskan migrasi atau tidak bermigrasi dari suatu wilayah ke
wilayah lain. Prospek peningkatan pendapatan atau penghasilan merupakan salah satu komponen yang utama utama bagi setiap individu untuk memutuskan
melakukan migrasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor utama masih merupakan signal utama bagi individu untuk bermigrasi.
3.1.4.3. Model Harris-Tadaro