Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Jawa-Bali

170 bahwa investasi swasta di wilayah Sumatera efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah Sumatera. Dilihat secara makro, dampak simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Sumatera terhadap wilayah Jawa-Bali dan WTI berdampak positif bagi perekonomian ke dua wilayah. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Sumatera dengan wilayah Jawa-Bali dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat, digambarkan dari tingginya ekspor Jawa-Bali ke Sumatera dan secara keseluruhan ekspor bersih Jawa- Bali dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Untuk mendukung peningkatan investasi swasta tersebut, pemerintah daerah diharapkan dapat memotivasi para investor dengan kemudahan dalam sistem perijanan dan peraturan dan beli perlu memberikan insentif. Tinggi akumulasi kapital di wilayah Sumatera akan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi wilayah, apalagi jika di support denga stimulus investasi swasta lebih besar dari rata-rata sebelumnya, namun demikian sekali lagi ditunjukkan bahwa ketimpangan antarwilayah semakin lebar.

6.2.10. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Jawa-Bali

Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Jawa- Bali berdampak positif bagi kinerja ekonom di wilayah Jawa-Bali tersebut dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Jawa-Bali meningkat sebesar 3.074 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja. 171 Meningkatnya permintaan tenaga kerja akan direspon dengan kenaikan upah di wilayah Jawa-Bali sebesar 0.01 persen Tabel 56. Tabel 56. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Jawa-Bali sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355810.1 0.1858 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1032498.4 3.0743 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 279359.2 0.1369 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17819.26 0.2463 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57923.29 0.5687 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17773.14 0.1004 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.99 0.0008 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65109.01 0.0048 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18929.76 0.0013 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.587 0.0083 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.925 0.0103 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1016.65 0.0096 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8195.65 -0.0562 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20600.8 -0.5699 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8481.39 -0.0297 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.484 -0.0184 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.626 -0.0003 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.483 0.0117 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 467.540 0.0128 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.930 0.0030 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 166.786 -0.0069 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.540 -0.0642 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.893 0.0031 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.123 -0.0158 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 145.641 0.0099 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.854 0.0003 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 424.562 0.0418 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2930.07 3.1361 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2276.15 0.0113 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27328.1 0.0870 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55166.4 0.0474 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.465 0.0232 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1054.96 1.4401 Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.657 0.0566 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.617 0.0395 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4914.36 6.3202 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6619.18 5.9679 172 Tabel 56. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 177.427 0.0683 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.301 0.0067 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2365.73 -1.8102 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7185.72 -4.3202 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1156.62 -1.4964 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3939.95 2.3046 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 70961.0 -0.8592 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1612.701 0.9415 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.324 0.1055 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 703.259 0.0253 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -282.700 -0.0668 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 10.1706 11.9393 Pada pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan upah yang mengalami peningkatan, disamping kenaikan upah tersebut peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi bersih Jawa-Bali mengalami kenaikan sebesar 0.025 persen. Namun demikian neraca perdagangan wilayah Jawa-Bali mengalami defisit sebesar 0.859 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di wilayah Jawa-Bali tidak mampu menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah Jawa-Bali dari wilayah Sumatera dan WTI mengalami kenaikan yang relatif besar masing-masing sebesar 6.320 persen dan 5.967 persen secara berturut-turut. Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di wilayah Jawa-Bali selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 4.32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Jawa-Bali peningkatan investasi dapat menciptakan dan menyerap tenaga kerja, hal ini beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali meningkat, wilayah Jawa-Bali masih mampu menekan 173 jumlah pengangguran yang lebih besar. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi swasta di wilayah Jawa-Bali efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi wilayah meskipun neraca perdagangannya negatif. Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Jawa- Bali terhadap wilayah Sumatera dan WTI berdampak positif bagi kinerja perekonomian ke dua wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Jawa-Bali dengan Wilayah Sumatera dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari simulasi ini, temuan yang menarik perhatian adalah investasi swasta di wilayah Sumatera atau di wilayah Jawa-Bali ternyata tidak dapat meningkatkan kinerja perdagangan tersebut, ditandai dengan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah merupakan faktor pendorong para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah penduduk akan meningkat. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan akan wilayah, sehingga kenaikan PDRB yang relatif kecil tersebut tidak cukup untuk menutupi kekurangan permintaan, sehingga pada akhirnya akan meningkat permintaan impor yang cukup tinggi disetiap 174 wilayah. Alokasi investasi di wilayah Jawa-Bali juga dapat menyebabkan tingkat ketimpangan antarwilayah menjadi semakin meningkat. Hal ini sangat beralasan karena seperti kita ketahui bahwa Jawa-Bali tersebut memiliki akumulasi kapital yang relatif besar dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. 6.2.11. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Timur Indonesia Kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di wilayah Timur Indonesia berdampak positif terhadap kinerja ekonomi di wilayah Timur Indonesia tersebut dan juga wilayah lainnya. Hal ini terlihat dari PDRB wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 3.8383 persen. Kenaikan PDRB berdampak akan mendorong meningkatnya permintaan akan tenaga kerja. Meningkatnya permintaan tenaga tersebut secara langsung direspon oleh dengan kenaikan upah di wilayah Timur Indonesia sebesar 0.125 persen. Di pasar tenaga kerja terlihat bahwa penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh karena kenaikan upah yang mengalami peningkatan sehingga tenaga kerja akan menawarkan jasanya lebih besar, dimana penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia meningkat sebesar 0.034 persen dan di Sumatera meningkat sebesar 0.00001 persen, sedangkan penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil Tabel 57. Menurunnya jumlah penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali antara lain disebabkan karena tingginya migrasi keluar dibandingkan dengan migrasi masuk di 175 wilayah Jawa-Bali, yang digambarkan dari migrasi bersih menurun sebesar 0.280 persen. Namun demikian neraca perdagangan WTI mengalami defisit sebesar 0.094 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di WTI tidak cukup untuk menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah WTI dari wilayah Sumatera mengalami peningkatan sebesar yaitu 0.965 persen. Tabel 57. Dampak Peningkatan Investasi Swasta di Wilayah Timur Indonesia sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ PDRB Sumatera Rp Miliar 355150.3 355182.8 0.0092 PDRB Jawa-Bali Rp Miliar 1001703.0 1002448.3 0.0744 PDRB WTI Rp Miliar 278977.3 283966.8 1.7885 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 17775.48 17777.63 0.0121 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 57595.73 57623.56 0.0483 Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 17755.33 17813.66 0.3285 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang 20184.82 20184.82 0.0000 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang 65105.91 65093.69 -0.0188 Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang 18929.51 18935.98 0.0342 Upah Sumatera Rp Ribu 852.517 852.520 0.0004 Upah Jawa-Bali Rp Ribu 837.839 837.842 0.0005 Upah WTI Rp Ribu 1016.55 1017.82 0.1251 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang 8200.26 8200.06 -0.0025 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang 20718.9 20716.5 -0.0118 Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang 8483.91 8448.70 -0.4150 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang 287.536 287.536 -0.0003 Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang 39.626 39.617 -0.0215 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang 701.401 701.402 0.0001 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang 467.480 466.218 -0.2700 Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang 15.930 15.951 0.1365 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang 166.798 167.226 0.2565 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang 664.967 664.948 -0.0029 Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang 15.892 15.915 0.1399 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang 320.174 320.100 -0.0230 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang 145.627 146.409 0.5370 Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang 40.854 40.849 -0.0113 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang 424.385 421.687 -0.6358 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar 2840.98 2842.63 0.0583 Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar 2275.90 2279.41 0.1545 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar 27304.3 27305.5 0.0041 Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar 55140.3 55541.7 0.7279 Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar 826.273 826.282 0.0011 Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar 1039.99 1040.25 0.0249 176 Tabel 57. Lanjutan Keterangan Satuan Nilai Dasar Nilai Δ Impor Sumatera dari Jawa-Bali Rp Miliar 577.331 577.346 0.0027 Impor Sumatera dari WTI Rp Miliar 688.345 688.358 0.0019 Impor Jawa-Bali dari Sumatera Rp Miliar 4622.23 4627.89 0.1225 Impor Jawa-Bali dari WTI Rp Miliar 6246.40 6253.77 0.1180 Impor WTI dari Sumatera Rp Miliar 177.306 179.017 0.9650 Impor WTI dari Jawa-Bali Rp Miliar 91.295 91.366 0.0776 Jumlah Pengangguran Sumatera Ribu orang 2409.34 2407.19 -0.0893 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali Ribu orang 7510.18 7470.14 -0.5331 Jumlah Pengangguran WTI Ribu orang 1174.19 1122.32 -4.4171 Ekspor Bersih Sumatera Rp Miliar 3851.20 3856.34 0.1336 Ekspor Bersih Jawa-Bali Rp Miliar 71576.0 71965.5 0.5441 Ekspor Bersih WTI Rp Miliar 1597.659 1596.145 -0.0948 Migrasi Bersih Sumatera Ribu orang -353.697 -353.709 -0.0034 Migrasi Bersih Jawa-Bali Ribu orang 703.080 701.110 -0.2802 Migrasi Bersih WTI Ribu orang -282.511 -279.359 1.1158 Ketimpangan antarwilayah 9.0858 8.2405 -9.3037 Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di WTI selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 4.417 persen. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi swasta di WTI mampu menyerap tenaga kerja karena meskipun migrasi bersih di WTI meningkat jumlah penduduk yang menganggur dapat diturunkan. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi swasta di WTI juga cukup efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi WTI meskipun neraca perdagangannya negatif, namun tingkat ketimpangan antra-wilayah menurun sebesar 9.303 persen. Alternatif simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi swasta di WTI memiliki dampak positif terhadap kinerja wilayah Sumatera dan Jawa-Bali yang ditunjukkan oleh penurunan jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah WTI dengan Wilayah Sumatera dan Jawa-Bali memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus 177 migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur di kedua wilayah, wilayah Sumatera dan Jawa-Bali juga memiliki neraca perdagangan yang positif, dimana neraca perdagangan Sumatera meningkat sebesar 0.133 persen dan Jawa-Bali meningkat sebesar 0.544 persen. Dari simulasi ini juga menunjukkan bahwa peningkatan investasi swasta di wilayah Sumatera, wilayah Jawa-Bali dan WTI ternyata berdampak pada neraca perdagangan yang defisit. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi secara keseluruhan akan meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah. Kenaikan upah yang merupakan faktor pendorong para migran untuk masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah migrasi bersih di setiap wilayah akan meningkat dan tentu saja hal ini akan menambah jumlah penduduk. Meningkatnya jumlah penduduk karena arus migrasi akan mendorong pada meningkatnya kebutuhanan wilayah, sehingga kenaikan PDRB yang relatif kecil tersebut tidak cukup untuk menutupi kekurangan permintaan dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan impor yang cukup tinggi disetiap wilayah. Simulasi investasi swasta tersebut secara umum memberikan dampak yang positif untuk setiap wilayah, kecuali neraca perdagangan menjadi defisit karena tingginya permintaan domestik karena tinggi arus migrasi yang masuk ke wilayah tersebut, disisi lain tingkat ketimpangan antarwilayah juga dapat diperkecil. Hal ini mengindikasikan sekali bahwa akumulasi kapital di WTI masih perlu ditingkatkan dalam menunjang pembangunan ekonomi WTI. 178

6.2.12. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Swasta di Wilayah Sumatera,